Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Jawa Timur Sudah Melewati Puncak Pandemi Covid-19?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/A. Faisol
Khofifah meminta kuota harian APD di pabrik Putrateja menangani Covid-19
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Angka kasus infeksi di Jawa Timur saat ini sedang mengalami penurunan dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.

Dengan penurunan ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim daerahnya telah melewati puncak pandemi Covid-19.

"Jatim terlihat mencapai puncak kasus di minggu kedua Juli, namun selanjutnya konsisten menurun hingga minggu ketiga dengan penurunan kasus baru sebanyak 33, 4 persen," kata Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Menurut dia, penurunan kasus itu dibarengi dengan meningkatnya persentasi pasien Covid-19 yang sembuh di Jawa Timur dan melebihi rata-rata nasional.

Khofifah berharap Jawa Timur tidak mengalami gelombang kedua virus corona dan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Khofifah: Puncak Pandemi Covid-19 di Jatim Sudah Dilewati, Sekarang PR Turunkan Kematian 

Data terakhir kasus di Jawa Timur, hingga Kamis (30/7/2020), tercatat 21.772 kasus. Dari angka itu, sebanyak 1.677 meninggal dunia, dan 14.064 orang sembuh.

Benarkah kasus virus corona di Jatim telah melewati puncaknya?

Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menganggap klaim Khofifah tersebut wajar.

Sebab, klaim tersebut berdasarkan laporan kasus yang diumumkan setiap hari.

"Mungkin Bu Gubernur ini melihatnya dari kasus harian yang diumumkan setiap hari. Memang kalau melihatnya dari situ, ya sepertinya beberapa hari yang lalu sudah puncak dan sudah turun," kata Windhu kepada Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Akan tetapi, Windhu mengatakan, puncak pandemi Covid-19 hanya bisa diketahui melalui kurva epidemiologi, bukan laporan kasus harian.

Sebab, tingginya kasus harian itu bisa saja dimungkinkan oleh penumpukan spesimen dan hasil tes.

Penumpukan spesimen itu terjadi karena ketersediaan reagan yang terbatas.

"Yang harus dilihat ya kurva epidemiologi dengan melihat kurva harian yang didasarkan pada onset, yaitu tanggal ketika orang positif pertama kali merasakan gejala," jelas dia.

Jika berdasar pada onset itu, Jawa Timur saat ini masih berada dalam fase plato (datar), bukan menurun.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar dan Kalsel 29 Juli 2020

Dengan kondisi tersebut, masih sangat mungkin terjadi kenaikan kasus Covid-19 di Jawa Timur.

"Untuk Jatim berdasarkan onset, kita ini lagi plato atau lagi datar, belum menurun dan bisa jadi nanti meningkat kembali," kata dia.

Menurut Windhu, potensi peningkatan kasus harus diwaspadai di Jawa Timur, khususnya setelah Hari Raya Idul Adha.

Pasalnya, sebagian masyarakat Jawa Timur menganggap Idul Adha lebih besar dibandingkan Idul Fitri, seperti di Madura.

"Itu potensi meluaskan penularan, belum lagi daerah yang kuning dan oranye itu sudah membuka masjid untuk pelaksaan shalat. belum lagi soal penyembelian," papar Windhu.

Meski demikian, Windhu tak mau menyalahkan Khofifah karena memiliki sudut pandang berbeda dalam melihat kasus di Jawa Timur.

Ia berpendapat, Jawa Timur saat ini masih belum melewati puncak pandemi Covid-19.

Baca juga: Satgas Sebut 5 Provinsi Sumbang Terbanyak Kasus Covid-19 di Indonesia, Jatim Posisi Pertama

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi