Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Mengecek Kesehatan dan Memelihara Hewan Kurban? Ini Panduan Lengkapnya...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RAJA UMAR
Hewan kurban dijual di Pasar Hewan Cot Iri, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (25/7/2020). Menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, permintaan hewan kurban baik sapi dan kambing menurun diduga akibat pandemi Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pemerintah resmi menetapkan hari raya Idul Adha 10 Zulhijah 1441 Hijriah jatuh pada Jumat (31/7/2020). Hal itu sesuai dengan sidang isbat yang dilakukan pada Selasa (21/7/2020).

Jelang perayaan Idul Adha, permintaan hewan kurban, baik sapi dan kambing pun meningkat.

Sebelum membeli, masyarakat perlu memastikan bahwa hewan kurban yang dibeli bukan hanya sehat tetapi juga layak secara syariat Islam.

Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114 tahun 2014 disebutkan bahwa hewan kurban harus sehat, tidak cacat, dan tidak kurus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, hewan kurban juga mesti berjenis kelamin jantan dan sudah cukup umur untuk disembelih.

Baca juga: Belajar dari Kasus Bangkai Daging Kambing, Berikut Hal yang Harus Dilakukan apabila Keracunan Makanan

Lantas bagaimana cara mengecek kesehatan serta memelihara hewan kurban yang akan disembelih?

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB drh Supratikno mengatakan bahwa mengecek hewan sakit harus dilakukan oleh orang yang punya kompetensi medis.

"Namun secara sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melihat status present atau kondisi umum dari hewan," ujarnya pada Kompas.com baru-baru ini.

Dia menjelaskan, hewan kurban adalah hewan istimewa, berbeda dengan hewan sembelihan biasa.

Oleh karena itu harus memenuhi empat kriteria, yaitu sehat, tidak cacat, tidak kurus dan telah cukup umur/mussina/berganti gigi.

Baca juga: Bagaimana Cara Melindungi Hewan Peliharaan dari Infeksi Virus Corona?

Kriteria sehat

Lalu sehat itu seperti apa? Supratikno mengatakan secara sederhana hewan masih bisa dikatakan sehat jika:

  1. masih aktif bergerak
  2. nafsu makan baik
  3. aktif berinteraksi dengan hewan lain
  4. saling menaiki atau berkelahi
  5. suhunya normal berkisar 38 sampai 40 derajat celcius untuk kambing
  6. suhunya normal berkisar 37,5 sampai 39,5 untuk sapi
  7. rambutnya mengkilat, tidak kusam
  8. tidak ada kotoran di mata hidung, mulut dan anus.

Sementarai itu, hewan yang tidak cacat artinya tidak pincang, buta, telinga robek, berpenyakit kulit, dan lain-lain.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Selain itu menurutnya hewan harus gemuk, tidak boleh kurus. Hal itu karena bisa jadi pada hewan yang kurus, terdapat penyakit seperti cacingan dan tuberculosis di dalam organ dalamnya.

Hewan juga harus musinah atau sudah dewasa, karena hewan yang masih muda proporsi tulangnya tinggi dan proporsi dagingnya rendah.

Hewan muda juga lebih mudah stress dan mengalami susut bobot badan yang tinggi.

"Terkait masa pandemi corona, sampai saat ini belum ada informasi yang menyatakan hewan dapat terkena atau menjadi sumber penularan Covid-19," katanya.

Baca juga: Saat Kasus Covid-19 di Eropa Kembali Melonjak...

Sebagai antisipasi, selama proses penjualan, penampungan, dan penyembelihan, imbuhnya tentu harus menerapkan protokol kesehatan.

Prinsipnya, kata dia, penerapan higiene personal, kurangi kerumunan, hindari kontak langsung, dan hindari perpindahan orang.

Baca juga: Saat Warga Hong Kong Alami Kelelahan Pandemi

Pengecekan hewan

Saat disinggung terkait waktu yang tepat untuk melakukan pengecekan hewan kurban, imbuhnya, pengecekan dilakukan berkala di tempat-tempat penjualan hewan kurban dan penampungan di masjid.

Tapi pemeriksaan ante mortem dilakukan di penampungan masjid dan hanya berlaku 24 jam. Pemeriksaan ante mortem merupakan pemeriksaan kesehatan hewan kurban sebelum hewan disembelih.

Dia mengatakan saat hewan berada di masjid minimal ditampung dan diistirahatkan sebelum disembelih. Waktunya bisa bervariasi.

"Yang jelas harus ditempatkan di kandang penampungan yang ada atapnya, ada pagarnya, diikat dengan tali yang cukup, dan tidak terlalu panjang tidak terlalu pendek," kata Supratikno.

Baca juga: Mengenal Harimau Sumatera yang Terancam Punah...

Penting juga untuk memberikan makan jika ditampung lebih dari 12 jam, kemudian dipuasakan kembali selama 12 sebelum pemotongan.

Dia menambahkan, minum harus disediakan terus menerus selama di penampungan sampai menjelang dipotong.

Ada juga yang perlu dihindari. Menurutnya, dilarang mencampur ternak yang jenisnya dan ukurannya berbeda.

Itu karena ada bakteri Pasteurella multocida yang tidak menimbulkan gejala serius pada domba, tetapi akan menyebabkan sakit yang serius pada sapi.

Baca juga: Hasil Otopsi Kucing Viral Positif Dicekoki Ciu, Ini Bahaya Alkohol pada Hewan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi