Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ulkus Kornea, Infeksi Mata yang Disebabkan Bakteri pada Softlens

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Ilustrasi mata iritasi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah foto yang menampilkan kondisi mata memerah dan terdapat bayangan putih menghalangi kornea mata beredar di media sosial pada Jumat (24/7/2020).

Adapun foto itu diunggah oleh akun Twitter bernama Ayu, @rahmarahayu25.

Hal sepele yang bisa membuat mata mu buta, dalam hitungan hari saja," tulis Ayu dalam twitnya.

Dalam twit tersebut, ia menceritakan bahwa awalnya merasa ada gangguan mata setelah menggunakan softlens selama dua hari.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu ada air yang terus keluar dari matanya. Ia berupaya mengobati mata tersebut dengan obat tetes mata, namun belum kunjung sembuh.

Lantaran tidak mendapatkan kesembuhan, Ayu mencoba memeriksakan kondisi matanya yang terus berair ke rumah sakit.

Dokter menyebutkan bahwa ia terkena Ulkus Kornea, yaitu kondisi saat pupil matanya tertutup bayangan putih.

Sejauh ini, twit tersebut telah di-retwit dan dikomentari sebanyak lebih dari 4.200 kali dan telah disukai sebanyak lebih dari 18.200 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Apa itu Ulkus Kornea?

Menanggapi unggahan itu, dokter spesialis mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, dr Grimaldi Ihsan, SpM mengungkapkan bahwa kejadian yang dialami Ayu benar Ulkus Kornea.

"Betul, itu keadaan Ulkus Kornea. Infeksi pada kornea mata kita, banyak kejadiannya," ujar Grimaldi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/7/2020).

Baca juga: 5 Bahan Makanan untuk Imunitas Tubuh pada Obat Tradisional India

Menurut Grimaldi, infeksi tersebut terjadi karena adanya kontaminasi bakteri pada softlens, sehingga menyerang kornea mata.

"Kornea itu organ paling depan mata yang bersifat jernih pada keadaan normal. Ketika seseorang dengan gejala Ulkus Kornea akan mengalami mata merah, sakit, perih, berair, dan dapat disertai penurunan tajam penglihatan," ujar Grimaldi.

Umumnya, infeksi ini sering terjadi pada pengguna softlens yang kurang memperhatikan kebersihan atau higienitas softlensnya.

Selain itu, Ulkus Kornea juga dapat mengkibatkan kebutaan bagi penderitanya.

"Pada foto terlihat adanya bayangan putih, itu namanya sikatrik kornea atau jaringan parut pada kornea," lanjut dia.

Meski gejala yang terlihat seperti mata berair dan memerah, Grimaldi menyebutkan bahwa Ulkus Kornea tidak menular.

"Tidak menular. Rata-rata banyak terjadi di pengguna softlens di bawah 20 tahun, karena minim pengetahuan dan higienitasnya juga rendah, bahkan banyak juga yang suka kebawa tidur," ujar Grimaldi.

Saat tidur

Dilansir dari Kompas.com, (8/8/2014), Juru Bicara Akademi Ahli Mata Amerika (AAO), dr. Rebecca Taylor mengungkapan, tidur dengan masih memakai lensa kontak akan membuat kornea kekurangan oksigen.

"Itu sama seperti tertidur dengan kantong plastik menutupi kepala Anda," ujar Taylor.

Diketahui, ketika kita terjaga, kornea akan menerima oksigen dari udara.

Sementara, saat tertidur, kornea akan mendapatkan nutrisi akan lubrikasi dari air mata dan cairan gelatinus yang disebut aqueous humor.

Maka, jika kita tertidur dengan lensa kontak yang masih menempel, akan ada hambatan antara kelopak mata dengan kornea, apalagi lensa kontak menutupi hampir seluruh permukaan kornea.

Baca juga: Soal Pagar Tembok 1 Meter yang Dibangun karena Kotoran Ayam, Ini Tanggapan Pakar Hukum

Pencegahan

Agar terhindar dari infeksi tersebut, hal yang perlu diperhatikan ketika memakai softlens yakni menjaga kualitas dan kebersihan softlens.

"Direkomendasikan menggunakn softlens yang disposable dan baiknya menggunakan softlens tidak lebih dari 12 jam, jaga selalu kebersihan tangan saat membersihkan softlens," ujar Grimaldi.

Ia menambahkan, seseorang juga penting untuk menjaga kebersihan kontainer atau wadah softlens.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi