Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 10.000 Petugas Kesehatan di Afrika Terinfeksi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
Ilustrasi tenaga medis
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ancaman Covid-19 terhadap petugas kesehatan di seluruh Afrika.

Berdasarkan data WHO, lebih dari 10.000 petugas kesehatan di 40 negara di Afrika positif terinfeksi Covid-19.

Mengutip SCMP, Jumat (24/7/2020), hal itu sekaligus menjadikannya sebagai tanda bahwa tantangan yang harus dihadapi petugas kesehatan akan semakin besar.

Benua yang pada awalnya terhindar dari pandemi virus corona, lanjut WHO, kini telah mencatat lebih dari 770.000 kasus dan lebih dari 16.000 kematian.

Beberapa negara mendekati angka infeksi kritis yang dapat memberi tekanan pada sistem kesehatan. Afrika Selatan salah satunya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas kesehatan terinfeksi

Afrika Selatan, Madagaskar, dan Kenya melaporkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit negara itu, saat ini sudah hampir penuh.

Afrika Selatan termasuk negara yang paling terpukul di antara negara-negara di dunia dan menyumbang 42 persen dari semua infeksi petugas kesehatan yang tercatat di benua itu.

"Ini menandakan tantangan staf medis di garis depan dalam penanganan wabah," kata Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti, Kamis (23/7/2020).

"Pertumbuhan yang kita lihat dalam kasus Covid-19 di Afrika menempatkan tekanan yang semakin besar pada layanan kesehatan di seluruh benua," lanjut dia.

Berdasarkan data WHO, secara keseluruhan, Afrika Selatan melaporkan 4.821 petugas kesehatan yang terinfeksi, diikuti oleh Ghana (2.065), Nigeria (987), Kamerun (593), Guinea-Bissau (250), Senegal (246), Guinea (244) dan Malawi (245).

Sejauh ini, sekitar 10 persen dari semua kasus secara global adalah di antara petugas kesehatan, meskipun tersebar di berbagai negara.

Di Afrika, informasi tentang infeksi petugas kesehatan masih terbatas. 

Gambia, Niger, Liberia, Guinea-Bissau, dan Mozambik memiliki proporsi tertinggi dari infeksi pekerja kesehatan di Afrika.

Namun, data petugas kesehatan yang sebelumnya terinfeksi hingga meninggal dunia, belum ada hingga saat ini.

Baca juga: Pemerintah: Stop Stigma Negatif ke Tenaga Kesehatan dan Pasien Covid-19

Kekurangan APD

Lihat Foto
INA FASSBENDER / AFP
Seorang petugas kesehatan dalam pakaian pelindung mengambil sampel dari mulut pengemudi kendaraan di pos pengujian virus corona yang didirikan di bekas bandara militer Guetersloh pada 30 Juni 2020. Angkatan Bersenjata Jerman dan organisasi bantuan telah mendirikan pos, di mana orang dapat diuji Covid-19 setelah wabah corona di pabrik daging Toennies.
Moeti mengatakan, kurang tersedianya alat pelindung diri (APD) meningkatkan risiko infeksi terhadap petugas kesehatan.

"Salah satu tantangan terbesar dalam melindungi petugas kesehatan adalah kekurangan global alat pelindung diri," kata dia.

WHO menjanjikan akan membantu mengisi kekurangan pasokan di wilayah tersebut dan 41 juta APD siap dikirim dari China untuk memenuhi kebutuhan 47 negara di Afrika.

Pengiriman untuk set pertama dari 23 negara di Afrika direncanakan akan dimulai selama akhir pekan ini.

Di banyak negara Afrika, Moeti mengatakan, pencegahan infeksi dan langkah-langkah pengendalian masih belum sepenuhnya diterapkan di fasilitas kesehatan.

Ketika WHO menilai klinik dan rumah sakit di seluruh Afrika untuk melakukan tindakan ini, hanya 16 persen dari hampir 30.000 fasilitas yang disurvei memiliki skor penilaian di atas 75 persen.

Banyak pusat kesehatan ditemukan kekurangan infrastruktur yang diperlukan untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan infeksi utama, atau untuk mencegah kepadatan yang berlebihan.

Hanya 7,8 persen yang memiliki kapasitas isolasi dan hanya sepertiga yang memiliki kapasitas untuk melakukan triase pasien.

Triase adalah tingkatan klasifikasi pasien berdasarkan penyakit, keparahan, prognosis, dan ketersediaan sumber daya.

"Satu infeksi di antara petugas kesehatan sudah terlalu banyak," kata Moeti.

"Dokter, perawat, dan profesional kesehatan lainnya adalah ibu, saudara, dan saudari kita. Mereka membantu menyelamatkan hidup yang sedang terancam kematian akibat Covid-19. Kita harus memastikan bahwa mereka memiliki peralatan, keterampilan, dan informasi yang mereka butuhkan untuk menjaga diri mereka sendiri, pasien dan kolega mereka aman," kata Moeti.

Baca juga: Amnesty: 89 Tenaga Kesehatan di Indonesia Meninggal, 878 Terinfeksi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi