Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona Dunia 30 Juli : 17,1 Juta Kasus | Wakil Presiden Gambia Positif Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
AP Photo/Themba Hadebe/File
Dalam foto file 20 Mei 2020 ini, orang-orang yang terkena dampak kemerosotan ekonomi virus corona untuk menerima paket makanan di Pretoria, Afrika Selatan. Respons pemerintah terhadap Covid-19 Afrika Selatan telah dinodai oleh dugaan korupsi seputar paket bantuan ekonomi 26 miliar dolar AS yang bersejarah, sebagai negara dengan jumlah kasus Covid-19 nomor lima terbesar di dunia.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Jumlah kasus infeksi virus corona di seluruh dunia hingga Kamis (30/7/2020) pagi, tercatat  17.150.251 kasus.

Angka ini berdasarkan data Worldometers.

Dari 17,1 juta kasus itu, 668.863 orang di antaranya meninggal dunia. Sementara, angka pasien sembuh tercatat 10.670.856 orang.

Berikut ini 10 negara dengan kasus Covid-19 paling banyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 4.556.159 kasus, 153.497 orang meninggal dunia,dan 2.231.355 orang sembuh
  2. Brazil: 2.553.265 kasus, 90.134 orang meninggal dunia, dan 1.787.419 orang sembuh
  3. India: 1.584.384 kasus, 35.003 orang meninggal dunia, dan 1.021.611 orang sembuh
  4. Rusia: 828.990 kasus, 13.673 orang meninggal dunia, dan 620.333 orang sembuh
  5. Afrika Selatan: 471.123 kasus, 7.497 orang meninggal dunia, dan 297.967 orang sembuh
  6. Meksiko: 402.697 kasus, 44.876 orang meninggal dunia, dan 261.457 orang sembuh
  7. Peru: 395.005 kasus, 18.612 orang meninggal dunia, dan 276.452 orang sembuh
  8. Cile: 351.575 kasus, 9.278 orang meninggal dunia, dan 324.557 orang sembuh
  9. Spanyol: 329.721 kasus, 28.441 orang meninggal dunia
  10. Inggris: 301.455 kasus, 45.961 orang meninggal dunia
  11. Iran: 298.909 kasus, 16.343 orang meninggal dunia, dan 259.116 orang sembuh.

Baca juga: Saat Sejumlah Negara Mulai Menghadapi Gelombang Kedua Virus Corona...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut perkembangan virus corona di dunia:

Inggris

Masa isolasi bagi mereka yang memiliki gejala Covid-19 di Inggris akan ditingkatkan menjadi 10 hari.

Sebelumnya, masa isolasi di Inggris adalah 7 hari.

Menurut media setempat, seperti dikutip dari Aljazeera, Menteri Kesehatan Matt Hancock akan mengumumkan peningkatan masa isolasi pada Kamis (30/7/2020).

Hancock juga tengah menjajaki kemungkinan mengurangi masa karantina 14 hari bagi mereka yang masuk ke Inggris menjadi 10 hari.

Baca juga: Pertama Kalinya Kucing Peliharaan di Inggris Dites Positif Covid-19

Amerika Serikat

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengesahkan penggunaan darurat plasma darah untuk mengobati pasien Covid-19.

Perizinan tersebut paling cepat dilakukan pekan depan.

Dengan otoritasnya, FDA sangat mungkin memberikan akses untuk penggunaan terapi ini.

Plasma kovalen didapatkan dari orang yang selamat dari penyakit menular COVID-19 dimana dalam darahnya sudah terbentuk antibodi.

Baca juga: Peneliti China dan Amerika Serikat Berhasil Lacak Virus Corona pada Kelelawar

Belanda

Pemerintah Belanda tidak akan mewajibkan masyarakatnya untuk menggunakan masker dalam upaya memperlambat penyebaran virus corona.

Menurut Pemerintah Belanda, ada beragam bukti ilmiah terkait efektivitas masker.

Keputusan tersebut diumumkan oleh Menteri Perawatan Medis Tamara van Ark setelah ditinjau oleh Institut Nasional untuk Kesehatan (RIVM).

Meski demikian, langkah yang diambil pemerintah Belanda adalah meningkatkan kepatuhan terkait aturan jarak sosial setelah lonjakan kasus virus corona minggu ini.

Baca juga: Seperti Apa Lockdown ala Belanda yang Akan Diadopsi Indonesia untuk Karantina Wilayah?

Gambia

Wakil Presiden Gambia Isatou Touray dinyatakan positif Covid-19.

Setelah Wapres dinyatakan positif terinfeksi virus corona, Presiden Gambia, Adama Barrow, melakukan isolasi mandiri selama dua pekan ke depan.

Tidak dijelaskan secara rinci mengenai kondisi wakil presiden berusia 65 tahun itu.

Gambia merupakan negara terkecil di Afrika yang mencatat 326 kasus Covid-19 dengan sembilan kematian.

Perkembangan vaksin Moderna

Perusahaan Farmasi Moderna Inc berencana menentukan harga vaksin virus corona eksperimental dan menjamin vaksinnya tersedia secara luas.

Perusahaan tersebut juga berencana menguji vaksin di negara luar Amerika Serikat.

Chief Executive Officer Moderna Stephane Bancel menolak untuk mengatakan berapa harga vaksin secara spesifik.

Akan tetapi, laporan Financial Times pada Selasa (28/7/2020), seperti dikutip dari Al Jazeera, sumber yang enggan menyebut namanya mengatakan harga vaksin berkisar 50-60 dolar AS, lebih mahal 11 dolar dibanding vaksin lain dari Pfizer Inc dan BioNTech.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi