Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Bersepeda Tidak Membahayakan Jantung, Simak Penjelasan Dokter Ini

Baca di App
Lihat Foto
Dyandra Promosindo
Tren Bersepeda tengah menjamur di kalangan warga kota.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Bersepeda menjadi tren sejak pandemi Covid-19, tidak hanya di Indonesia namun juga booming di sejumlah negara di dunia. 

Akan tetapi bagi yang baru mencoba atau karena ikut-ikutan, atau memiliki riwayat penyakit jantung, maka Anda perlu berhati-hati.

Sebab sejumlah kejadian pesepeda tiba-tiba terjatuh dan terkena serangan jantung bermunculan.

Baru-baru ini di Jogja ada seorang kakek yang meninggal saat bersepeda. Dia memiliki riwayat jantung dan sempat mengeluh kehabisan obat jantung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari Kompas.com (19/7/2020), kakek yang meninggal tersebut adalah Sugiyanto (60), warga Kedundang, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sebelum meminggal saat bersepeda, dia sempat mengeluh kehabisan obat jantung.

“Tidak ada sambatan (keluhan). Hanya saja, sambatnya obat hampir habis,” kata Siti Mulyani (61), istri Sugiyanto.

Menurut Siti, suaminya memang memiliki riwayat jantung sejak empat tahun terakhir.

Baca juga: Ramai Orang Gowes Sepeda, Bagi Pemula Waspadai Bahaya Serangan Jantung

Perhatikan kemampuan fisik

Dokter spesialis Jantung di RS Jantung Binawaluya dr. Dian Larasati Munawar, SpJP mengatakan sebenarnya sepeda merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan.

Akan tetapi sebelum bersepeda, perlu memperkirakan kemampuan fisiknya dengan stratifikasi risiko. Dian mengatakan, ada orang-orang yang berisiko, salah satunya yang memiliki penyakit jantung.

"Pada prinsipnya olahraga itu tidak akan memicu serangan jantung. Yang kadang terjadi adalah dia nggak tahu dia ada sakit apa, lantas langsung memulai olahraga dan dengan intensitas yang berat akhirnya serangan jantung," kata Dian pada Kompas.com, Minggu (26/7/2020).

Sementara itu untuk orang-orang yang punya penyakit jantung, dia tidak menyarankan melakukan olahraga kompetitif seperti badminton, voli, bersepeda rombongan, dan lainnya.

Namun sebaiknya melakukan olahraga ringan yang tidak membahayakan jantung seperti senam atau jalan sehat. 

Intensitas olahraga

Menurut Dian, orang yang punya penyakit jantung perlu memperhatikan kondisi tubuhnya saat bersepeda. Intensitas bersepeda jangan terlalu berat.

Ketika sudah ada keluhan di dada seperti ngos-ngosan dan lainnya, maka jangan dipaksakan tetap bersepeda.

Dian mengatakan orang-orang yang punya penyakit jantung maupun penyakit bawaan lainnya (diabetes, hipertensi, hiper kolesterol, dan lain-lain) sebaiknya menjalankan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum bersepeda atau berolahraga lainnya.

Tak hanya itu, orang-orang yang lama tidak berolahraga dan ingin memulai olahraga lagi juga sebaiknya melakukan pemeriksaan.

Terutama pada laki-laki berumur 45 tahun ke atas dan perempuan berumur 55 tahun ke atas yang mempunyai faktor risiko.

"Sebaiknya perlu pemeriksaan dulu," tutur dia. 

Baca juga: Banyak yang Mulai Melirik Sepeda, Transportasi Aman Selama Pandemi Covid-19

Tes kesehatan

Dia menjelaskan pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah treadmill test di rumah sakit. Meski pemeriksaan itu sederhana, tapi dirasa sudah cukup.

"Apakah staminanya baik, apakah ada gangguan irama jantung, apakah ada gangguan penyempitan darah, dari treadmill test kita bisa tahu," kata Dian.

Selain itu, orang yang melakukan treadmill test akan diminta berjalan di atas treadmill, kemudian dokter akan memantau kondisi jantungnya.

Dari tes tersebut nantinya bisa ditentukan olahraga apa yang cocok dan berapa lama bisa melakukan olahraga itu. Termasuk boleh tidaknya seseorang bersepeda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi