Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Dokter Gigi Pakai APD Fashionable, Ini Ceritanya...

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Nina Agustin
Dokter gigi yang viral di media sosial karena kenakan APD fashionable.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Foto seorang dokter gigi yang mengenakan alat pelindung diri (APD) fashionable viral di media sosial.

Setelah ditelusuri, diketahui dokter gigi tersebut bernama Nina Agustin, dan saat ini tengah menempuh pendidikan spesialis di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Dalam kegiatan praktiknya, dokter yang sudah mempunyai enam cabang klinik di Malang Raya dan Pandaan ini mengenakan APD yang berbeda dari kebanyakan dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

Nina memilih mengenakan APD yang didesainnya sendiri. APD pun disesuaikan dengan ukuran tubuhnya.

Ia menceritakan, pandemi corona virus yang saat ini terjadi memang membuat semuanya berubah, termasuk dalam pelayanan seorang dokter kepada pasien yang harus memastikan keamanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dokter gigi harus langsung berhubungan dengan pasien dalam jarak yang sangat dekat. Membutuhkan APD dengan tingkat keamanan tingkat tiga, yang menutupi secara menyeluruh dari kepala hingga kaki," kata Nina saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/7/2020).

Baca juga: Viral Unggahan Penambahan Gula Pasir pada Sampo Bikin Kulit Kepala Bersih dan Sehat, Benarkah?

Nina mengatakan, sebelum mengenakan APD fashionable ini, ia mengenakan hazmat yang dijual di pasaran.

Namun, Nina mengalami sejumlah kendala saat harus melayani pasien.

"Awal pandemi dulu, saya pada saat praktik menggunakan hazmat yang besar, karena ukuran yang sangat besar itu ketika saya praktik suka nyangkut ke alat. Dengan ukuran yang besar juga enggak nyaman saat praktik," ujar dia.

Selain itu, ia juga berharap untuk menghapus rasa takut yang muncul di benak pasien dan ingin menimbulkan rasa nyaman.

"Setelah saya memakai APD, respons pasien luar biasa, pasien happy. Untuk dokter giginya pun juga merasa nyaman, semangat praktik lagi," kata Nina.

Baca juga: Tanggapan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia Terkait Viral Tudingan Sejumlah RS yang Merekayasa Kasus Covid-19

Penjahit

Nina mengungkapkan, membeli kain hingga desain APD dilakukannya sendiri.

Sementara, penjahitnya merupakan tetangganya yang memang sering mendapatkan pesanan membuat APD.

"Penjahit saya sering menerima orderan untuk donasi ke RS, jadi dia sudah membuat APD sesuai standar. Tapi enggak pernah membuat APD fashionable, baru pertama kali. Awalnya dia ragu tapi akhirnya mau dan tercipta APD ini," ujar Nina.

Meski dibuat secara mandiri, Nina memastikan bahwa APD yang dikenakannya tidak mengesampingkan sisi keamanan.

"Untuk APD-nya, (menggunakan) resleting anti-air, bahan anti-air yang dipakai di APD sekarang, ada karet di ujung tangan dan kaki, kemudian dilapisi plastik, ada penutup leher, ada penutup kepala yang rapat," lanjut dia.

Dengan APD berwarna-warni yang dikenakannya, Nina juga berharap bisa menghadirkan semangat di tengah pandemi virus corona yang masih terjadi.

"Warna-warni yang hadir dalam APD saya sebagai gambaran harapn akan pelangi di penghujung badai. Semoga kita semua diberikan ketabahan dan keselamatan dalam menjalani masa pandemi ini," kata Nina.

Biaya

Untuk satu buah APD custom membutuhkan kain sekitar dua meter kain hazmat dengan harga Rp 15.000-Rp 40.000 per meternya.

Sementara, biaya jahit per buahnya antara Rp 150.000-Rp 200.000.

Untuk APD bermotif, membutuhkan biaya tambahan untuk digital printing.

"Untuk APD yang custom, bermotif, tematik, perlu dibawa ke digital printing. Secara keseluruhan membutuhkan biaya Rp 300.000-Rp 400.000," papar dia.

Saat ini, Nina telah mempunyai sebanyak 25 APD dengan warna dan motif yang berbeda-beda.

Adapun APD yang dikenakannya ini dapat dicuci dan digunakan kembali.

Baca juga: Viral Unggahan Uang Rp 4 Juta Dimakan Rayap, Apakah Bisa Ditukar Baru?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi