Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Mengenang Sapardi Djoko Damono | Fenomena Langka Komet Neowise

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/Don Sabdono
Sapardi Djoko Damono, sastrawan dan dosen UI pada Temu Kritikus dan Sastrawan, 12-16 Desember 1984.

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia berduka. Salah satu sastrawan terbaik negeri ini, Sapardi Djoko Damono, berpulang pada Minggu (19/7/2020).

Sapardi Djoko Damono meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Eka Hospital, Tangerang, Banten.

Kepergian Sapardi menyisakan duka mendalam. Berita seputar berpulangnya Sapardi Djoko Damono menjadi salah satu berita yang banyak diikuti pembaca sepanjang Minggu (19/7/2020) hingga Senin (20/7/2020) pagi.

Berita lainnya, seputar fenomena langka komet Neowise yang bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Selengkapnya, berikut beberapa berita populer Tren:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Mengenang Sapardi Djoko Damono

Sapardi lahir di Solo (Jawa Tengah), 20 Maret 1943 dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Ia merupakan anak tertua dari dua bersaudara.

Sapardi menempuh pendidikannya hingga SMA di Solo. Kemudian, ia mengambil jurusan Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memperoleh gelarnya pada 1964.

Berbagai karya telah dihasilkannya. Sapardi pergi, tetapi karyanya tetap abadi.

Baca beberapa berita berikut ini untuk mengenang Sapardi Djoko Damono:


2. Fenomena langka komet Neowise

Fenomena langka komet Neowise (C/2020 F3) dapat dilihat di Indonesia dengan mata telanjang mulai Minggu (19/7/2020) sore hingga Sabtu (25/7/2020) setelah matahari terbenam.

Meski terlihat secara kasat mata, komet akan semakin sulit dilihat di daerah yang memiliki polusi cahaya tinggi.

Kemunculan komet neowise merupakan fenomena langka karena baru akan kembali mendekari Bumi sekitar 6.800 tahun mendatang.

Nah, bagi Anda yang ingin menyaksikan komet Neowise, baca beberapa berita berikut:

3. Kesalahan umum dalam menggunakan masker

Sejumlah ahli meyakin, penggunaan masker dengan cara yang tepat dapat menekan penyebaran virus corona.

Penggunaan masker diyakini dapat menekan penyebaran dari penderita Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala (orang tanpa gejala) atau penderita yang belum menunjukkan gejala sakit.

Namun, ada sejumlah kesalahan yang kerap terjadi saat penggunaan masker.

Apa saja? Simak di sini:

INFOGRAFIK: 5 Kesalahan Umum Cara Pakai Masker

4. Penyebab cepat gemuk meski sedikit makan

Menjaga berat badan ideal tidaklah mudah. Ada yang sudah berupaya makan dengan porsi berlebih, tetapi tidak juga bertambah berat badannya.

Sebaliknya, ada yang merasa hanya makan dengan porsi sedikit tetapi cepat gemuk.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Dokter Gizi di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr Agnes Riyanti Inge Permadhi menjelaskan setidaknya ada tiga faktor yang memengaruhi.

Apa saja? Simak dalam berita berikut ini:

Cepat Gemuk meski Sedikit Makan, Ahli Sebut Tiga Faktor Penentu

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 14 Makanan untuk Turunkan Berat Badan

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi