Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 4 Juta Warga New Delhi di India Diduga Telah Terinfeksi Corona

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Antrean warga di Delhi India. Kasus infeksi di daerah tersebut termasuk yang tinggi di India.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - India menjadi negara di Asia yang mencatatkan jumlah kasus infeksi virus corona tertinggi. Melansir Worldometers, Rabu (22/7/2020) total kasus infeksi virus corona di India hampir mencapai 1,2 juta kasus. Selain itu, tercatat pula korban meninggal lebih dari 28.000 orang.

India berada di peringkat ketiga dunia, di bawah Amerika Serikat dan Brazil dengan angka kasus infeksi terbanyak.

Sementara itu, sebuah studi menyatakan bahwa satu dari empat penduduk di New Delhi, ibukota India, mungkin pernah terinfeksi virus corona.

Studi itu dilakukan dengan menguji sampel darah dari 21.387 orang di Delhi. Di antara mereka, 23,48 persen ditemukan memiliki antibodi Covid-19, yang menunjukkan paparan terhadap virus corona sebelumnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit Nasional India dua minggu lalu itu, menunjukkan infeksi aktual di kota itu jauh lebih luas daripada jumlah kasus yang dikonfirmasi.

Melansir CNN International, pada hari Rabu (22/7/2020), Delhi telah mencatat total 125.096 kasus, hampir 1 persen dari total populasi yang mencapai 16,78 juta jiwa.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa sekitar 4 juta penduduk Delhi mungkin telah terinfeksi virus itu pada minggu pertama bulan Juli.

Delhi adalah kota yang menerima dampak terparah di India, dengan jumlah kasus virus corona terbanyak serta jumlah kasus terbanyak per kapita.

Delhi melaporkan 1.349 kasus baru pada hari Selasa (21/7/2020). Sedikitnya 3.690 orang telah meninggal karena virus korona di kota itu.

Baca juga: Laporkan 40.118 Kasus Covid-19 dalam Sehari, Bagaimana Kondisi di India?

Tanpa gejala

Dalam siaran persnya, Kementerian Kesehatan India mengatakan penelitian itu mengindikasikan bahwa sejumlah besar orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.

"Hampir enam bulan setelah epidemi dimulai, hanya 23,48 persen orang yang terkena dampaknya di Delhi, yang memiliki beberapa kantong populasi padat," kata kementerian itu.

"Ini dapat dikaitkan dengan upaya proaktif yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran infeksi," katanya, sembari mengutip langkah-langkah pencegahan seperti lockdown cepat dan pelacakan kontak.

Ketika India memberlakukan lockdown pada 25 Maret lalu, Delhi mencatat hanya 606 kasus Covid-19 dan 10 kematian. Namun, jumlahnya mulai meningkat setelah kota itu mulai mengurangi pembatasan lockdown pada minggu ketiga Mei.

Pelonggaran itu dilakukan dalam upaya untuk memulihkan kembali perekonomian mereka. Pada 8 Juni, sudah ada lebih dari 40.000 kasus di kota itu.

Rumah sakit kewalahan

Sejak saat itu, Delhi berjuang keras menyediakan tempat tidur rumah sakit yang cukup untuk mengatasi beban kasus yang melonjak. Sementara itu, dokter dan perawat juga kewalahan karena adanya lonjakan pasien.

Kota-kota lain di seluruh dunia telah melakukan studi antibodi yang sama beberapa waktu lalu, tetapi angka-angka dalam hasil mereka jauh lebih rendah daripada 23,48 persen di Delhi.

Pada bulan Mei, Swedia mengatakan 7,3 persen orang di ibukota Stockholm, menunjukkan keberadaan antibodi Covid-19 pada akhir April lalu, berdasarkan 1.118 tes darah yang dilakukan dalam waktu satu minggu.

Di New York, sebuah studi yang disponsori oleh Departemen Kesehatan Negara Bagian New York menemukan bahwa 14 persen orang dewasa di negara bagian tersebut memiliki Covid-19 pada akhir Maret, 10 persen lebih tinggi dari jumlah resmi.

Baca juga: Melihat Perkembangan Kasus Corona di 8 Provinsi Prioritas di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi