Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] 100.000 Kasus Covid-19 di Indonesia | Pekerja Sebaiknya Kembali WFH

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com
Kasus Covid-19 di Indonesia melampaui 100.000 kasus. Ahli menyarankan agar WFH kembali diterapkan.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus infeksi virus corona di Indonesia melewati angka 100.000 pada Senin (27/7/2020).

Situasi masih krisis. Masyarakat diminta tetap waspada dan disiplin dengan protokol pencegahan Covid-19.

Para ahli juga memberikan catatan atas kondisi ini. Salah satunya, menyarankan agar para pekerja kembali bekerja dari rumah atau work from home.

Saran ini muncul setelah banyaknya kasus penularan dari klaster perkantoran.

Perkembangan situasi virus corona di Indonesia menjadi salah satu topik yang banyak dibaca di laman Tren.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selengkapnya, berikut berita populer sepanjang Senin (27/7/2020) hingga Selasa (28/7/2020):

1. Puncak pandemi masih sulit diprediksi

Kasus Covid-19 telah melewati 100.000 kasus. Artinya, lebih dari 100.000 orang di Indonesia telah terinfeksi virus corona.

Meski angka terus merangkak naik, puncak pandemi Covid0-19 di Indonesia masih sulit diprediksi.

Hal itu disampaikan epidemiolog UI Pandu Riono. Bagaimana analisa Pandu selengkapnya?

Simak dalam berita berikut ini:

Baca juga: Kasus Virus Corona di Indonesia Lewati 100.000, Puncak Pandemi Sulit Diprediksi

2. Para pekerja disarankan kembali WFH

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengingatkan, pemerintah perlu mengkaji ulang pembukaan kantor di sektor non-esensial.

Menurut dia, kantor di sektor non-esensial sebaiknya ditutup dan menerapkan kembali work from home (WFH) sampai akhir tahun, termasuk sektor pendidikan.

"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun. Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/7/2020).

Penutupan kantor non-esensial dan sekolah harus dilakukan secara serentak dengan kedisiplinan penuh dari masyarakat.

Baca selengkapnya dalam berita ini:

Kasus Infeksi Lewati 100.000, Epidemiolog Desak WFH Kembali Dilakukan

3. Rapid test di stasiun

Mulai Senin (27/7/2020), rapid test bagi calon penumpang kereta api bisa dilakukan di stasiun.

Pada tahap awal, pemeriksaan rapid test bisa dilakukan di Stasiun Senen, Jakarta.

Calon penumpang harus memperhatikan sejumlah hal dan syarat jika ingin melakukan tes ini.

Apa saja syaratnya dan apa yang harus diperhatikan?

Baca selengkapnya di sini:

Mulai Hari Ini Bisa Rapid Test di Stasiun, Ini Syaratnya

Hasil Rapid Test di Stasiun Bisa Digunakan Berapa Kali? Ini Penjelasan PT KAI

Sudah Bisa Rapid Test di Stasiun, Bagaimana jika Hasilnya Reaktif?

4. Suhu dingin di Indonesia

Beberapa wilayah di Indonesia mengalami suhu yang lebih dingin dari biasanya. Hal ini karena akan memasuki musim kemarau.

Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan, suhu udara dingin yang belakang ini lebih dominan disebabkan karena kandungan uap di atmosfer cukup sedikit.

Sampai kapan suhu dingin ini akan terjadi? Simak jawaban BMKG dalam berita ini:

Sampai Kapan Suhu Dingin Dirasakan di Sejumlah Daerah Indonesia?

5.Benarkah Indonesia jadi kelinci percobaan vaksin China?

PT Bio Farma menepis anggapan Indonesia jadi kelinci percobaan vaksin China. Uji klinis fase III yang akan dilakukan di Indonesia pada Agustus mendatang dipastikan lebih aman.

Mengapa? Karena dua fase uji lainnya terhadap manusia telah dilakukan di China. Dua fase pertama sebelum uji fase III untuk memastikan keamanannya pada manusia.

Simak penjelasan lengkap Bio Farma soal uji klinis vaksin virus corona dalam berita ini:

Benarkah Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin China? Ini Tanggapan Bio Farma

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi