KOMPAS.com - Sebagian besar siswa di Indonesia masih menjalani aktivitas sekolah dari rumah.
Proses belajar mengajar dengan guru berlangsung daring. Tak semua bisa menjalankan proses belajar online dengan mulus.
Dibutuhkan perangkat yang memadai dan jaringan internet yang mendukung.
Kenyataannya, tak semua siswa memiliki perangkat ponsel yang dapat mendukung kegiatan belajar-mengajar dari rumah.
Banyak kisah datang dari berbagai daerah tentang ini.
Melihat fenomena ini, sejumlah wartawan berbagai media menginisiasi gerakan donasi ponsel bekas.
Salah satu inisiatornya adalah Ghina Ghaliya, jurnalis The Jakarta Post.
Baca juga: Tips Memanfaatkan Tablet supaya Anak Senang Belajar dari Rumah
Melalui akun media sosialnya, Ghina mengajak masyarakat untuk mendonasikan ponsel bekas.
Ponsel-ponsel hasil donasi akan didistribusikan untuk siswa yang mengalami kendala perangkat untuk belajar dari rumah karena tak memiliki ponsel.
"Ide awalnya, pas keluargaku lagi kasih barang bekas untuk pemulung dekat rumah. Ternyata pemulungnya minta handphone bekas buat anaknya belajar di rumah,” cerita Ghina, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/7/2020).
Hal ini membuat Ghina prihatin. Di lokasi tempat tinggalnya, Tangerang Selatan, yang termasuk wilayah perkotaan, masih ada keluarga yang terkendala menyediakan gawai untuk mendukung proses belajar dari rumah.
Tak hanya ponsel, bersama sejumlah wartawan berbagai media, Ghina juga mendistribusikan berbagai bantuan lain bagi mereka yang terdampak Covid-19 di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Baca juga: INFOGRAFIK: Panduan Fitur Google Classroom
Melalui akun Instagram @wartawanlintasmedia, gerakan ini mengajak masyarakat untuk berkontribusi.
Menurut Ghina, di Jabodetabek, ia dan rekan-rekannya mendapati sejumlah keluarga yang hanya memiliki 1 ponsel dan digunakan bergantian untuk belajar.
“Pernah ada satu keluarga dengan 3 anak yang cukup susah kami verifikasi datanya saat itu, karena ternyata ponsel dipakai ramai-ramai,” ujar dia.
Ia menyebut, ada pula keluarga serta pasangan suami istri yang ingin mendaftar kartu prakerja, tetapi karena hanya memiliki satu ponsel, akhirnya digunakan bergantian dengan bongkar-pasang kartu sim.
“Hal kayak gini kan juga menghambat keluarga mencari nafkah juga di tengah pandemi,” kata Ghina.
“So far digerakinnya sama teman-teman wartawan dari beberapa media aja sih. Kami jumlahnya ada 11 orang,” lanjut dia.
Ghina mengatakan, untuk tahap awal, donasi ponsel bekas ini dilakukan di wilayah Jabodetabek serta beberapa wilayah yang dinilai sudah memenuhi persyaratan.
“Untuk batch awal ke Jabodetabek dulu, dan beberapa daerah lainnya yang anak-anaknya sudah kumpulkan persyaratan dan kami assess,” kata Ghina.
Bagi mereka yang ingin mendonasikan ponsel, berikut syarat ponsel yang bisa disumbangkan:
- Ponsel harus dalam keadaan bisa beroperasi
- Layar sentuh (touch screen)
- Tak ada masalah pada tombol power dan volume
“Retak sedikit enggak papa, baterai bocor juga enggak apa-apa. Charger enggak ada juga enggak apa-apa, nanti kami belikan,” ujar Ghina.
Sementara, syarat penerima adalah siswa calon penerima harus bersekolah formal serta menjalankan program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), memberikan salinan nilai raport terakhir (untuk verifikasi, bukan penilaian).
Siswa calon penerima donasi juga harus mengumpulkan beberapa assignment sebagai salah satu syarat.
Selain donasi yang diwujudkan dalam ponsel bekas, Ghina dan teman-temannya menggalang dana “Ponsel Pintar untuk Pelajar” melalui laman Kitabisa yang dapat diakses melalui link https://kitabisa.com/campaign/ponselpintaruntukpelajar
Untuk informasi selengkapnya mengenai gerakan ini bisa pula dilihat melalui link ini.
Baca juga: Belajar dari Rumah, Kurikulum Darurat dan Anjuran Kak Seto...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.