Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok 18 Fenomena Astronomi yang Akan Terjadi pada Agustus 2020, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
(NASA/JPL)
Perhitungan baru menemukan jika jarak planet terdekat dengan Bumi adalah Merkurius.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Setidaknya terdapat 18 fenomena astronomi yang akan terjadi pada Agustus 2020 nanti.

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antarikas (Lapan) Andi Pangerang mengatakan, dari 18 fenomena astronomi tersebut, hanya 1 yang tidak dapat dilihat.

"Ada salah satu fenomena yang tidak bisa diamati, Seperti konjungsi Bulan-Merkurius. Hal ini karena Merkurius terlalu redup ketika masih senja," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Sehingga, lanjut Andi, 17 fenomena sisanya, dapat disaksikan dengan mata telanjang maupun binokuler/kekeran dan teleskop.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Catat, Asteroid Berukuran 2,5 Kali Besar Monas Akan Dekati Bumi Petang Ini

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya NASA dan Perlombaan Ruang Angkasa...

Berikut fenomena astronomi yang akan terjadi pada Agustus 2020:

1 Agustus: posisi tertinggi Venus ketika Matahari terbit

Andi mengatakan, fenomena astronomi pertama di Agustus yakni Venus mengalami posisi yang tertinggi ketika Matahari terbit.

"Venus akan berada di ketinggian 42,1 derajat di atas ufuk ketika Matahari terbit (pukul 06.01 WIB) dan merupakan ketinggian tertinggi untuk ketampakan Venus ketika pagi," jelas Andi.

Venus terletak di konstelasi Taurus dan tampak seperti sabit dengan iluminasi 43 persen, magnitudo -4,4 dan lebar sudut 27,4 detik busur (1/70 kali lebar sudut Matahari).

Venus berada di arah Timur Laut (azimut 56 derajat) dan terletak di 22 derajat utara Matahari.

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

1-3 Agustus: tripel konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus

Kemudian, kata Andi, fenomena astronomi yang kedua di Agustus yakni tripel konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus.

"Selama tiga hari berturut-turut sejak 1 hingga 3 Agustus malam hari, Bulan akan berkonjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus," papar Andi.

Mula-mula, lanjutnya, Bulan akan tampak lebih tinggi dibandingkan Jupiter dan Saturnus ketika malam hari, serta membentuk garis lurus.

Keesokan harinya, Bulan tampak lebih 'dekat' terhadap Jupiter ketika fajar.

"Malam harinya, Bulan tampak lebih 'dekat' terhadap Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter. Keesokan harinya, Bulan menjauhi Saturnus dan Jupiter," ungkap Andi.

Fenomena ini dapat dilihat dari arah Timur-Menenggara hingga Barat-Barat Daya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Yuri Gagarin Jadi Manusia Pertama di Luar Angkasa

3 Agustus: perihelion Mars

Andi menuturkan, Mars akan mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada pukul 16.02 WIB dengan jarak 1,38 sa (206,5 juta kilometer).

Akan tetapi, Mars baru dapat diamati sejak pukul 23.00 WIB dari arah Timur Laut dan berkulminasi keesokan harinya pada pukul 04.16 WIB di arah Utara dengan ketinggian 79 derajat.

"Mars akan tampak di konstelasi Pisces dengan iluminasi 86,7 persen, magnitudo -1,1 dan lebar sudut satu per empat menit busur," kata Andi.

Orbit Mars yang lebih lonjong dibandingkan orbit Bumi membuat perihelion Mars lebih pendek 10,5 persen terhadap jarak rata-rata Mars ke Matahari.

Kemudian, Andi melanjutkan, perihelion Mars terjadi rata-rata setiap 687 hari sekali.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

3-4 Agustus: fase Bulan Purnama

Puncak Purnama akan terjadi pada tanggal 3 Agustus pukul 22.58 WIB dengan lebar sudut 30,6 menit busur dan berjarak 383.961 kilometer dari Bumi.

"Bulan teretak di rasi Capricornus dan dapat disaksikan dari arah Tenggara hingga Barat Daya," jelas dia.

Andi mengungkapkan, Bulan purnama ini dinamai Purnama Sturgeon dikarenakan pada waktu tersebut, ikan Sturgeon (ikan penghasil kaviar) muncul ke permukaan danau dan mudah ditangkap.

Nama lain dari purnama ini adalah Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

6 Agustus: perihelion Merkurius

Merkurius akan mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada pukul 10.37 WIB dengan jarak 46,4 juta kilometer.

Akan tetapi, Merkurius sulit diamati dengan mata telanjang sebelum Matahari terbit, mengingat ketinggian Merkurius lebih rendah dari 6 derajat ketika fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit).

"Tapi, Merkurius masih dapat diamati dengan teleskop yang teletak di konstelasi Cancer dengan iluminasi 85,2 persen, magnitudo -1,2 dan lebar sudut 5,6 detik busur," terang Andi.

Orbit Merkurius merupakan satu-satunya orbit planet terlonjong di Tata Surya yang mana titik perihelionnya 43 persen lebih pendek dibandingkan jarak rata-rata Merkurius ke Matahari.

Perihelion Merkurius terjadi rata-rata setiap 88 hari sekali.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Pertama Indonesia Palapa A1 Diluncurkan

9 Agustus: Apogee Bulan

Andi menjelaskan, Bulan akan berada pada titik terjauh dari Bumi (apogee) pada pukul 20.46.52 WIB dengan jarak 407.076 kilometer, iluminasi 69,8 persen (fase Benjol Akhir) dan lebar sudut 29,5 menit busur.

"Bulan terletak di konstelasi Pisces ketika apogee nanti," ujar Andi.

Akan tetapi, Bulan baru dapat disaksikan ketika terbit pada pukul 22.30 WIB di arah Timur dan terbenam keesokan harinya pada pukul 10.00 WIB di arah Barat.

Baca juga: Catat, Ini Daftar 10 Asteroid Besar yang Dekati Bumi Sepanjang 2020

9 Agustus: Konjungsi Bulan-Mars

Konjungsi Bulan Mars dapat disaksikan sejak pukul 22.30 WIB di arah Timur.

Kemudian, akan berakhir ketika senja bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit) di arah Barat-Barat Laut.

Ketika konjungsi Bulan-Mars, Bulan akan terpisah sejauh 4,3 persen terhadap Mars.

11-12 Agustus: fase Perbani akhir

Puncak fase perbani akhir akan terjadi pada 11 Agustus 2020 pukul 23.44.38 WIB.

Bulan berjarak 401.942 km dari Bumi dan akan tampak dengan lebar sudut 29,7 menit busur.

"Ketika fase perbani akhir, Bulan akan terbit di sekitar tengah malam di arah Timur-Timur Laut dan berkulminasi di arah Utara ketika Matahari terbit," terang Andi.

Bulan terbenam di arah Barat-Barat Laut di sekitar tengah hari. Bulan berada di Manzilah Botein (Delta Arietis) di konstelasi Aries.

Baca juga: Berikut Foto Komet Neowise di Indonesia dan Analisis Lapan Terkait Penampakannya...

12-13 Agustus: puncak Hujan Meteor Perseid

Hujan Meteor Perseid aktif sejak 17 Juli hingga 24 Agustus dan puncaknya terjadi pada 12-13 Agustus 2020.

"Hujan meteor ini dinamai berdasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Perseus," kata Andi.

Hujan meteor ini berasal dari sisa-sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle.

Selain itu, hujan meteor ini dapat disaksikan mulai tengah malam hingga fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit) ketika titik radian berkulminasi di arah Utara dengan ketinggian 25,3 derajat.

"Intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60-70 meteor tiap jam dengan kelajuan meteor mencapai 212.400 kilometer per jam," jelasnya.

Baca juga: Dapat Disaksikan Mulai Nanti Sore, Berikut Cara Memotret Fenomena Langka Komet Neowise

13 Agustus: Elongasi Barat Maksimum Venus

Venus akan mencapai elongasi maksimum di arah barat pada 13 Agustus 2020 pukul 07.21 WIB sebesar 46 derajar.

Venus berjarak 105,7 juta kilometer dari Matahari ketika elongasi maksimum.

"Venus terletak di 20 derajat sebelah Utara Matahari dengan ketinggian 41,3 derajat dan berada di Manzilah Alhena (Gamma Geminorium) Konstelasi Gemini," kata Andi.

Venus dapat diamati dengan mata telanjang karena magnitudonya mencapai -4,3 dan lebar sudut 23,8 detik busur.

Elongasi maksimum barat Venus terjadi rata-rata setiap 19 bulan sekali, terakhir terjadi pada 6 Januari 2019 dan akan terjadi lagi pada 21 Maret 2022 bertepatan dengan Ekuinoks Aries.

Baca juga: Tahukah Anda, Ternyata Kerang Punya 100 Mata!

13 Agustus: fase Dikotomi Venus

Dikotomi adalah nama lain dari fase perbani atau kuartir atau kuadratur.

Secara umum, dikotomi adalah konfigurasi ketika Bumi, planet dan Matahari membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat.

"Hal ini membuat bagian planet (yakni Venus) yang teramati dari Bumi akan tampak bercahaya 50 persen dari luas piringan," kata dia.

Secara umum, lanjutnya, terjadinya dikotomi Venus hanya berselisih beberapa jam dengan elongasi maksimum Venus (baik di Barat maupun Timur), hal ini karena orbit Venus tidak tepat berimpit dengan ekliptika.

Baca juga: Mengenal Rule of 20 untuk Atasi Mata Lelah

16 Agustus: Konjungsi Bulan-Venus

Puncak konjungsi Bulan-Venus sebenarnya terjadi pada 15 Agustus 2020 pukul 20.12 WIB dengan jarak pisah 3,7 derajat.

Akan tetapi, konjungsi ini baru dapat disaksikan pada keesokan harinya, 16 Agustus 2020 pukul 03.30 WIB ketika Bulan terbit di arah Timur-Timur Laut dengan jarak pisah 6,4 derajat.

"Ketika konjungsi Bulan-Venus terjadi, Bulan dalam fase sabit akhir dengan iluminasi 13 persen dan berjarak 382.250 kilometer dari Bumi, sedangkan Venus dalam fase benjol dengan iluminasi 51,6 persen dan berjarak 109,2 juta kilometer dari Matahari," ucap Andi.

Baca juga: SpaceX Tawarkan Perjalanan ke Luar Angkasa 2021 Mendatang, Tertarik?

17 Agustus: Konjungsi Superior Merkurius

Tepat di hari kemerdekaan Indonesia ke-75, Merkurius mengalami konjungsi superior terhadap Matahari.

Hal ini dapat menandai berakhirnya visibilitas Merkurius ketika fajar dan mengawali visibilitas Merkurius ketika senja beberapa pekan ke depan.

"Jarak pisah antara Merkurius dengan Matahari hanya 1,75 persen, hal ini karena orbit Merkurius tidak tepat berimpit dengan ekliptika," papar Andi.

Merkurius juga mengalami apogee dengan jarak 1,35 sa (202 juta kilometer) dari Bumi sehingga lebar sudut Merkurius menjadi sangat kecil, hanya 1/12 menit busur meskipun permukaan Merkurius yang menghadap Bumi menjadi tersinari seluruhnya. Kejadian ini berulang setiap 116 hari sekali.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Ham, Simpanse Pertama di Luar Angkasa

19 Agustus: fase Bulan baru

Bulan memasuki fase Konjungsi atau Bulan Baru pada 16 Agustus 2020 pukul 09.41 WIB dengan jarak 362655 kilometer dari Bumi dan lebar sudut 32,5 menit busur.

Bulan terletak di konstelasi Leo bersama dengan Matahari dan Merkurius.

Bulan baru kali ini dapat disebut sebagai Black Moon karena merupakan Bulan baru ketiga dari empat Bulan baru dalam satu musim astronomis, dalam hal ini musim dingin di belahan Selatan yang dimulai ketika Solstis Juni dan berakhir ketika Ekuinoks September.

Baca juga: Mengenal Fenomena Strawberry Moon yang Akan Muncul pada 6 Juni

19 Agustus: Konjungsi Bulan-Merkurius

Puncak Konjungsi Bulan-Merkurius terjadi pada pukul 15.20 WIB dengan sudut pisah terkecil 2,8 derajat.

Kendati demikian, fenomena ini tidak dapat disaksikan bahkan ketika Matahari terbenam ketika sudut pisahnya 3,1 derajat.

"Hal ini dikarenakan posisi Merkurius masih terlalu dekat dengan Matahari," kata Andi.

Ketika Bulan berkonjungsi dengan Merkurius, Bulan memasuki fase Bulan baru dengan iluminasi 0,2 persen dan lebar sudut 32,6 menit busur, sedangkan Merkurius masih berkonjungsi superior dengan Matahari pada jarak 52,9 juta km dengan iluminasi 99,6 persen dan lebar sudut 4,9 detik busur.

Baca juga: Mengenang Alexei Leonov, Manusia Pertama yang Berjalan di Luar Angkasa

21 Agustus: Perigee Bulan

Bulan akan berada pada titik terdekat dari Bumi (perigee) pada pukul 17.49 WIB dengan jarak 360.300 kilometer, iluminasi 7,6 persen (fase Sabit Awal) dan lebar sudut 32,9 menit busur.

"Bulan terletak di manzilah Awwa (Auva, Lambda Virginis) di konstelasi Virgo ketika perigee," jelas Andi.

Beberapa tempat seperti Jakarta, Bandung, Sumedang, Garut dan Pontianak akan menyaksikan perigee Bulan ketika terbenamnya Matahari.

Sedangkan wilayah di sebelah Timur kelima kota tersebut akan menyaksikan perigee Bulan pada jam yang sama setelah terbenamnya senja (baik sipil, bahari maupun astronomis).

Sementara itu, wilayah di sebelah Barat kelima kota tersebut baru dapat menyaksikan perigee Bulan setelah Matahari terbenam. 

Baca juga: Berikut Analisis Lapan soal Banjir di Luwu Utara

26 Agustus: fase Perbani awal

Puncak fase perbani awal akan terjadi pada 11 Agustus 2020 pukul 00.57 WIB.

Bulan berjarak 374.882 kilometer dari Bumi dan akan tampak dengan lebar sudut 32 menit busur.

"Ketika fase perbani akhir, Bulan akan terbit di sekitar tengah hari di arah Timur-Menenggara dan berkulminasi di arah Selatan ketika Matahari terbenam," ucap Andi.

Bulan terbenam di arah Barat-Barat Daya di sekitar tengah malam. Bulan berada di Manzilah Iklil (Dschubba, Delta Scorpii) di konstelasi Scorpius.

Baca juga: Rilis Pentagon, Penampakan UFO dan Sejak Kapan Mulai Dibicarakan?

28-30 Agustus: tripel konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus

Selama tiga hari berturut-turut sejak 28 hingga 30 Agustus malam hari, Bulan akan berkonjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus.

Mula-mula, Bulan akan tampak lebih tinggi dibandingkan Jupiter dan Saturnus ketika malam hari, serta membentuk garis lurus.

Keesokan harinya, Bulan tampak lebih 'dekat'' terhadap Jupiter ketika dini hari. Malam harinya, Bulan tampak lebih 'dekat' terhadap Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter.

Keesokan harinya, Bulan berkonjungsi dengan Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter. Malam harinya, Bulan menjauhi Saturnus dan Jupiter.

"Fenomena ini dapat dilihat dari arah Timur-Menenggara hingga Barat-Barat Daya," pungkas dia.

Baca juga: UFO Diduga Muncul di Jepang, Ini Sejarah Kemunculannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi