Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Corona Meningkat, Hong Kong Kewalahan Hadapi Lonjakan Pasien

Baca di App
Lihat Foto
Yung Chi Wai Derek / Shutterstock.com
Sejumlah warga mengenakan masker di jalanan Hong Kong. Pemakaian masker kini diwajibkan di seluruh ruang publik. Foto diambil 24 Juli 2020.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam telah memperingatkan bahwa sistem rumah sakit kota itu dapat kewalahan karena menghadapi peningkatan tajam kasus-kasus virus corona.

Dia mengatakan Hong Kong berada di ambang wabah peyebaran skala besar, dan mendesak semua orang untuk tetap tinggal di rumah.

Melansir BBC, Rabu (29/7/2020), peraturan baru kini diterapkan, termasuk kewajiban pemakaian masker dan larangan makan di restoran.

Hong Kong yang sebelumnya sukses melawan Covid-19 kini secara rutin melaporkan lebih dari 100 kasus baru tiap harinya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padahal, kurang dari sebulan yang lalu, rata-rata penambahan jumlah kasus harian di Hong Kong hanya di bawah 10 kasus.

Rumah sakit kewalahan

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, (28/7/2020) malam, Lam memperingatkan bahwa sistem rumah sakit yang kewalahan karena lonjakan pasien dapat memakan korban jiwa, terutama orang tua.

Dia meminta warga Hong Kong untuk mematuhi pembatasan sosial dan tetap tinggal di rumah guna mengurangi potensi penyebaran virus corona.

Pernyataan itu dia sampaikan ketika Hong Kong mengonfirmasi 106 kasus virus korona baru pada Selasa, (28/7/2020), dan melaporkan total 23 kasus kematian.

Sementara itu pada Senin, (27/7/2020) penambahan kasus harian mencatatkan rekor 145 kasus hanya dalam satu hari.

Baca juga: Saat Warga Hong Kong Alami Kelelahan Pandemi

Aturan ketat diterapkan

Mulai Rabu, (29/7/2020) sejumlah aturan ketat diterapkan di Hong Kong, antara lain warga dilarang makan di restoran, dan hanya dua orang dari rumah tangga yang berbeda dapat bertemu.

Selain itu, penggunaan masker wajah kini diwajibkan di semua ruang publik.

Sebelumnya, telah diumumkan bahwa ruang-ruang publik seperti bar, gym, dan salon kecantikan akan ditutup.

Pada awal bulan Juli, pertemuan publik hingga 50 orang masih diizinkan, tetapi ketentuan tersebut direvisi menjadi empat orang, dan sekarang dikurangi lagi menjadi dua orang.

Sukses di awal wabah

Pada awal pandemi Covid-19, Hong Kong terbilang cukup sigap dan berhasil mengendalikan penyebaran virus corona.

Mereka mengurangi perjalanan dari dan ke China daratan, serta melakukan pelacakan kontak dengan baik, juga menerapkan sejumlah pembatasan sosial yang sukses.

Hasilnya, Hong Kong melewati berminggu-minggu tanpa kasus yang penularan lokal.

Namun, memasuki fase new normal, terjadi peningkatan jumlah kasus yang ditransmisikan secara lokal. Jumlah rata-rata kasus baru naik dari satuan hingga belasan pada, menjadi lebih dari 120 kasus tiap hari.

Baca juga: Gelombang Ketiga dan Lonjakan Paling Menakutkan Kasus Covid-19 di Hong Kong...

Seorang profesor di Universitas Hong Kong mengatakan, kasus-kasus itu kemungkinan muncul karena kesalahan prosedur perbatasan di Hong Kong.

Jin Dongyan mengatakan kepada Global Times bahwa pasien dari luar negeri mungkin telah membawa virus yang mengakibatkan penularan lokal di Hong Kong saat ini.

Orang terakhir yang meninggal akibat virus itu adalah seorang penghuni panti jompo, di mana sedikitnya 45 kasus infeksi telah dicatat.

Ilmuwan lokal telah menyuarakan kekhawatiran bahwa strain virus yang beredar di Hong Kong dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar.

Dikatakan bahwa virus itu belum bermutasi selama setidaknya 22 hari, yang artinya bisa beradaptasi dengan baik pada manusia, dan menjadi lebih mudah ditularkan.

Menjelang pemilihan umum

Langkah-langkah pembatasan ketat diterapkan di tengah laporan bahwa pemilihan parlemen Hong Kong, Dewan Legislatif, dapat ditunda selama setahun.

Kantor berita HK01, Hong Kong Economic Times dan TVB mengatakan pemerintah telah membuat keputusan, yang belum diumumkan secara resmi, karena masalah virus corona.

Rencananya, pemilihan akan diadakan pada tanggal 6 September. Namun, tokoh-tokoh oposisi menyebut penundaan itu dilakukan untuk menghindari kecaman atas undang-undang keamanan nasional yang baru.

Undang-undang berskala luas, yang diberlakukan oleh Beijing bulan lalu, mengkriminalkan tindakan pemisahan diri dari China, subversi, terorisme, dan kolusi".

Hal itu dilihat sebagai pembatasan atas penyampaian kritik dan kebebasan berbicara, dan juga meningkatkan kontrol Beijing atas Hong Kong, yang telah menjadi wilayah administrasi khusus China sejak Inggris tidak lagi berkuasa pada 1997.

Baca juga: Aturan Ketat Social Distancing di Hong Kong, Tidak Pakai Masker Denda Rp 9,4 Juta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi