Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Video Viral Berbahasa Sunda Logat Korea Selatan

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar video viral bahasa Sunda-Korea Selatan
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video tentang adaptasi kebiasaan baru viral di Twitter, Selasa (28/7/2020).

Menariknya, video parodi berbahasa Sunda tersebut menggunakan logat Korea Selatan.

Dalam video yang berbentuk berita itu ditampilkan pemberitaan mengenai kasus Covid-19 di Kota Bandung yang mulai menurun.

Hal tersebut dikaitkan dengan perpanjangan PSBB dan perilaku masyarakatnya yang patuh pada protokol kesehatan, antara lain memakai masker, ojol menggunakan sarung tangan, dan sebagainya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Unggahan Viral Mengapa Bus Tak Pernah Matikan Mesin Saat Isi BBM, Ini Jawabannya

Berikut ini twit yang viral:

ketawa sampe kempes hatur nuhun kamsahamnida humasbdg

Baca juga: Cerita di Balik Viralnya Tulisan Berbahasa Indonesia di Toilet Jepang

Hingga kini twit tersebut telah disukai lebih dari 55.700 kali dan dibagikan ulang lebih dari 32.300 kali.

Sementara itu video aslinya diunggah oleh akun @deonsetiadinata dan dibagikan ulang oleh instagram Pemkot Bandung @humasbdg.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Truk Cabai di Situbondo Oleng hingga Senggol Pemotor

Penelusuran Kompas.com

Guna mengetahui lebih jauh terkait video tersebut, Kompas.com mencoba menghubungi pembuat video yang viral tersebut.

Konten kreator bernama Deon Setiadinata (27) dengan akun instagram @deonsetiadinata diketahui merupakan pembuat video tersebut.

Deon membenarkan bahwa video yang beredar itu adalah miliknya. Dia mencoba membuat video parodi berbentuk berita yang berlatar Kota Bandung.

"Saya ngambil dari realitanya karena di Bandung lagi turun kasus corona-nya, saya bikin berita, cuman ya bikin versi Korea-nya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Baca juga: Mengapa Masyarakat Menggilai Drama Korea?

Deon menceritakan video ini dibuat untuk edukasi masyarakat tentang adaptasi kebiasaan baru.

"Dengan begini sampainya lebih cepat daripada imbauan dengan cara yang formal," katanya.

Menurut Deon, beberapa kata dalam bahasa Sunda mirip dengan Korea Selatan.

Dalam akun instagramnya, banyak konten video parodi menggunakan unsur Korea Selatan. Seperti cover lagu maupun video berita dengan bahasa Sunda tapi logat Korea Selatan.

"Kalau kita punya pesan apa pun kalau dibawain dengan berbau Korea itu jadi lebih cepet booming," kata Deon.

Baca juga: Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?

Dirinya meyakini sosialisasi adaptasi kebiasaan baru dengan hal-hal berbau Korea Selatan dapat lebih cepat diterima masyarakat.

Selain hal di atas, dirinya mengungkapkan adanya misi tersembunyi.

"Di situ saya juga bawa misi, agar orang-orang yang non Sunda jadi penasaran pengin belajar bahasa Sunda. Sebagai orang Sunda (saya) ada kewajiban untuk menyebarkan bahasa kita juga," kata Deon.

Baca juga: Topan Hagibis Melanda Jepang, Ternyata Namanya dari Bahasa Tagalog Filipina

Prosesnya hanya sehari

Deon mengungkapkan pembuatan video tersebut berlangsung cepat, karena hanya butuh waktu satu hari.

"Jadi pagi-pagi shoot orang-orang dan suasana Bandung. Sore ngedit, malemnya posting," ungkapnya.

Terkait dengan skrip atau naskah, pihaknya menjelaskan dilakukan sehari sebelum proses shooting dilakukan.

Deon menegaskan, melakukan semuanya seorang diri, lantaran ia mengaku tidak memiliki tim. Jadi proses pembuatan skrip, mengambil gambar, hingga editing semua dilakukannya sendiri.

Apabila menemui bagian yang tidak sekiranya tidak mirip dengan Korea Selatan maka akan disunting.

Baca juga: Viral, Video Cara Mematikan Kutu dengan Raket Listrik ke Tubuh Kucing, Ini Penjelasan Dokter...

Bukan pertama kali

Lebih lanjut, Deon mengaku videonya tersebut bukanlah yang pertama kali viral di media sosial. Sebelumnya, videonya yang pernah viral bahkan pernah di-repost oleh Gubernur, Wali Kota serta Pemkot Bandung.

"Dulu pertama video soal Korea Utara. Tapi karena saya enggak pakai watermark jadi orang-orang enggak tahu, banyak yang nge-repost tapi enggak tahu itu dari siapa. Jadi saya bikin pakai watermark yang sekarang," tuturnya.

Saat ditanya terkait profesi, Deon mengaku pernah bekerja di salah satu restoran fast food, namun semenjak pandemi ia dirumahkan hingga Desember 2020.

"Ternyata jadi konten kreator ada dampak positifnya juga ya, nambah-nambah," kata Deon.

Ke depan, dirinya berencana akan membuat konten dengan bahasa Sunda tetapi dibawakan dengan logat bahasa negara lain.

Baca juga: Ramai soal Video Berjubelnya Para Pendaki di Gunung Lawu, Ini Penjelasannya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi