Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bolivia Temukan 400 Jenazah Terkait Covid-19 di Jalan dan Rumah-rumah

Baca di App
Lihat Foto
THINKSTOCK
Ilustrasi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Petugas kepolisian di negara Bolivia, Amerika Selatan, menemukan lebih dari 400 jenazah yang 85 persen di antaranya diyakini meninggal terkait Covid-19.

Jasad-jasad tersebut ditemukan di jalanan, kendaraan, dan rumah-rumah di sejumlah kota besar di negara itu. Mereka diyakini meninggal akibat infeksi virus corona.

Lebih dari 400 mayat ini ditemukan dalam periode pencarian selama 5 hari, sejak 15-20 Juli 2020. Sebanyak 191 jasad ditemukan di area metroplitan Cochabamba, 141 jasad ditemukan di ibu kota administratif La Paz.

Sementara di Santa Cruz, kota terbesar di Bolivia, di sana ditemukan 68 jasad, sebagaimana dikutip dari Aljazeera, Rabu (22/7/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Lebih dari 400 Jenazah Diangkut dari Rumah dan Jalanan Bolivia, Diyakini Terkena Covid-19

Kepala polisi nasional, Ivan Rojas mengatakan 85 persen di antara mereka memiliki kaitan dengan Covid-19, ada yang terkonfirmasi positif, dan ada pula yang sebelumnya menunjukkan gejala Covid-19.

Lalu 15 persen jasad lainnya disebutkan meninggal karena sebab yang lain, ada yang sakit, ada juga korban kejahatan kriminal.

Temukan 3.000 jenazah di luar rumah sakit

Berdasarkan kantor epidemiologis nasional, wilayah barat dari Cochabamba dan La Paz memang diketahui menjadi wilayah dengan penularan virus corona yang sangat tinggi.

Badan Investigasi Forensik Bolivia mencatatkan selama periode 1 April-19 Juli telah ditemukan lebih dari 3.000 jasad di luar area rumah sakit, sebagian dari mereka teridentifikasi terjangkit Covid-19.

Di Cochabamba, banyak orang mengantre untuk membeli pemutih seperti zat klorin dioksida setelah senat setempat mengizinkan penggunaannya untuk mengobati infeksi virus corona.

Hal ini tetap dilakukan masyarakat meskipun Kementerian Kesehatan telah memperingatkan masyarakat tidak menggunakannya.

Larangan diberikan sebab klorin dioksida disebut tidak cocok dikonsumsi manusia dan jika dikonsumsi bisa menimbulkan masalah serius.

Sudah banyak kasus yang diterima Kementerian Kesehatan soal masyarakat yang keracunan zat ini.

Tidak hanya Kementerian Kesehatan Bolivia, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pun mengatakan hal serupa.

Klorin dioksida berbahaya bagi kesehatan sehingga tidak boleh dibeli atau diminum untuk tujuan perawatan medis.

Hingga saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Bolivia berdasarkan Worldometers sudah mencapai 62.357 kasus infeksi, dengan kasus kematian di angka 2.273 orang.

Baca juga: Hotel Unik di Swiss Ini Tak Miliki Atap dan Dinding, Tertarik Menginap?

Sumber: Aljazeera

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi