Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pakai Masker Bisa Cegah Lockdown Gelombang Kedua Corona? Ini Kata Para Ahli...

Baca di App
Lihat Foto
Image by Robert Pastryk from Pixabay.
Ilustrasi masker.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Memakai masker di tempat umum merupakan satu dari sejumlah protokol kesehatan yang wajib dilakukan seluruh dunia di masa pandemi virus corona Covid-19.

Masker dipercaya dapat menahan virus tidak menyebar ke lingkungan yang lebih luas dan mencegah diri tertular virus yang mungkin datang dari orang lain.

Di sejumlah negara, penularan virus masih terpantau tinggi, bahkan ada pula negara yang kasusnya sudah melandai, kini kembali menemukan banyak kasus baru, seperti yang terjadi di Jepang.

Apabila semua orang disiplin dan taat menggunakan masker, apakah bisa menghindarkan mereka dari kebijakan lockdown ?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi utama

Di Amerika Serikat yang tercatat sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia, sempat terjadi adu argumen terkait penggunaan masker.

Presiden Donald Trump bahkan sempat membebaskan rakyatnya untuk memakai atau tidak memakai masker sebagai bentuk dari kehidupan yang demokratis.

Dikutip dari npr.org, para ahli menyebutkan adanya harapan dari penggunaan masker ini.

Mereka mengatakan apabila seluruh msyarakat AS mengenakan masker secara masal, andai saja kasus di AS melonjak jauh melebihi kasus yang tercatat di musim ini, negara bisa menghindari pilihan kuncian seperti yang sebelumnya pernah diambil.

"Kita tidak pernah mencoba memakai masker sebagai strategi utama ketika penularan terjadi separah ini. Tapi saya yakin kalau kita ingin menghindari kuncian penuh, kita harus mencobanya," kata Direktur Harvard Global Health Institute, Ashish Jha.

Untuk pada tahapan itu, masyarakat mungkin butuh bukti ilmiah yang konkret bahwa masker ternyata tidak hanya mampu mencegah terjadinya penularan, namun juga menjadi obat mujarab agar tidak ada lagi yang menderita Covid-19.

Baca juga: Simak Cara Penggunaan Masker yang Benar dan Kesalahan yang Sering Dilakukan

Alat proteksi sederhana yang tersedia luas

Penggunaan masker dapat mengurangi potensi penyebaran virus seperti corona, hingga pada level tertentu.

Jika digunakan oleh orang yang sehat, masker dapat menyaring sejumlah tetesan atau embusan udara yang mungkin saja mengandung virus. 

Sementara pada orang yang sakit, tentu masker dapat menghalangi banyak virus yang secara tidak sadar mereka embuskan.

Ali Mokdad, salah satu anggota tim peneliti dari University of Washington's Institute for Health Metrics and Evaluation melakukan meta analisis di sejumlah wilayah atau negara terkait tingkat ketaatan masyarakatnya mengenakan masker dan pengaruhnya pada kondisi yang terjadi di wilayah atau negara tersebut.

Misalnya di China, Jerman, dan negara bagian AS.

"Caranya, dengan memanfaatkan setiap studi yang telah dipublikasikan soal perlindungan diri dengan masker, lalu menganalisis kembali semuanya," kata Mokdad.

Hasilnya, tim ini memperkirakan, paling tidak apabila 95 persen orang taat memakai masker saat di luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain, hal itu bisa mengurangi sedikitnya 30 persen potensi penularan.

Artinya, setiap satu orang terinfeksi daya tularnya berkurang 30 persen. Misalnya ia bisa menularkan pada 10 orang lainnya, maka karena 95 persen orang menggunakan masker, ia pun hanya berpotensi menularkan pada 7 orang lainnya.

Meski pengurangannya hanya 30 persen, namun apabila diakumulasikan hasilnya akan sangat besar mengingat persebaran virus corona ini bersifat eksponensial atau kuantitasnya terus meningkat.

Sehingga penggunaan masker secara masal ini bisa meluruhkan pola eksponensial yang biasanya terjadi.

Baca juga: Benarkah Penggunaan Masker Lebih Efektif Cegah Corona daripada Pembatasan Sosial?

Kuncian wilayah tak lagi jadi opsi

Mokdad dan timnya juga memperkirakan masyarakat yang secara masif terus meningkatkan penggunaan masker dalam kesehariannya dapat tetap memiliki roda ekonomi yang berputar dan tidak terkurung dalam kuncian.

Pemerintah AS sebelumnya memutuskan untuk memberlakukan lockdown saat terjadi 8 kematian dari satu juta rakyatnya akibat Covid-19.

Namun, apabila semua orang mengenakan masker, risiko penularan menurun, kurva kematian pun otomatis bisa melandai, maka kuncian sangat mungkin dihindari.

"Ada banyak harapan di sini," kata Mokdad.

Asish Jha dari Harvard menyebut efektivitas penggunaan masker secara masal ini juga tergantung dari wilayahnya, karena ada sejumlah wilayah di AS yang tingkat penyebarannya begitu tinggi, ada juga yang sedang, dan relatif rendah.

Jadi efeknya akan berbeda-beda, makan dan minum di bar masih akan tetap berbahaya, namun pergi ke kantor dengan sejumlah ketentuan tetap dapat dilakukan.

Pun dengan bisnis dan kegiatan sekolah, terutama tingkat menengah, semua bisa kembali beraktivitas dengan menggunakan masker.

"Tidak ada satu hal pun yang bisa memberi semua yang kita inginkan, tapi mengenakan masker secara masal adalah bagian sangat penting agar kita bisa mendapatkan kembali setidaknya 80 persen kehidupan kita," ujar dia.

Salah satu pejabat di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Brett Giroir juga mendukung pandangan ini.

Menurutnya, ketika lebih dari 90 persen anggota masyarakat mengenakan masker itu sangat dapat membantu mematikan wabah tanpa mematikan wilayah beserta seluruh kegiatan di dalamnya.

Giroir mengatakan ini benar-benar tindakan yang sangat sederhana.

Baca juga: Jangan Abaikan, Ini Buktinya Masker Tangkal Penyebaran Corona

Apakah cukup hanya masker?

Ahli biostatistik dari University of Florida, Natalie Dean mengatakan ia tidak yakin hanya dengan memakai masker maka semua bisa dikendalikan dan tidak terjadi kuncian.

Sejumlah negara di Asia yang menerapkan penggunaan masker secara masif memang berhasil mengendalikan virus, namun Chili dan Brasil yang juga melakukan hal serupa justru menunjukkan hasil yang kontra.

Dean meyakini ada banyak faktor lain yang terjadi meskipun faktor masker telah terpenuhi.

"Jika kita melihat sesuatu dengan pemodelan tertentu, itu karena perilaku manusia sangat rumit sehingga banyak hal berubah dengan sangat cepat. Jadi kemampuan kita untuk memprediksi efek dari faktor tertentu benar-benar rumit," ujarnya.

Hal ini ia sampaikan bukan sebagai bentuk dirinya yang tidak mendukung pengunaan masker secara luas. Dean setuju masker akan sangat membantu.

Namun, kunci utama bukan terletak pada penggunaan masker itu, melainan semua tindakan pencegahan harus tetap diikuti oleh masyarakat, seperti menjaga jarak fisik, menjaga kebersihan tangan, memasifkan tes dan pelacakan, isolasi, dan lain sebagainya.

Baca juga: Data Kematian PDP/Suspek Lebih Tinggi dari Kematian Positif Corona, Ini Kata Epidemiolog

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: www.npr.org
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi