Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Minum Air Es, Makan Timun, dan Keramas Saat Haid Sebabkan Kanker Rahim

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi hoaks
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah informasi yang menyebutkan bahwa wanita saat sedang menstruasi dilarang minum air es, air soda, dan kelapa sampai dilarang makan mentimun karena dapat menyebabkan kanker rahim beredar luas di media sosial Facebook.

Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook Nhita Nhita pada Jumat (24/4/2020).

Dokter Pendamping Pasien Kanker RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat, dr Maria Shanty menegaskan bahwa narasi tersebut tidak benar alias hoaks.

Hal senada juga diungkapkan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah dan RSCM, dr. Fitriyadi Kusuma.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melakukan beberapa hal di atas saat menstruasi ditegaskan tidak menyebabkan kanker rahim.

Baca juga: [HOAKS] Unggahan soal Indomie Miliki Rasa Saksang Babi

Narasi yang beredar

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan mengenai hal tersebut dibagikan salah satunya oleh akun Facebook Nhita Nhita pada Jumat (24/4/2020).

Berikut narasi keseluruhan dari unggahan tersebut:

"Berhati-hati lah :
#PARA_WANITA_SEDANG_DATANG_HAID

Share untuk para wanita (Bila pria yang menerima tolong di teruskan ke wanita), jika wanita sedang HAID maka sekali-kali jangan lakukan 4 hal ini :

1. Jangan minum air es, air soda dan kelapa saat haid...

2. Jangan keramas pada saat sedang haid, karena pori-pori di kepala terbuka, bisa menyebabkan sakit kepala (kena angin kepala), sangat berbahaya, efek ini bisa di rasakan saat muda dan saat tua nanti...

Baca juga: Viral, Foto Bumbu Indomie Goreng Ada 2 Macam, Ini Penjelasan Indofood

3. Jangan makan mentimun saat sedang haid, karena getah yang ada pada mentimun bisa menyebab kan haid tersisa di dinding rahim...

4. Selain itu saat sedang haid, tubuh tidak boleh terbentur, terjatuh dan terpukul oleh benda-benda keras terutama bagian perut, karena bisa menyebab kan muntah darah, rahim bisa terluka...

Dan ini lah "ASAL-USUL KANKER RAHIM"

Riset membuktikan, minum es saat haid bisa menyebab kan darah haid tersisa di dinding rahim...

Setelah 5-10 tahun dapat menyebab kan "KISTA dan KANKER RAHIM"...

Tolong informasi ini disebarbkan ke banyak wanita, baik ibu, istri, anak putri kita, maupun teman wanita, sebagai kepedulian kita terhadap sesama.

Sayangi mereka...
Indah nya berbagi, menyelamatkan 1 orang wanita, dapat pahala yang tidak terduga...

Semoga bermanfaat bagi para wanita...

Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin !!!..."

Baca juga: Deretan Perusahaan yang Boikot Iklan di Facebook, dari Ford, Unilever hingga Microsoft

Baca juga: [HOAKS] TKI di Hongkong dan Uni Emirat Arab Terima Sumbangan Rp 275 Triliun

Konfirmasi Kompas.com

Dokter Pendamping Pasien Kanker RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat, dr Maria Shanty menegaskan, empat hal yang dinarasikan dapat menyebabkan kanker rahim di media sosial tersebut tidak benar.

Shanty menjelaskan bahwa narasi yang diungkapkan oleh pengunggah tidak memiliki bukti ilmiah.

"Hanya satu kata, hoaks. Tidak ada bukti ilmiahnya," kata Shanty saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2020).

Baca juga: Mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Informan Kebencanaan yang Meninggal karena Kanker Paru

Shanty mengungkapkan, hingga saat ini penyebab pasti dari kanker rahim masih belum diketahui.

Namun, Shanty melanjutkan, kanker rahim dapat dipicu oleh beberapa faktor risiko.

"Faktor tersebut salah satunya adalah obesitas dan ketidakseimbangan hormon wanita setelah menopause," papar Shanty.

Menurutnya, permasalahan seperti keramas saat sedang haid, tidak akan berdampak apa pun pada saat ini dan nanti.

"Soal mentimun juga tidak ada bukti klinis yang bisa menerangkan pernyataan tersebut," ujar Shanty.

Baca juga: Mengenal Keiji Fujiwara, Pengisi Suara Ayah Shin-chan yang Meninggal karena Kanker

Proses fisiologi normal

Senada dengan Shanty, dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah dan RSCM, dr. Fitriyadi Kusuma juga membantah bila melakukan beberapa hal seperti yang dinarasikan, dapat menyebabkan kanker rahim.

Menurut Fitriyadi, haid adalah proses fisiologi normal.

"Segala sesuatu yang kita makan dan minum sepanjang bukan suatu racun berbahaya atau zat yang berbahaya, tidak akan terjadi apa-apa karena proses makan dan minum melalui lambung sebelum di serap ke dalam tubuh," kata Fitriyadi saat dikonfirmasi terpisah.

Di dalam lambung, lanjutnya, ada asam lambung yang bersifat menetralisir zat-zat yang masuk ke dalam lambung.

"Apalagi untuk mencapai selaput lendir rahim yang berhubungan langsung dengan perdarahan haid," jelas dia.

Baca juga: Waspadai Bahaya Penyakit Lambung karena Pola Makan Tidak Sehat

"Air es masuk ke dalam tubuh akan langsung mencair dan sama panasnya dengan tubuh. Air soda bisa menyebabkan penyempitan vasokonstriksi kalau diminum dalam jumlah banyak dan biasa mengandung gula yang tinggi," katanya lagi.

Mengenai keramas saat haid, Fitriyadi juga tidak melarangnya karena bukan suatu hal yang bisa menyebabkan bahaya bagi tubuh.

Begitu juga dengan makan mentimun saat haid, tidak akan menyebabkan sisa haid berada atau menempel di dinding rahim.

"Keramas juga enggak apa-apa. Mentimun sampai lambung kan juga sudah di netralkan," pungkas dia.

Baca juga: Mengenang Erwin Prasetya, Basis Pertama Dewa 19 yang Meninggal karena Pendarahan di Lambung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi