Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Waktu yang Aman untuk Bertemu Pasien Sembuh Covid-19? Ini Penjelasan Ahli

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Antrean warga di Delhi India. Kasus infeksi di daerah tersebut termasuk yang tinggi di India.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Jumlah kasus infeksi virus corona masih terus meningkat di sejumlah negara. Namun meskipun demikian, grafik pasien yang sembuh juga terus bertambah setiap harinya. 

Kondisi tersebut memunculkan sebuah pertanyaan umum. 

Kapan waktu yang aman untuk kembali berada di dekat orang yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19?

Melansir Healthline, (20/7/2020), sebagaimana penyakit menular lainnya, waktu pemulihan dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, para ahli merekomendasikan orang-orang untuk mengikuti panduan yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Waktu aman yang dibutuhkan

"Umumnya saat ini diperkirakan waktu sekitar 10 hari setelah tes terkonfirmasi positif. Jika Anda tidak mengalami gejala apapun, tidak demam, maka Anda dapat dianggap tidak lagi dapat menularkan virus," kata Ahli Penyakit Menular di Vanderbilt University, William Schaffner.

CDC sendiri mengatakan bahwa waktu yang aman bagi seseorang yang sembuh dari Covid-19 untuk dapat kembali beraktivitas di lingkungannya bergantung pada sejumlah faktor.

Mereka yang telah terkonfirmasi Covid-19 dan mengalami gejala dapat kembali berada di sekitar orang lain setidaknya 10 hari sejak kemunculan gejala jika minimal dalam 24 jam tidak mengalami demam tanpa mengonsumsi obat penurun demam. 

Atau juga dapat menunggu hingga gejala yang dialami membaik.

Sementara, bagi orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan tidak mengalami gejala, mereka dapat kembali melakukan kontak dengan orang lain 10 hari sejak hasil tes positif tersebut.

Adapun orang yang memiliki immunocompromised, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter, apakah perlu melakukan isolasi selama lebih dari 10 hari atau tidak.

Orang-orang dalam kategori ini dapat kembali berinteraksi dengan orang lain setelah dua kali menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 berturut-turut setidaknya dalam waktu 24 jam.

Baca juga: Apakah Pakai Masker Bisa Cegah Lockdown Gelombang Kedua Corona? Ini Kata Para Ahli...

Memahami periode pemulihan

Para ahli mengatakan bahwa pemulihan ini bersifat kompleks dan tidak serta merta berarti seseorang benar-benar kembali sehat.

"Gejala-gejala dapat berlangsung dalam beberapa waktu sehingga belum sepenuhnya pulih," kata Kepala Departemen Penyakit Menular Anak di University of California Davis Children's Hospital, Dr Dean Blumberg.

Menurut Blumberg, sebagaimana penyakit menular pada umumnya, beberapa orang memang pulih dengan cepat dan tidak lagi menularkan virus pada orang lain.

Akan tetapi, sebagian lainnya mungkin tidak, dan replikasi virus masih dapat terjadi.

"Ketika Anda memutuskan untuk pergi dan masih menunjukkan gejala yang signifikan seperti batuk atau bersin, akan tidak nyaman berada di tempat umum. Orang-orang akan memperlakukan Anda dengan berbeda," kata Blumberg.

Bahkan ketika seseorang telah pulih dari Covid-19, para ahli menyarankan mereka untuk tetap berhati-hati ketika pergi ke luar rumah.

Antibodi

Meskipun ada sejumlah laporan tentang pasien yang terinfeksi Covid-19 dua kali, para ahli menyebut bahwa jika seseorang terpapar penyakit ini, mereka cenderung akan kebal untuk jangka waktu tertentu.

Namun, para ilmuwan belum mengetahui berapa lama antibodi ini akan bertahan pada seseorang yang menderita penyakit tersebut.

"Antibodi virus yang berbeda akan bertahan dalam periode waktu yang berbeda pula. Kami tidak tahu berapa lama antibodi virus Covid-19 akan bertahan. Kami pikir setidaknya satu tahun. Kurang lebih, tetapi masih harus diuji," kata Schaffner.

Baca juga: Data Kematian PDP/Suspek Lebih Tinggi dari Kematian Positif Corona, Ini Kata Epidemiolog

Tindakan pencegahan

Para pasien yang sembuh dari Covid-19 tetap diimbau untuk tidak mengunjungi kegiatan bersama orang lain di dalam ruangan (indoor).

"Virus menyebar dengan lebih mudah ketika orang-orang melakukan kontak dekat dalam waktu yang lama, terutama di dalam ruangan," kata dokter anak di San Diego, Dr Jaime Friedman.

Menurut dia, kontak paling aman dengan seseorang yang tidak dikarantina di rumah adalah dengan melakukan kontak di luar ruangan dan berjarak sekitar 2 meter, serta menggunakan masker.

"Kontak fisik seperti berpelukan atau berbagi peralatan pribadi juga dianggap dapat menjadi media paparan yang signifikan dan harus dihindari," imbuhnya.

Schaffner sendiri mendesak orang-orang untuk mendengarkan para ahli dan mengikuti anjuran terkait jarak fisik ataupun penggunaan masker.

"Semua individu, baik yang tengah terinfeksi Covid-19, telah sembuh, atau teman, anggota keluarga dari pasien yang berada dalam pemulihan, harus memainkan perannya masing-masing untuk menjaga masyarakat tetap aman," kata Blumberg.

"Ini adalah new normal dan orang-orang harus terbiasa. Menjadi masyarakat yang baik. Peduli dengan orang lain di dalam keluarga, di dalam komunitas, di dalam negara, dengan mengikuti rekomendasi ini serta menjaga kebersihan," tambahnya.

Baca juga: Melebihi Batas WHO, Positivity Rate Covid-19 di Indonesia 12,3 Persen, Apa Dampaknya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi