Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Li Ziqi, Youtuber China yang Terkenal dengan Kehidupan Perdesaan

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar YouTube Liziqi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Jika selama ini Youtuber identik dengan gaya hidup perkotaan, glamor dan penuh kemewahan maka lain halnya dengan Youtuber kenamaan asal China, Li Ziqi.

Youtuber berusia 29 tahun ini tidak banyak omong atau bahkan jarang sekali berbicara pada kamera. 

Namun konten videonya justru berisi gambaran kesederhanaan dan aktivitasnya selama tinggal di desa.

Dia juga konsisten mengangkat budaya bercocok tanam dan menunjukkan kekayaan kuliner China berbahan produk pertanian yang dapat dikembangkan di desa. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan konten berisi kehidupan di desa ini subscriber Li di Youtube mencapai 11,6 juta meskipun di China, Youtube telah diblokir.

Tentang Li Ziqi

Li adalah salah satu bintang media sosial terbesar di China. Dengan jumlah pengikut di Weibo, situs media sosial China kini mencapai 22 juta. Di Douyin, TikTok versi China pengikutnya juga mencapai 8,3 juta.

Baca juga: Penonton Turun, Begini Cara YouTuber Bertahan

Li, mulai mengunggah video-video kehidupannya di pedesaan Sichuan sejak tahun 2016.

Pada awalnya, Li membuat sendiri konten videonya, akan tetapi kini ia memiliki sebuah tim kecil untuk memproduksi konten-konten tersebut.

Video-video Li selalu menggambarkan kehidupan perdesaan yang indah dengan berbagai tradisinya yang masih terjaga.

Dalam video-videonya senantiasa dilatarbelakangi alunan musik-musik tradisional yang tenang.

Beberapa konten videonya beberapa kali memperlihatkan dirinya membuat sendiri alat-alat furnitur dari bambu, atau kadangkala mewarnai pakaiannya dengan kulit buah.

Salah satu videonya juga menunjukkan, saat ia ingin memasak Li memasak dengan cara yang lebih rumit.

Ia tidak memasak menggunakan kecap instan yang hanya tinggal membeli di toko.

Tapi ia justru menanam dulu kedelainya, memanen hingga akhirnya membuat kecap untuk masakannya.

Baca juga: Tips buat YouTuber untuk Menyiasati Turunnya Pendapatan dari Iklan

Bahkan saat ingin membuat hidangan kuning terlur Li juga memulainya dengan bebek yang mulai menetas.

Dalam setiap video-videonya Li berhasil memperlihatkan pula keindahan alam perdesaan yang hijau, asri dan terlihat menyejukkan.

Dikutip dari Guardian, sebelum menjadi seorang Youtuber, Li berjuang mencari pekerjaan tetap di kota yang tak kunjung ia dapat.

Namun ia kemudian memutuskan kembali ke desa untuk merawat neneknya yang beberapa kali juga terlihat dalam setiap video-videonya.

Mempromosikan China

Li banyak menjadi sorotan dari pemerintah China.

Tahun 2018, Partai Komunis China menyebutnya sebagai netizen muda yang baik.

Media Pople’s Daily juga pernah memberinya penghargaan People Choice.

Media pemerintah tersebut juga baru-baru ini memuji Li karena dianggap mempromosikan budaya tradisional China ke tingkat global.

Liga Pemuda Komunis juga menamainya sebagai duta besar program yang mempromosikan pemberdayaan ekonomi pemuda perdesaan.

Baca juga: Youtuber Keluhkan Trafik dan Adsense Turun, Ini Kata Pengamat

Kritikan

Meski demikian, saat pemerintah banyak memujinya, netizen China  mulai sering mencuit tentang Li.

Mereka menanyakan di Weibo apakah kehidupan pedesaan yang digambarkan Li adalah polesan dan benar-benar menggambarkan kehidupan China kontemporer?

Pertanyaan mereka cukup berdasar, sebab video Li tentang pekerjaan sehari-hari para petani China mirip dengan acara Martha Stewart Show yang dilakukan pekerja Amerika.

Li Bochun direktur Lembaga Penelitian Peremajaan Budaya China di Beijing juga sempat mengatakan hal demikian.

"Gaya hidup tradisional yang disajikan Li Ziqi dalam videonya adalah, tidak diikuti secara luas," kata dia.

Pada kenyataannya, banyak desa di China telah menyusut atau bahkan menghilang selama beberapa dekade akibat tingginya urbanisasi dan pekerja yang bermigrasi ke kota-kota.

Penelitian bahkan menunjukkan China kehilangan 245 desa sejak 2.000 hingga 2010.

Baca juga: Trafik YouTuber Indonesia Turun akibat Pandemi atau Algoritma?

Budaya tradisional

Meski demikian apa yang tampak dalam video Li tidak berarti video Li bukan video asli.

Seperti layaknya konten kreator lain, Li berfokus pada elemen yang paling menarik dalam membuat kontennya.

Video Li menjadi daya tarik tersendiri utamanya bagi milenial perkotaan yang menyukai budaya tradisional atau yang sering disebut sebagai fugu atau hanfu.

Profesor Sejarah dan Filosofi China di Universitas Qufu Normal mengatakan, Fugu mencerminkan keinginan pemuda tentang hal romantis pastroal yang kecewa dengan masyarakat konsumeris, dan kondisi industri yang terus berubah.

Dalam praktik yang banyak terlihat, fugu bisa dilihat dari orang-orang muda yang terlihat memadukan pakaian tradisional dalam penampilan sehari-hari, menonton drama sejarah dan mengikuti gaya influencer yang hidup di pedesaan seperti Li.

Sementara itu, menurut Linda Qian kandidat PhD Universitas Oxford, popularitas Li salah satunya dipengaruhi oleh kepedulian masyarakat China.

“Ini disebut xiangchou. Xiang berarti kehidupan pedesaan atau pedesaan, dan chou berarti merindukannya, melewatinya,” ujar Linda.

“Ini cukup lazim bagi kaum muda yang menjalani kehidupan kota. Mereka benar-benar muak dengan kota, jadi pedesaan atau fantasi tentang itu semakin terlihat seperti gambaran ideal tentang bagaimana seharusnya kehidupan yang baik,” kata dia.

Pihaknya juga menyamakan fenomena Li di China dengan hiburan gaya “Man vs Wild” yang ada di Barat.

Dimana manusia telah sampai pada titik ingin mengetahui pengalaman lain yang bisa dirasakan tak hanya tentang materialisme dan konsumsi.

"Jadi kita kembali ke apa yang bisa dilakukan manusia," kata dia.

Baca juga: YouTuber Indonesia Alami Penurunan Trafik dan Pendapatan

Tudingan propaganda komunis

Ketenaran Li juga diikuti dengan ragam kontroversi.

Ada banyak tudigan kepada Li mengenai apakah dirinya hadir sebagai bagian program propaganda komunis.

Hal itu karena sosok Li seolah sejalan dengan program Liga Pemuda Komunis yang akan mulai mengirim lebih dari 10 juta pemuda perkotaan untuk kembali ke desa pada tahun 2022 nanti.

Yaitu untuk meningkatkan keterampilan, menyebarkan peradaban dan mempromosikan pengetahuan dan teknologi.

Dengan menggunakan teknologi untuk menciptakan peluang ekonomi pedesaannya sendiri sekaligus memperjuangkan bentuk-bentuk budaya tradisional China di hadapan khalayak luas, Li tampak seperti mimpi pemerintah komunis yang menjadi kenyataan.

“Li mewakili gelombang baru kekuatan lunak China dalam hal dia sangat kreatif dan estetis, dan tahu bagaimana cara menarik perhatian khalayak umum apakah mereka kembali Cina atau tidak. Namun, saya tidak berpikir ini semacam upaya rekayasa oleh negara China," kata Profesor Ka-Ming Wu, seorang Antropolog Budaya di Universitas China Hong Kong

Narasi bagaimana Li mengalami kegagalan saat ingin berkembang di China hal itu menurutnya bertentangan dengan potensi kemajuan yang ingin diagungkan pemerintah China.

“Jika dia adalah agen propaganda yang diproduksi, kegagalannya adalah sesuatu yang bahkan tidak akan pernah disebutkan oleh negara China,” ujar dia.

Menurutnya, cerita ia mengalami kegagalan ini yang kemudian justru memicu popularitasnya.

Hanya saja menurutnya, mungkin pemerintah China cukup pandai menyesuaikan diri dengan mengatakan apa yang dilakukan Li mewakili budaya tradisional.

Sementara itu, beberapa media China menilai konten Li jauh lebih baik daripada konten-konten propaganda yang ada yang menghabiskan miliaran dana.

Bagaimanapun, Li memiliki kekuatan budaya yang menarik dan mampu berkembang dalam keadaan kontradiktif yang mengesankan.

Ia mampu beralih dari yang dulu gagal kini sukses dengan kemandiriannya di tengah otoriterisme yang ada.

Baca juga: YouTuber Ini Lari 5K Setiap Hari Selama Sebulan, Apa Hasilnya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: The Guardian
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi