Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laut Kaspia, Mengapa Danau Terbesar di Dunia Ini Disebut sebagai Laut?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Laut Kaspia
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com -Laut Kaspia atau Caspean Sea, merupakan sebuah wilayah perairan di tengah daratan yang dikelilingi oleh negara-negara Asia Barat dan Tengah.

Pada umumnya, kita mengenal istilah lautan sebagai perairan luas yang tidak tersekat wilayah daratan, namun sebaliknya lautlah yang mengelilingi daratan.

Tapi bukan seperti ini kondisi Kaspia.

Dia adalah perairan dengan luas 371.000 km persegi di tengah daratan yang membuatnya menjadi danau terbesar di dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Menyelisik Klaim China atas Laut Natuna...

Jika begitu, lalu mengapa Kaspia disebut sebagai laut?

Laut atau danau?

Melansir The Scientist, perairan dengan kedalaman maksimum 1.025 meter ini sebenarnya tetap bisa disebut sebagai danau, bisa juga disebut sebagai laut.

Kaspia disebut sebagai laut karena luasnya yang tidak biasa dan airnya yang memiliki rasa asin, tapi tidak seasin lautan.

Hal itu disebabkan oleh adanya aliran air tawar, terutama dari sisi utara.

Namun secara karakteristik, Kaspia adalah danau, karena terletak di tengah daratan dia tidak terhubung ke lautan luas karena terbentengi wilayah daratan.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration, wilayah perairan masih tergolong laut apabila sebagian sisinya saja yang dibatasi daratan. Tapi Kaspia seluruhnya, maka dia bukan laut.

Baca juga: Dapat 56 Juta Dollar AS dari Norwegia, Benarkah Emisi Karbon Indonesia Dikatakan Turun?

Sumber daya minyak 

Ada daratan Iran di sisi selatan, Turkmenistan di timur, Azerbaijan di barat, dan Kazakstan serta Rusia di sisi utaranya.

Jika benar Kaspia adalah danau, maka ia adalah 40 persen dari total luas danau yang ada di seluruh penjuru dunia.

Sejauh ini tidak ada kesepakatan internasional tentang pakem penyebutan perairan Kaspia ini, apakah harus disebut sebagai laut atau danau. Tapi itulah karakteristik dan kondisi yang ada.

Baca juga: Sejak Kapan Nelayan Asing Marak Curi Ikan di Laut Indonesia?

Penyebutan Kaspia sebagai laut atau danau, menurut Hanna Simnitskaya dalam jurnal Eurasian Studies 2011, memiliki konsekuensi politik dan ekonomi.

Jika Kaspia adalah sebuah danau, maka PBB dan hukum internasional tidak memiliki kendali atas perairannya. Sementara jika itu adalah laut, maka organisasi-organisasi internasional dapat memiliki kendali atas penggunaannya.

Ini sangat penting, karena di bawah wilayah perairan itu terdapat sumber daya minyak yang besar yang menjadikan akses pengelolaannya 'diperebutkan' secara ekonomi juga politik.

Baca juga: Natuna, Menteri Inggris dan Pandangan Ahli Geopolitik Jepang...

Sejarah laut Kaspia

Laut Kaspia yang saat ini ada adalah sisa dari Laut Paratethys Kuno, bagian dari Samudera Tethys yang ada 50-60 juta tahun silam.

Ketika itu, Samudera Tethys terhubung ke Atlantik dan Pasifik.

Kemudian selang ribuan tahun bergulir, platform benua mengalami pergeseran. Samudera Tethys kehilangan koneksi dengan Atlantik dan Pasifik.

Hal ini menyebabkan terbentuknya Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Aral.

Untuk Laut Kaspia, diperkirakan umurnya sudah mencapai 30 juta tahun.

Baca juga: Mengapa Menyalakan Mesin Mobil di Kapal Laut Berbahaya?

Dengan pemaparan ini, sekarang diketahui mengapa Kaspia memiliki air yang asin.

Arkeolog memperkirakan manusia mulai menghuni kawasan sekitar Kaspia pada masa 75 ribu tahun yang lalu.

Mereka adalah Suku Caspi yang tinggal di pantai sisi barat daya.

Pada abad X, di area pantai Kaspia, terdapat banyak sumur minyak keci.

Perusahaan minyak negara Azerbaijan, SOCAR, menyebut orang Eropa mulai mengetahui potensi ini sehingga mereka datang dan melakukan penyelidikan di abad XVI.

Sumur minyak lepas pantai pertama pun mulai dibor pada 1820.

Saat ini wilayah Laut Kaspia menjadi lokasi industri minyak dan gas terkemuka.

Baca juga: Ramai soal Minyak Goreng Curah, Apa Kandungan dan Bahayanya?

Ekosistem

Di banyak area perairan ini banyak disinggahi burung, terdapat ikan-ikan kecil, krustasea, dan tumbuhan air yang tumbuh subur.

Berdasarkan informasi, terdapat hampir 2000 spesies dan subspesies hewan di sekitar Kaspia.

Bahkan 400 di antaranya merupakan endemik wilayah itu, termmasuk camar Kaspia, kura-kura Horssfield, ikan putih Kaspia, salmon Kaspia, dan anjing laut Kaspia sebagai satu-satunya mamalia di perairan itu.

Lalu, ada juga satu jenis hewan yang sangat bernilai finansial tinggi di Laut Kaspia, hewan itu adalah Beluga sturgeon atau kadang disebbut sebagai sturgeon Eropa atau kaspia.

Beluga jenis ini merupakan ikan air tawar terbesar di dunia dan banyak ditangkap secara berlebihan karena harga jualnya yang tinggi.

Berbagai pembangunan modern telah menghancurkan keberlangsungan hidup mereka, saat ini pun keberadaan jenis ikan ini terancam punah.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi