Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Peneliti dari RS Darurat Wisma Atlet Kembangkan Suplemen Herbal untuk Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Tim peneliti dari Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, tengah melakukan penelitian untuk mengembangkan immunomodulator berbahan tanaman herbal Indonesia untuk pasien infeksi virus corona.

Sejauh ini, para peneliti telah mengumpulkan 90 subjek penelitian pada Minggu (2/8/2020).

Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Immunomodulator dari Herbal untuk Penanganan COVID-19, Masteria Yunolvisa Putra. mengatakan, sebanyak 72 orang di antaranya sudah selesai menjalani klinis untuk pasien Covid-19.

"Saat ini kami sudah merekrut subjek sebanyak 90, yang sudah selesai 72 subjek," kata Masteria.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masteria menyebutkan, sebenarnya immunomodulator merupakan sejenis suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh, bukan obat maupun vaksin untuk Covid-19.

Materia, yang juga peneliti dari Puslit Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menjelaskan, uji klinis kandidat immunomodulator ini dilakukan secara acak terkontrol tersamar ganda dengan plasebo agar menghindari terjadinya bias pada penelitian.

"Sistem UK (uji klinis) kami blinding jadi kita tidak tahu yang mana dapat obat uji dan kontrol. Setelah akhir baru kita bisa tahunya," jelas Masteria.

Baca juga: Peneliti Temukan Sifat Virus Corona yang Dapat Kelabui Sistem Imun, Begini Cara Kerjanya

Merujuk penjelasan LIPI melalui akun Instagram-nya, disebutkan terdapat dua produk uji dan satu plasebo yang diberikan secara acak pada 90 subyek uji.

Dua produk uji itu adalah Cordyceps militaris dan kombinasi bahan herbal yang terdiri dari rimpang jahe, meniran, sambiloto dan daun sembung yang telah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dengan demikian, masing-masing produk uji akan diberikan pada 30 subjek uji yang berbeda-beda.

Masteria mengatakan, setidaknya dibutuhkan waktu selama 3 minggu lagi hingga akhirnya hasil uji klinis ini bisa diketahui hasilnya. 

Sistem blinding ini akan dibuka setelah keseluruhan uji klinis obat pada subjek selesai dilakukan.

Rencananya, akan dilakukan pada 16 Agustus 2020.

Tim penelitian ini terdiri dari peneliti LIPI, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, dan tim dokter Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran.

Data yang dikumpulkan akan dikirimkan ke BPOM selaku regulator di Indonesia.

Masteria mengatakan, jika hasilnya sudah diketahui dan kandidat immunomodulator ini dinyatakan aman dan efektif, produk ini akan diproduksi secara massal.

Baca juga: Tren Kematian karena Covid-19 di Rumah Sakit Inggris Turun, Ini Penyebabnya Menurut Peneliti

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Penyebaran Virus Corona Melalui Udara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi