Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Melintas, Ini Waktu Terbaik untuk Menyaksikan Komet Neowise di Sejumlah Wilayah Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Varga Jozsef Zoltan
Komet Neowise yang diabadikan di Hungaria, 14 Juli 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Komet C/2020 FE (Neowise) akan segera melintasi Indonesia. Fenomena langka ini akan dapat dilihat mulai 19-25 Juli 2020 setelah matahari terbenam.

Menurut keterangan resmi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Minggu (19/7/2020), meskipun akan terlihat secara kasat mata, komet akan semakin sulit dilihat di daerah yang memiliki polusi cahaya tinggi. 

Dengan panjang angular ekor yang cukup besar, komet dapat terlihat dengan binokuler, teleskop, atau kamera digital dengan kepekaan cahaya yang tinggi.

Fenomena ini cukup langka karena membutuhkan waktu 6.800 tahun lagi untuk dapat kembali mendekati orbit Bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Dapat Disaksikan Mulai Nanti Sore, Berikut Cara Memotret Fenomena Langka Komet Neowise

Waktu terbaik 

Sementara itu, masih dari sumber yang sama, waktu terbaik untuk mengamati komet Neowise yakni pada Kamis (23/7/2020).

"Komet mulai sulit dilihat dengan mata telanjang pada tanggal 26 Juli 2020 pada lokasi berpolusi cahaya tinggi," tulis Lapan dalam keterangan resminya.

Sedangkan langit yang bersih bebas dari polusi cahaya akan sulit dilihat mulai dari sekitar tanggal 5 Agustus 2020.

Baca juga: Mengenal Elon Musk, Pria di Balik SpaceX...

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging, membenarkan informasi tersebut.

"Benar. Akan tetapi, tergantung pada posisi pengamat. Secara umum, di Indonesia bisa mulai diamati dari19-20 Juli," jawab Sungging kepada Kompas.com, Minggu (19/7/2020) siang.

Pada 3 Juli 2020 pukul 23.20.06 WIB, komet Neowise berada di titik terdekat dengan Matahari, yaitu dengan jarak 44,1 juta kilometer.

Sedangkan titik terdekat komet dengan bumi akan terjadi pada Kamis (23/7/2020) pukul 09.41.30 WIB dengan jarak 103,5 juta kilometer.

Adapun observasi terakhir oleh CBOS (Coma Database Observer) menunjukkan bahwa nilai magnitudo komet ini telah mencapai +1,5.

Diameter koma (ekor komet) ini mencapai 17,7 menit busur atau sedikit lebih besar dari jejari tampak Bulan.

Komet ini paling terang ketika berada pada titik terdekat dengan Matahari dengan magnitudo tampak +1,4.

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/MIKALAUREQUE
Komet Neowise melintasi Irlandia pada 11 Juli 2020

Waktu pengamatan di tiap wilayah

Menurut Lapan, berikut adalah waktu pengamatan untuk menyaksikan fenomena langka komet Neowise di sejumlah daerah di Indonesia:

  • DKI Jakarta dan sekitarnya, pada Kamis, 23 Juli 2020, pukul 18.42-19.40 WIB dengan azimuth 318° – 314,9° (Barat Laut)
  • Bandung, Sumedang, Garut, dan sekitarnya, pukul 18.38-19.34 WIB dengan azimuth 318,2° – 315° (Barat Laut)
  • Padang, Sumatera Barat, pukul 19.17-20.30 WIB dengan azimuth 316,4° – 313,9° (Barat Laut)
  • Pasuruan, Jawa Timur, pukul 18.17-19.10 WIB dengan azimuth 318,4° – 315,2° (Barat Laut)
  • Pontianak, Kalimantan Barat, pukul 18.41-19.54 WIB dengan azimuth 316,3° – 314° (Barat Laut)
  • Parepare, Sulawesi Selatan, pukul 18.54-19.57 WITA dengan azimuth 317,4° – 315,9° (Barat Laut)
  • Tomohon, Sulawesi Utara, pukul 18.41-19.56 WITA dengan azimuth 316° – 313,9° (Barat Laut)
  • Tilong, Nusa Tenggara Timur, pukul 18.29-19.14 WITA dengan azimuth 319° – 315,9° (Barat Laut)
  • Biak, Papua, pukul 18.52-20.01 WIT dengan azimuth 316,7° – 314,2° (Barat Laut)

Seluruhnya memiliki magnitude +4,16 hingga +4,17 dengan konstelasi Ursa Mayoris.

Baca juga: Berikut Analisis Lapan soal Banjir di Luwu Utara

Lapan sendiri akan mulai mengamati komet tersebut pada Selasa (21/7/2020). Hari tersebut bertepatan dengan pengamatan hilal bulan Zulhijjah.

Selain Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lapan di Bandung, ada juga Balai Lapan yang akan mengamati di antaranya  adalah Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer (BPPA) Lapan Agam, BPAA Lapan Pontianak, BPAA Lapan Sumedang, BPAA Lapan Pasuruan, Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut (BUTPAAG) Lapan Garut, dan Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa dan Atmosfer, dan Penginderaan Jauh Biak.

Lihat Foto
WIKIPEDIA/Tomruen
Gerakan Komet Neowise (2/2020 F3) di langit

Tips untuk mengamati komet Neowise

Lapan juga menyampaikan sejumlah tips untuk mengamati Komet C/2020 F3 (Neowise) ini, yaitu sebagai berikut:

  • Pilih lokasi pengamatan arah Barat Laut yang bebas obstruksi, bebas dari polusi cahaya dan perhatikan jendela pengamatan
  • Gunakan instrumen pengamatan dengan medan pandang luas
  • Jika mengamati saat lintasan obyek sangat redup, gunakan instrumen berfitur go-to dan tracking/guiding yang bagus, gunakan kecepatan rana (shutter speed) yang tidak terlalu panjang
  • Jika komet redup, maka ambil citra yang sama berulang kali dan ambil citra kalibrasi (bias, dark, flat), kemudian ditumpuk (stack)
  • Gunakan penyangga kaki tiga (tripod)

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi