Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lebih Banyak yang Menyembelih Kerbau Saat Idul Adha di Kudus?

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
ilustrasi kerbau
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Idul Adha adalah salah satu hari besar yang diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia.

Setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam penanggalan Hijriyah, umat Islam diperintahkan untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan juga melaksanakan ibadah kurban. 

Di Indonesia, dalam dalam menjalankan ibadah kurban umumnya hewan yang disembelih adalah sapi atau kambing. 

Namun, ada yang menarik dari tradisi kurban di salah satu kota di Indonesia, tepatnya di Kudus, Jawa Tengah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila umumnya sapi atau kambing menjadi hewan kurban, maka di Kudus, kerbau justru menjadi hewan yang lazim dikurbankan.

Tradisi penyembelihan kerbau sendiri tidak terlepas dari sejarah penyebaran agama Islam di Kudus.

Baca juga: Hmm... Segar dan Gurihnya Soto Kudus

Berawal dari Sunan Kudus

Mengutip Harian Kompas, Minggu (20/6/1993), asal muasal tradisi ini bisa ditarik hingga awal abad ke-16, ketika Sunan Kudus yang bernama asli Ja'far Shodiq menyebarkan agama Islam di wilayah ini.

Sunan Kudus adalah salah satu dari Wali Songo, yang berusaha memelopori pentingnya kerukunan antarumat beragama.

Ini tercermin saat ia mengawali menyebarkan ajaran Islam, di tengah masyarakat Kudus yang saat itu mayoritas memeluk ajaran Hindu.

Sunan Kudus mencoba menarik simpati masyarakat dengan cara melarang atau mengimbau kepada para pengikutnya agar tidak menyembelih sapi, karena sapi merupakan hewan yang disucikan umat Hindu. 

Dengan cara ini Sunan Kudus berusaha meluaskan ajaran Islam tanpa menyinggung perasaan umat agama yang lain. Secara bertahap, akhirnya masyarakat Kudus saat itu banyak yang tertarik untuk mengikuti ajaran Islam.

Meski larangan atau anjuran tidak menyembelih sapi itu hanya merupakan salah satu kiat Sunan Kudus, tapi ternyata pada perkembangan berikutnya hal ini mengakar pada masyarakat Kudus.

Hal itu bisa dibuktikan dengan keragaman kuliner khas Kudus yang menggunakan daging kerbau sebagai bahan utamanya, seperti sate kerbau, dan juga soto kerbau.

Lalu, bagaimana perkembangan tradisi tersebut saat ini? masih relevankah di tengah masyarakat Kudus?

Baca juga: Indonesia Diminta Lakukan 300.000 Tes PCR dalam Sehari, Ini Alasannya

Tetap dipelihara

Dosen Filsafat Budaya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus Nur Said, mengatakan, meski menyembelih sapi sudah bukan hal yang ditabukan lagi di Kudus, namun ia berharap bahwa tradisi penyembelihan kerbau saat Idul Adha tetap dipelihara.

"Sembelih kerbau ini kan bagian dari warisan dakwah yang santun, toleran, dan ramah dari Kanjeng Sunan Kudus, dan itu sudah dikenal dalam berbagai tutur tinular. Sehingga masyarakat Kudus mengikuti keteladanan Kanjeng Sunan yang berdakwah dengan toleran," kata Nur Said saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2020).

Ia menuturkan, dari penyembelihan kerbau tersebut masyarakat Kudus memetik nilai-nilai luhur Islam, yakni dakwah yang merangkul dan bukan memukul. 

"Inti dari Islam itu kan sebetulnya rahmatan lil 'alamin. Maksudnya adalah merahmati, jadi kepada kelompok lain, walaupun beda agama, beda suku, rahmah itu harus diberikan. Dalam menyampaikan Islam pun harus penuh dengan cinta kasih," kata Nur Said.

Salah satu perwujudan dari rahmatan lil 'alamin kemudian diwujudkan dengan tradisi menyembelih kerbau saat Idul Adha, sebagai bentuk penghormatan terhadap masyarakat Kudus yang saat itu sebagian besar memeluk Hindu dan menyakralkan sapi.

Toleransi beragama

Saat ini, memang tidak semua masyarakat Kudus masih menyembelih kerbau saat Idul Adha, hanya sebagian yang masih melestarikan tradisi itu.

Namun Nur Said mengaku bahwa ia termasuk salah satu yang menganggap bahwa tradisi ini harus dilestarikan.

"Jadi karena tradisi menyembelih kerbau di Kudus ini punya sejarah panjang, nilai edukatif, sehingga perlu dilestarikan. Meskipun sekarang sudah mengalami pergeseran, tapi paling tidak tradisi menyembelih kerbau sebagai kurban itu bisa menjadi media pembelajaran bagi generasi milenial," kata Nur Said.

Baca juga: Kasus Corona Meningkat, Hong Kong Kewalahan Hadapi Lonjakan Pasien

Muslim saat ini memang menjadi kelompok mayoritas, baik di Kudus maupun Indonesia.

Namun tradisi menyembelih kerbau saat Idul Adha menurut Nur Said bukanlah ritual tanpa makna. Di balik itu, ada pesan pendidikan toleransi beragama, sehingga tradisi ini harus dipertahankan.

Ia juga mencontohkan, salah satu bukti toleransi dakwah Islam di masa silam adalah kehadiran Menara Kudus yang berada di Masjid Agung Kudus. 

"Menara Kudus itu kan konstruksinya juga seperti bangunan umat Hindu di Bali. Meskipun begitu, bukan berarti Menara Kudus harus dirobohkan, tapi justru dipertahankan sebagai benda cagar budaya yang penuh dengan makna. Sebagai menara multikultural, menara pesan damai untuk dunia," kata Nur Said.

Kalau Menara Kudus menjadi bukti arkeologis, maka menyembelih kerbau juga menjadi bukti tradisi, dalam konteks perdamaian kemudian menjadi relevan.

Tidak hanya di Kudus semata, namun juga perlu diadopsi di seluruh dunia, tentang penyampaian Islam secara ramah dan toleran.

 "Bagi saya, sebagai bagian dari warga Kudus, saya masih menganggap penting menyembelih kerbau. Itu masih perlu dilestarikan. Bahkan meski sapi lebih murah sekalipun, saya kira dalam tradisi kurban ini yang dipertimbangkan bukan material tapi spiritual dan nilai. Added value atau nilai tambahan kalau kita menyembelih kerbau itu lebih tinggi ketimbang kita menyembelih sapi," kata Nur Said.

Baca juga: Update Haji 2020: Selesai Tawaf, Jemaah Haji Lanjutkan Ibadah Sai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi