Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mokhtar Alim Shokder, Pembuat Kaligrafi pada Kiswah Kabah

Baca di App
Lihat Foto
Petugas sedang mengganti kiswah Kabah
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Bagi seorang pembuat kaligrafi, gairah dan komitmen mereka dapat ditampilkan melalui setiap goresan kata-kata dalam berbagai media.

Namun, tak ada yang lebih terhormat bagi seorang kaligrafer daripada menampilkan hasrat itu pada kiswah atau penutup Kabah.

Perasaan itulah yang dirasakan oleh Mokhtar Alim Shokder, ahli kaligrafi di pabrik kiswah Kabah, Mekkah.

Dikutip dari Arab News, Kamis (30/7/2020), Shokder mengaku jatuh cinta pada kaligrafi di usia muda. Selama bertahun-tahun dia mengasah kemampuannya hingga mendapatkan posisi presitius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Shokder menekuni kaligrafi dimulai saat liburan musim panas 1977. Dia mengikuti kursus kaligrafi yang diadakan di Masjidil Haram selama tiga bulan.

Ketrampilan yang ditunjukkan oleh Shokder mampu memikat hati gurunya. Shokder menjadi seorang guru kaligrafi pada tahun berikutnya.

"Saya akan berlatih berjam-jam setiap hari karena saya menyukai kaligrafi Arab. Teman-teman sekelas saya akan datang dan meminta tips tentang cara meningkatkan tulisan tangan mereka," kata Shokder.

Baca juga: Update Haji 2020: Detik-detik Kabah Diberi Wewangian Jelang Pelaksanaan Haji

"Saya merasa sangat senang dan memiliki dorongan kuat untuk menyempurnakan keterampilan saya. Kami biasanya menghabiskan waktu berjam-jam berlatih tanpa henti, dengan fokus penuh pada tugas-tugas yang ada untuk menyempurnakan pekerjaan kami," tambahnya.

Jenis font yang disukai Shokder adalah naskh. Font itu dianggap sebagai salah satu bentuk kaligrafi Islam paling awal dan digunakan dalam Al-Quran.

Setelah mengajar beberapa tahun di Masjidil Haram, dia mendaftarkan ke Departemen Pendidikan Seni, Universitas Umm al-Qura, pada 1989.

Di kampus itu, Shokder banyak belajar dari Muhammad Hassan Abu al-Khair, seorang profesor di departemannya sekaligus kaligrafer ternama.

Baca juga: Makna Kiswah Kakbah dari Raja Salman untuk Masjid Istiqlal

 

"Karya-karya artistik membutuhkan banyak kesabaran dan ketelitian. Misalnya, menulis lima kata menggunakan kaligrafi bisa memakan waktu dua hingga tiga bulan, bahkan terkadang lebih lama," tutur Shokder.

"Ini adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu lama. Beberapa orang berpikir bahwa karya seni seperti itu dapat selesai dalam waktu satu jam, tetapi tidak benar," tambah dia.

Tak dijelaskan kapan Shokder mulai bekerja di pabrik pembuatan kiswah.

Namun yang pasti, pada tahun 2003, dia ditunjuk sebagai satu-satunya kaligrafer untuk kiswah. Shokder mengaku posisi itu diimpikan oleh ayahnya.

"Itu adalah salah satu momen paling bahagia dalam hidup saya dan anugrah terbesar dari Tuhan. Mimpi ayah saya menjadi kenyataan," terang dia.

Baca juga: Melihat Kabah dalam Video 360 Derajat

Dalam membuat karya, ia mengaku telah terpengaruh oleh beberapa kaligrafer, terutama Sami Efendi, seorang kaligrafar dari masa Ottoman.

Shokder terkesan saat pertama kali melihat salah satu karya Efendi dan tak ragu menyebutnya sebagai panutan bagi semua ahli kaligrafi.

Ia kemudian menceritakan bahwa metode penulisan kaligrafi di kiswah telah berkembang selama bertahun-tahun.

Pendahulu Shokder, Abdulraheem Ameen Bokhari menggunakan kapur untuk menulis naskah di kain sutra.

Kemudian di tahun-tahun berikutnya, pencetakan sablon memungkinkan kaligrafer untuk menyimpan skrip di komputer, sebuah metode yang dapat meningkatkan kualitas skrip.

Akan tetapi, kata dia, perubahan metode penulisan kaligrafi di kiswah itu baru disepakati usai dilakukan studi konprehensif.

Meski sudah 17 tahun menjadi satu-satunya penulis kaligrafi kiswah, Shokder mengungkapkan ada satu bagian yang paling rumit dan menantang dalam pekerjaannya.

Bagian itu adalah teks yang saling tumpang tindih. Untuk menghasilkan karya yan tepat, Shokder harus mencoba beberapa kali sebelum mencapai hasil yang diinginkan.

Baca juga: Update Haji 2020: Hari Ini Jemaah Wukuf di Arafah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi