Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Corona di Jateng Meningkat, Ganjar: Seperti Kita Menjala Ikan...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai rapat percepatan penanganan Covid-19 di Gedung B lantai V Kantor Pemprov Jateng, Senin (20/7/2020).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Apabila mengamati grafik penambahan kasus virus corona di Jawa Tengah, maka terlihat adanya penambahan yang cukup signifikan akhir-akhir ini.

Awal bulan Juli misalnya, kasus terkonfirmasi positif ada sebanyak 2.991 kasus menurut data dari https://corona.jatengprov.go.id/data.

Namun setelah 19 hari, dari sumber yang sama, kasus terkonfirmasi positif di Jawa Tengah mencapai angka 7.322 kasus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika sebelumnnya daerah yang banyak melaporkan adanya kasus konfirmasi harian adalah DKI Jakarta dan Jawa Timur, beberapa hari terakhir kasus harian di Jateng relatif cukup banyak. 

Pada peta sebaran kasus per provinsi di web Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 https://covid19.go.id/peta-sebaran, Jawa Tengah berada di provinsi nomor empat kasus terbanyak di Indonesia. 

Angka jumlah kasus pada laporan data provinsi dan gugus tugas terdapat perbedaan. 

Provinsi terbanyak pertama adalah Jawa Timur dengan 18.308 kasus, diikuti DKI Jakarta (16.538 kasus), Sulawesi Selatan (8,039), Jawa Tengah (6.932) dan Jawa Barat (5. 488 kasus). 

Baca juga: Lonjakan Kasus Corona Tinggi, Jateng Targetkan 4.991 Spesimen Tiap Hari

Transmisi lokal

Lantas mengapa jumlah kasus virus corona di Jawa Tengah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa hari terakhir?

Untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya, Kompas.com menghubungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Ganjar menyampaikan beberapa alasan yang mempengaruhi kenaikan angka kasus virus corona di Jateng.

Salah satunya dia menyebut telah terjadi transmisi penularan virus corona di Jawa Tengah.

“Terjadi transmisi memang. Ada beberapa daerah yang waktu itu sudah menjadi pengawasan kita, khususnya Semarang Raya dan Solo Raya,” ujar Ganjar saat dihubungi Kompas.com Senin (20/7/2020).

Selain itu Ganjar juga menyebut peningkatan angka kasus juga dipengaruhi oleh mulai banyaknya tes yang memang tengah digalakkan di Jawa Tengah.

“Saya memang meminta dari awal untuk melakukan pengetesan terus menerus, dari situ mulai nampak (kasus) kemudian dari hasil labnya banyak positif karena tracingnya, testingnya kita lakukan terus menerus,” ujar dia.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 20 Juli 2020

Pelacakan kasus

Contoh pelacakan kasus atau tracing dari transmisi yang diduga terjadi misalnya sempat ada klaster kondangan, dimana mereka diduga tertular setelah dari acara, kemudian pulang kembali ke tempat asalnya. 

Sehingga saat ada penemuan kasus, maka tracing dan testing dilakukan terhadap mereka yang melakukan kontak.

Contoh yang lain yang disebutkan Ganjar adalah kasus yang sempat terjadi di industri di Semarang beberapa waktu lalu yang menjadi salah satu klaster besar di Jateng.

“Itu hasil tracing kita, kemudian kita kejar terus menerus tracing seperti kita menjala ikan. Kalau jala itu kan kita tebar jaringnya kita dorong ke ujung. Itu model tracing yang kita lakukan,” ucap dia.

Dia juga mengatakan contoh transmisi lokal yang ada di Jateng adalah yang terjadi di rumah sakit.

“Mungkin ini ada transmisi di antara mereka. Dulu ada (rumah sakit) Karyadi yang terakir (rumah sakit) Moewardi dan UNS Solo,” terangnya.

Protokol kesehatan

Penyebab yang lain tingginya kasus corona di Jateng menurut Ganjar adalah masih kurangnya ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Berdasarkan pengamatan yang dia lakukan, Ganjar menilai masih banyak masyarakat yang susah terkait memakai masker dan jaga jarak.

Di sisi lain, Ganjar juga menerangkan bahwa Jawa Tengah akan kembali menaikkan target tes virus corona menjadi 4.991 tes per hari. 

Setelah sebelumnya target tes sekitar 3.000-an tes per harinya. 

Ganjar menyebut angka patokan tes tersebut berdasar hitungan para pakar. Yaitu apabila satu orang bisa sampai 26 orang yang ditrace, termasuk mereka yang berhubungan erat, dekat dan dan berpotensi.

Baca juga: Seminggu Terakhir Banyak Kasus Corona dari Perkantoran, Ini yang Perlu Diperhatikan

 
 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi