Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Indonesia Capai 100.000 Kasus, Situasi Masih Krisis, dan Kewaspadaan Kita

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.
Ratusan calon penumpang KRL Commuter Line mengantre menuju pintu masuk Stasiun Bogor di Jawa Barat, Senin (8/6/2020). Antrean panjang calon penumpang tersebut terjadi saat dimulainya aktivitas perkantoran di Jakarta di tengah masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pandemi COVID-19.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia semakin meningkat dari hari ke hari.

Pada Senin (27/7/2020), jumlah infeksi virus corona di Indonesia sudah mencapai 100.000 kasus.

Hasil ini berdasarkan pembaruan data yang disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui laman covid19.go.id.

Sejak awal kasus ditemukan pada 2 Maret 2020, hingga saat ini sudah Indonesia sudah mencatatkan 100.303 kasus infeksi dengan 1.525 kasus baru selama 24 jam terakhir.

Sementara itu, 58.173 orang  dan 4.838 kasus lainnya berujung kematian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: UPDATE: Kasus Covid-19 Indonesia Lewati 100.000, Bertambah 1.525

Kondisi masih krisis

Pemerintah, melalui Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan, kondisi masih krisis.

"Pada hari ini kasus mencapai 100.303. Hari ini adalah Indonesia mencapai angka yang secara psikologis cukup berarti, yaitu 100.000, dan ini mengingatkan semua pihak bahwa Indonesia masih dalam kondisi krisis," kata Wiku, dalam keterangan pers, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (27/7/2020).

Meski posisi Indonesia masih berada di urutan 142 dunia, jika menghitung jumlah kasus per 1 juta penduduk, hal ini tidak lantas membuat kondisi secara nasional disebut aman.

"Kondisi ini tidak serta-merta mengatakan Indonesia aman, tapi masih dalam krisis dan kita tidak boleh lengah dalam menghadapi kondisi Covid-19 ini," ujar dia. 

Melihat perkembangan kasus yang terjadi di Indonesia, Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menyebut puncak pandemi di Indonesia belum terjadi meskipun saat ini kasus harian relatif meningkat dari sebelumnya.

"Belum (puncak pandemi), masih jauh," ujar Pandu ketika dihubungi , Senin (27/7/2020).

Menurut Pandu, puncak pandemi hanya bisa dilihat apabila sudah terjadi penurunan atau pelambatan kasus.

"Sulit diprediksi, karena tidak ada variabel yang bisa dipakai," ujar dia. 

Baca juga: 25 Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, Indonesia Salah Satunya

Evaluasi pembukaan kantor

Epidemiolog yang tengah menempuh pendidikan doktoral di Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengingatkan, dengan perkembangan yang terjadi hingga hari ini, pemerintah seharusnya mengkaji ulang pembukaan perkantoran di sektor-sektor non-esensial.

Hal itu karena area perkantoran menjadi salah satu klaster penyumbang tertinggi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun. Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian," kata Dicky.

Ia berpandangan, penutupan ini harus dilakukan secara serentak dibarengi dengan kedisiplinan penuh dari pihak masyarakat.

Indonesia akan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau penguncian, karena dampaknya besar terhadap ekonomi.

Oleh karena itu, mencegah terbentuknya klaster baru di area perkantoran menjadi opsi yang paling mungkin diambil.

"Prioritas selama masa rawan pandemi ini harus WFH dulu. Penularan di kantor yang indoor ini dua puluh kali lebih besar daripada outdoor. Kondisi inilah yang membuat orang-orang di dalam gedung sangat rawan," papar dia. 

Baca juga: Kasus Infeksi Lewati 100.000, Epidemiolog Desak WFH Kembali Dilakukan

Atas semua kondisi yang masih berlangsung hingga hari ini, Jubir Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito meminta seluruh pihak untuk tetap waspada.

"Indonesia masih dalam kondisi krisis. Untuk itu, kita perlu tetap waspada," ujar dia.

Apalagi dengan melihat peningkatan zona bahaya Covid-19, zona merah, dan oranye di seluruh wilayah Indonesia.

Zona oranye meningkat dari 32,8 persen menjadi 35,99 persen dan zona merah meningkat dari 6,81 persen menjadi 10,31 persen.

Oleh karenanya, Wiku mengajak kita semua untuk menjadikannya sebagai bahan perhatian.

"Ini bukan kabar yang menggembirakan, perlu jadi perhatian kita bersama," kata dia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 100.000, Indonesia Masih Krisis Kesehatan 

Perlindungan diri

Masyakarat diminta meningkatkan kewaspadaan. Salah satu kuncinya dengan disiplin dan patuh pada protokol pencegahan Covid-19.

Apalagi, angka kasus dari orang tanpa gejala juga cukup tinggi.

Untuk mencegah terjadinya infeksi pada diri dari orang-orang yang terinfeksi tanpa gejala, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan.

Langkah itu adalah:

  • Mencuci tangan dengan teratur menggunakan sabun dan air direkomendasikan sebagai tindakan perlindungan diri.
  • Menjaga permukaan dan benda-benda di sekitar kita agar tetap bersih juga wajib dilakukan.
  • Menggunakan masker, terutama saat berada di tempat-tempat ramai.
  • Jaga jarak fisik yang aman dengan orang lain. Apalagi jika ada orang di sekitar yang batuk atau bersin.
  • Hindari menyentuh wajah, mata, dan mulut menggunakan tangan yang belum dicuci.

Baca juga: Penjelasan Bio Farma, Indonesia Bukan Kelinci Percobaan Vaksin China

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Serial Infografik Virus Corona: Apa itu OTG?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi