Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oktober 2020, Rusia Jadwalkan Vaksinasi Massal Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
AFP/DIMITAR DILKOFF
Foto yang diambil pada 29 Januari, 2020, menunjukkan turis mengenakan masker saat mengunjungi Red Square di Moskow, Rusia. Pada 31 Januari, Rusia mengatakan ada 2 warga China yang positif terkena novel coronavirus.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan Rusia sedang mempersiapkan kampanye vaksin massal terhadap virus corona pada Oktober 2020.

Menteri Kesehatan Mikhail Murashko mengatakan, sebuah fasilitas penelitian negara di Moskow, Gamaleya Institute, telah menyelesaikan uji klinis vaksin dan sedang mempersiapkan dokumen pendaftarannya.

"Kami merencanakan vaksinasi yang lebih luas untuk Oktober," kata Murashko kepada kantor berita lokal, dilansir dari Reuters, Sabtu (1/8/2020).

Menurut dia, dokter dan guru akan menjadi yang divaksinasi.

Sebuah sumber mengatakan, potensi vaksin Covid-19 pertama Rusia ini akan mendapatkan persetujuan lokal pada Agustus 2020 dan diberikan kepada petugas kesehatan segera sesudahnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Gamaleya Institute telah mengerjakan vaksin berbasis adenovirus.

Baca juga: Rusia Klaim Setujui Vaksin Virus Corona pada Pertengahan Agustus

Namun, cepatnya pengujian ini membuat beberapa media Barat skeptis dan mempertanyakan kualitas vaksin tersebut.

Kepala Dana Investasi Langsung Rusia, Kirill Dmitriev menyamakan keberhasilan Rusia dalam mengembangkan vaksin ini dengan peluncuran Sputnik 1 1957 Uni Soviet, satelit pertama di dunia.

Sementara itu, pejabat penyakit menular top Amerika Serikat Anthony Fauci juga telah menyuarakan kekhawatirannya terhadap vaksin Covid-19 sedang dikembangkan oleh China dan Rusia itu.

Dia menjelaskan, negaranya tak mungkin menggunakan vaksin apa pun yang dikembangkan oleh kedua negara itu.

"Saya benar-benar berharap orang China dan Rusia menguji vaksin sebelum mereka memberikannya kepada siapa pun," kata Fauci, dilansir dari SCMP, Sabtu (1/8/2020).

"Klaim memiliki vaksin yang siap didistribusikan sebelum Anda melakukan pengujian, saya pikir bermasalah," lanjut dia.

Baca juga: Penjelasan Bio Farma, Indonesia Bukan Kelinci Percobaan Vaksin China

Sebagai bagian dari "Operation Warp Speed", Pemerintah AS akan membayar perusahaan farmasi raksasa Sanofi dan GSK hingga 2,1 miliar dollar AS untuk pengembangan vaksin Covid-19.

Pada Sabtu (1/8/2020), Rusia melaporkan 5.456 kasus baru, sehingga total menjadi 854.443 kasus.

Sementara, 95 kematian tambahan juga dikonfirmasi pada hari itu, sehingga totalnya menjadi 14.058.

Enam bulan setelah WHO mengumumkan keadaan darurat global, virus corona baru telah menginfeksi sedikitnya 17,9 juta dan menewaskan sedikitnya 679.000 orang.

Lebih dari 100 vaksin yang mungkin sedang dikembangkan di seluruh dunia untuk mencoba menghentikan pandemi Covid-19.

Setidaknya, empat berada dalam uji coba manusia fase III akhir.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), termasuk tiga dikembangkan di China dan satu lagi di Inggris.

Baca juga: Benarkah Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin China? Ini Tanggapan Bio Farma

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi