Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mana Asal Ayam Pertama di Dunia? Ini Studi Terbarunya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi ayam
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Selama berabad-abad, ilmuwan melakukan penelitian untuk mendapatkan jawaban dari mana ayam pertama kali berasal dan bagaimana unggas tersebut dijinakkan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ayam yang dijinakkan di China bagian utara selama zaman Neolitikum sekitar 8.050 tahun sebelum masehi atau Peradaban Lembah Indus sekitar 2.000 tahun sebelum masehi di Pakistan dan laut India.

Banyak ilmuwan percaya, masuk akal jika ayam disebut berasal dari dua negara itu, China dan India.

Namun, penelitian terbaru mengungkap hasil berbeda.

DaMelansir CNN, Jumat (24/7/2020), dalam penelitian soal asal-usul ayam di dunia yang dipublikasikan jurnal Cell Research, para ilmuwan menganalisis 863 genom dari sampel ayam di seluruh dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasilnya, ayam pertama di dunia kemungkinan ada di Asia Tenggara.

Para ilmuwan menemukan bahwa ayam modern diturunkan terutama dari ayam purba yang hidup di tempat yang sekarang bernama Myanmar, Laos, Thailand, dan China barat daya.

Co-author penelitian itu, Ming-Shan Wang, mengatakan, asal ayam bisa diketahui dari di mana ayam itu dijinakkan.

Baca juga: Asal-usul Kreo Selatan di Tangerang, Dulunya Rawa dengan Kawanan Unggas

Penelitian ini, kata dia, didasarkan pada informasi genetik dari DNA mitokondria atau 'data genom yang langka dari ayam komersial'.

Ming, yang juga peneliti pasca-doktoral di Paleogenomics Lab Universitas Santa Cruz, California, menyebutkan, studi sebelumnya terbatas karena jumlah sampel yang terbatas dan sampel burung hutan (genusnya sama dengan ayam peliharaan) yang buruk.

Hal itu membuatnya sulit untuk mengklarifikasi spesies yang berbeda.

"Hasil kami memberikan wawasan baru tentang sejarah evolusi ayam, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang sejarah manusia dan spesies lain di wilayah tersebut," kata dia.

Ia mengatakan, ayam modern paling erat kaitannya dengan subspesies unggas hutan merah liar, Gallus Gallus Spadiceus, yang saat ini hidup sebagian besar di China barat daya, Thailand utara, dan Myanmar.

Analisis para peneliti menunjukkan bahwa ayam domestik terpisah dari subspesies itu sekitar 12.800-6.200 tahun yang lalu, dengan domestikasi yang kemungkinan terjadi setelah punah.

Profesor arkeobotani di University College London's Dorian Fuller mengatakan, ayam-ayam kemungkinan dipindahkan dari daerah berhutan tropis atau rumpun bambu ke desa-desa yang dihuni manusia.

Baca juga: Pengusaha Tempat Pemotongan Unggas: Karyawan Tidur Bareng Ayam Tidak Ada yang Sakit

Sebuah studi penting

Penelitian ini adalah inisiatif sekuensing genom terbesar yang pernah ada untuk ayam domestik dan semua spesies burung hutan liar dari habitat alami mereka di seluruh dunia hingga saat ini.

Fuller mengatakan, ada penelitian genetika ayam lainnya, tapi yang membuatnya menjadi studi penting adalah cakupan unggas hutan liar yang digunakan, yaitu dari seluruh wilayah di mana unggas hutan liar muncul.

"Memiliki cakupan populasi liar benar-benar memungkinkan kita untuk memahami dari mana ayam berasal," kata Fuller.

Dia juga memuji metode penelitian ini.

Menurut Fuller, para peneliti mampu menentukan ayam 'liar' mana yang mungkin tidak benar-benar liar.

Bukti arkeologis dari daerah yang sekarang diidentifikasi sebagai asal ayam dapat memberikan wawasan tentang seperti apa perekonomian manusia yang pertama kali menggunakan ayam.

Dapat diketahui pula bagaimana manusia mengolah burung hutan yang langka menjadi sumber protein mereka.

Wang menambahkan, pengambilan sampel lebih lanjut dari unggas hutan liar dan dimasukkannya DNA purba juga memerlukan lebih banyak penelitian di masa depan.

Baca juga: Antisipasi Kelaparan Berlanjut, Korea Utara Bangun Peternakan Ayam

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi