Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Warganet Ungkapkan Dukacita

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar trending ungkapan duka cita kepergian sastrawan Sapardi Djoko Damono
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB. Sapardi menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Kepala Biro Humas dan Kantor Informasi Publik Universitas Indonesia (UI) Amelita Lusia membenarkan kabar meninggalnya Sapardi Djoko Damono.

"Ya, Mas," kata Amel saat dikonfirmasi Kompas.com (19/7/2020). 

Berita duka meninggalnya Sapardi juga telah tersebar ke media sosial Twitter. Warganet mengungkapkan duka mereka hingga Pak Sapardi menjadi trending topic Indonesia Minggu, (19/7/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga pukul 11.13 WIB, sudah ada ada 21.600 cuitan 'Pak Sapardi' di Twitter. Berikut di antaranya:

 "Innalillahi wa innailaihi rojiun
Semoga Pak Sapardi Djoko Damono mendapat tempat terbaik di sisi Sang Pencipta. Terima kasih untuk semua inspirasi, karya besar dan warisannya bagi dunia sastra bangsa kita. Wajah murung????????," tulis stand-up comedian Ari Kiting melalui akun twitternya @Arie_Kriting. 

"Hujan air mata di bulan Juli. Selamat jalan Pak Sapardi Djoko Damono," tulis wartawan senior Adib Hidayat di akun @AdibHidayat diikuti foto Sapardi jepretan fotografer Drawis Triadi. 

Politikus Budiman Sudjatmiko juga mengungkapkan ucapan duka cita kepergian mantan Dekan FIB UI periode 1995-1999 itu. 

"Tak ada hujan di bulan Juni, ada hujan air mata di bulan Juli..sebab itu aku ingin mencintaimu dgn sederhana, dgn kata yg tak sempat diucapkan kisah yg menjadikannya sejarah.
Selamat jalan penyair, pak Sapardi Djoko Damono...
Inalillahi wa'inailaihi roji'un," tulis Budiman di akun @budimandjatmiko. 

Baca juga: Karya dan Perjalanan Sastra Sapardi Djoko Damono

Sekilas tentang Sapardi

Mengutip Kemdikbud RI, Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair, dosen, pengamat sastra, kritikus sastra dan pakar sastra. Ia lahir di Surakarta pada 20 Maret 1940, putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian.

Dalam dunia sastra Indonesia, Sapardi Djoko Damono mempunyai peran penting. Dalam Ikhtisar Kesusasteraan Indonesia Modern (1988) karya Pamusuk Eneste, Sapardi dimasukkan dalam kelompok pengarang Angkatan 1970-an.

Dalam Sastra Indonesia Modern II (1989) karya A Teeuw, Sapardi digambarkan sebagai cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar 1960.

Terlihat perkembangan jelas dalam puisi Sapardi terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya. Ia dianggap sebagai penyair yang orisinil dan kreatif.

Puisi Sapardi Djoko Damono banyak dikagumi karena banyak kesamaan dengan yang ada dalam persajakan Barat yang disebut simbolisme sejak akhir abad ke-19.

Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain

Buku-buku karya Sapardi Djoko Damono yaitu

Sapardi juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam Bahasa Indonesia. Seperti Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea karya Hemingway), Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala, Amarah I dan II (The Grapes of Wrath karya John Steinbeck), dan lain-lain.

Baca juga: Mengenang Karya dan Peran Sapardi Djoko Damono di Dunia Sastra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi