KOMPAS.com - Hari ini 13 tahun lalu, atau tepatnya pada 21 Juli 2007 novel Harry Potter ketujuh dan terakhir, Harry Potter and the Deathly Hallows, dirilis.
Dilansir History, cetakan awal di Amerika Serikat saja terjual 12 juta kopi.
Seperti novel-novel Harry Potter lainnya, novel ini juga dijadikan film dengan judul yang sama.
Baca juga: Kisah di Balik Viral Pernikahan ala Harry Potter dan Narnia...
Harry Potter merupakan gagasan dari penulis JK Rowling yang lahir pada 31 Juli 1965.
Novel pertama Rowling berjudul Harry Potter and the Philosopher's Stone disebut juga Harry Potter and the Sorcerer's Stone terbit di Inggris pada 1997.
Novel ketujuh ini masih menceritakan petualangan penyihir Harry Potter, Ron Weasley, Hermione Granger dan teman-temannya di sekolah sihir Hogwarts.
Dilansir New York Times, Kamis (19/7/2007), buku tersebut merupakan konfrontasi terakhir antara Harry Potter dan Lord Voldemort.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 16 November 2001, Debut Film Harry Potter
Teror di dunia penyihir
Dalam buku tersebut Harry telah kehilangan ayah baptisnya, Sirius, dan guru yang sangat disayanginya sekaligus kepala sekolah Hogwarts, Profesor Dumbledore.
Voldemort dan para pengikutnya telah menyusup ke Hogwarts dan Kementerian Sihir.
Mereka menciptakan malapetaka dan teror di dunia penyihir.
Baca juga: Mengenang Sapardi Djoko Damono dan Karya Abadinya bagi Dunia Sastra Indonesia
Sehingga tidak heran di buku ini Harry sering terlihat diliputi kekecewaan dan keraguan.
Dia terus berjuang mengendalikan emosinya ketika Ron dan Hermione mencari Horcrux yang hilang (benda magis rahasia tempat Voldemort menyembunyikan sebagian jiwanya).
Tanda luka di dahi Harry Potter yang diberikan Voldemort ketika kecil telah memberinya petunjuk keberadaan Voldemort, bahkan memikatnya semakin dekat ke sisi gelap.
Baca juga: Rekomendasi 5 Film Serial Terpopuler untuk Temani Masa-masa di Rumah
Titik balik
Salah satu titik balik di novel ini adalah saat Harry Potter dihadapkan pada pilihan harus mencari Horcrux atau terus mengejar Hallows (tiga benda magis yang dikatakan menjadikan pemiliknya penguasa maut).
Perjalanan Harry akan mendorongnya maju ke pertarungan terakhir dengan musuh bebuyutannya dan membawanya melihat masa lalu tempat orang tuanya meninggal.
Buku ini mejnadi pencapaian Rowling.
Dia berhasil membuat Harry menjadi sosok remaja yang utuh. Dia bersekolah, berkecan, menjadi pahlawan, dan akrab dengan semua orang.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Raksasa Produsen Pesawat Boeing Didirikan, Bagaimana Awal Mulanya?
Rowling dapat membuat narasi yang mencampurkan kiasan antara Shakespeare, Homer, Milton, dan Kafka. Dia juga dapat membuat lelucon konyol seperti dalam adegan permen rasa muntahan.
Narasi yang dibangun memadukan banyak genre seperti drama, detektif, dan sebagainya.
Novelnya telah menciptakan sebuah dunia yang sangat terperinci seperti L. Frank Baum's Oz atau JRR Tolkien Middle Earth.
Itu adalah sebuah dunia yang dengan sangat halus dibayangkan dalam hal sejarah dan ritual serta aturannya sehingga memenuhi syarat sebagai alam semesta pengganti.
Baca juga: Viral Video Tenaga Medis Parodikan Film Kera Sakti di Sebuah Rumah Sakit
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.