KOMPAS.com - Ancaman virus corona yang bisa menular dengan cepat bisa menginfeksi siapa saja.
Belum lama ini, 14 orang yang merupakan anggota satu keluarga di Austin, Texas, Amerika Serikat terkonfirmasi Covid-19 setelah menghadiri acara reuni.
Dikutip dari Mirror, Selasa (28/7/2020), keluarga ini mengadakan reuni di bulan Juni setelah berminggu-minggu lamanya tidak saling bertemu dan masing-masing menjalani masa karantina mandiri selama berbulan-bulan di rumahnya.
Jadi, reuni kecil ini diselenggarakan untuk merayakan berakhirnya masa kuncian yang diberlakukan pemerintah Texas.
Namun akibat pertemuan itu, 14 di antaranya harus menanggung akibat yang tidak main-main.
Mereka terkonfirmasi positif Covid-19 dan salah satu di antaranya meninggal dunia.
Sementara itu, beberapa anggota lainnya yang juga terinfeksi sekarang masih berjuang di rumah sakit dengan menggunakan ventilator, yang berarti infeksi sudah tidak bisa disebut ringan.
Baca juga: 14 Dokter Meninggal dalam Sepekan, Kenapa Banyak Nakes Terinfeksi Covid-19?
Tidak percaya
Tony Green (43) yang menjadi tuan rumah dari acara reuni ini awalnya tidak percaya dengan kebenaran virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China akhir Desember tahun 2019 lalu.
Dia meyakini pandemi ini adalah konspirasi yang diadakan untuk menjatuhkan Donald Trump.
Dalam tulisan pribadi yang ia unggah di blog-nya, Green menyebut pada pemilu lalu ia memang mendukung Trump, sehingga ia sempat berpikir penyakit ini bagian dari upaya menjatuhkan presiden pilihannya.
Namun, saat ini ia menyaksikan sendiri penyakit itu benar adanya, bahkan ia harus menerima kenyataan bahwa sang ayah mertua, Rafael Ceja, sedang berjuang untuk tetap hidup dan bebas dari Covid-19 di rumah sakit.
Ibu mertua yang tak lain merupakan istri dari Ceja, Marisa, menghubunginya lewat telepon dan menangis ketakutan.
Tidak hanya itu, ia juga harus kehilangan sang nenek (68) yang meninggal akibat serangan virus yang sama.
Tidak menggunakan masker
Dalam acara reuni yang ia adakan bersama sang istri, Green memang mengundang kedua orangtua mereka.
Selama acara berlangsung pun ia mengakui tidak menerapkan aturan menggunakan masker, karena ia berpikir itu sebagai aksi yang berlebihan.
Green menyebut saat acara berlangsung, tidak ada satu pun dari mereka yang merasakan sakit, namun beberapa hari setelahnya satu per satu anggota keluarga mulai merasakan gangguan kesehatan.
Tak bisa dipungkiri, rasa bersalah yang begitu mendalam dirasakan Tony Green setelah semua yang terjadi.
"Semua orang meyakinkan saya bahwa itu bukan kesalahan saya tapi reuni dilakukan di rumah saya. Saya merasa saya lah tuan rumah dari acara tersebut meskipun saya tidak tahu siapa yang awalnya memiliki virus itu, tapi ide untuk berkumpul itu datang dari saya," ujarnya.
Baca juga: 32 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Mayoritas Bertugas di RS Non-Covid-19
Ia mengira semua akan baik-baik saja, karena acara yang mereka lakukan hanya ada di dalam rumah, dan tidak ada kegiatan di luar rumah yang terlalu berisiko.
Rasa bersalah itu tetap dirasakan meskipun ia sendiri juga ikut terinfeksi dan sistem syarafnya terganggu akibat virus corona yang masuk ke dalam tubuhnya.
Green sempat menjalani perawatan di Medical City Dallas selama 3 hari.
Untuk anggota keluarga yang lain, saat ini perlahan mulai menunjukkan perkembangan yang baik.
Atas apa yang didapatkan keluarganya, ia pun mengaku menyesal atas tindakan mengadakan reuni dan pemikirannya selama ini yang tidak percaya adanya virus corona Covid-19.
Baca juga: Update Haji 2020: 1.000 Jemaah Tiba di Mina untuk Mulai Ibadah Haji
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.