Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Teara, Berburu Sinyal Internet di Perbukitan Menoreh untuk Kuliah Online...

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN
Seorang mahasiswa jurusan manajemen Universitas Muhammadiyah Magelang Teara Noviani (kiri) mengerjakan Ujian Tengah Semester secara daring di pinggir jalan kawasan pegunungan Menoreh di Desa Kenalan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/7/2020). Teara mengaku kesulitan mendapatkan sinyal internet di wilayahnya, sehingga setiap hari terpaksa mengerjakan tugas kuliah dan ujian di pinggir jalan yang sinyal internetnya kuat.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

 

KOMPAS.com – Ini cerita Teara Novianti. Cerita perjuangan seorang mahasiswi berburu sinyal internet selama proses pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi virus corona ini.

Tak semua mendapatkan kemudahan mengakses internet. Teara salah satunya.  

Mahasiswi semester dua di Universitas Muhammadiyah Magelang, Jawa Tengah, ini harus berjuang mengikuti pembelajaran daring di tepian jalan tak jauh dari rumahnya kawasan Perbukitan Menoreh, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Selama empat bulan sejak kebijakan belajar di rumah diterapkan, ia harus menuju tepi jalan untuk mendapatkan sinyal agar dapat mengikuti perkuliahan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teara menceritakan, sudah dua kali mengikuti ujian yakni ujian tengah semester dan ujian akhir semester di tepi jalan.

“Awalnya bingung, gimana saya bisa belajar daring kalau di rumah saja sinyal enggak bisa,” cerita Teara saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Ia mengatakan, lokasi tepi jalan yang jadi lokasinya “nongkrong” untuk belajar adalah titik yang memang digunakan warga setempat sebagai tempat mencari sinyal provider.

“Jadi saya memuuskan untuk di situ saja,” ujar dia.

Sebenarnya, beberapa teman mengajaknya belajar di rumah mereka yang lebih mudah akses sinyal internetnya. 

Akan tetapi jarak dari rumah Teara ke rumah temannya, yang terdekat bisa ditempuh sekitar 20 menit.

Oleh karena itu, ia lebih memilih ke tepi jalan yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya saat ada perkuliahan.

Cara ini dianggapnya lebih efektif.

“Lagipula kalau setiap hari bertamu ke rumah teman, kan pakewuh juga,” kata Tiara.

Baca juga: Mahasiswa di Selayar Harus Seberangi Lautan agar Bisa Kuliah Online

Jalan desa

Menurut Teara, lokasi tempatnya mencari sinyal itu adalah jalan desa yang hanya dilewati warga sekitar sehingga pertimbangannya lebih aman serta lebih banyak orang yang ia kenal  yang melintasi daerah itu.

Di dekat rumah Teara, tepatnya sekitar 100 meter dari rumah, sebetulnya terdapat Balkondes (Balai Ekonomi Desa Borobudur) yang menyediakan fasilitas free wifi.

Sayangnya, pada awal-awal pandemi, tempat tersebut tutup. Saat masa adaptasi kebiasaan baru, lokasi tersebut telah dibuka kembali.

Balkondes itu baru buka sekitar pukul 09.00-10.00 WIB.

“Jadi mau enggak mau selama Balkondes belum dihidupin saya tetap di jalan itu,” kata dia.

Bersama adik dan sepupu

Teara menceritakan, ia tak sendiri belajar di tepi jalan desa. Biasanya, Teara bersama adik dan sepupunya belajar di sana. 

Akan tetapi, saat ujian kenaikan kelas berlangsung, ada lebih dari 10 siswa yang datang ke tempat itu.

Saat ini, para siswa SMP menjalani aktivitas belajar dalam waktu yang dibagi secara shift. Sementara, para siswa SD tak lagi mencari sinyal di tepi jalan karena para guru mendatangi rumah siswa. 

Teara selama ini sudah mencoba berbagai operator, akan tetapi sejauh ini hanya ada satu operator yang sinyal internetnya bisa menjangkau wilayah tempat tinggalnya.

Itu pun hanya bisa digunakan untuk mengirim pesan Whatsapp, dan hanya bisa dilakukan di satu titik di rumahnya yaitu kamar mandi.

Sinyal juga tidak kuat jika digunakan untuk mengirim pesan dalam bentuk lampiran file.

Jika malam hari tiba, dan masih harus mengirimkan tugas, maka Teara akan tetap turun ke tepi jalan.

“Kalau malam gelap, makanya sering ditemani Mbah Kakung, atau adik saya,” kata dia.

Selain itu, kendala yang ia hadapi adalah saat hujan turun. Beberapa kali, ia tak bisa mengikuti kuliah karena hujan.

Pernah pula ia berteduh di bawah payung sambil mengikuti perkuliahan dari tepi jalan.

“Jadi gimana caranya, bisa ikut kuliah,” kata dia.

Saat ini, Teara menyebutkan, pihak kampus yang mengetahui kendalanya selama belajar dari rumah akhirnya menemui Teara.

“Mereka sangat mengapresiasi sekali. Terus katanya mau diprioritaskan untuk dapat beasiswa prestasi. Jadi memang pihak kampus responnya cepat dan bagus,” ujar dia.

Baca juga: Menguji Sinyal Internet 5 Operator di Tol Solo-Ngawi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi