Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Gerakan Masyarakat NTT Melawan Corona

Baca di App
Lihat Foto
GOOGLE MAP
-
Editor: Heru Margianto


DI tengah suasana pesimis akibat pagebluk Covid 19 merajalela, terberitakan sebuah berita optimis dari Kupang.

Masyarakat setempat bergotong-royong mendukung pemerintah provinsi NTT mengembangkan biomolekuler melawan angkara murka Corona.

Berita tersebut menggelorakan semangat optimisme bukan hanya untuk NTT namun untuk seluruh Indonesia.

Biomolekuler

Menurut aktivis kemanusiaan NTT, DR Elcid Li, sejak awal Mei 2020 kerabat kerja Laboratorium Biomolekuler FAN (Forum Academica NTT) dipimpin oleh Fima Inabuy PhD, ilmuwan biomolekuler lulusan Washington State University, aktif melakukan sosialisasi pentingnya pool test atau tes massal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama tim Fima aktif mengunjungi kantor demi kantor untuk mencari kemungkinan dukungan pemerintah terhadap insiatif ini.

Sejak awal Juni 2020 Fima Inabuy telah melatih 16 orang laboran yang siap bekerja di laboratorium biomolekuler selama satu minggu.

Meskipun saat itu belum ada satu pun komitmen dari pemerintah daerah yang mendukung hadirnya laboratorium biomolekuler. Pelatihan para laboran langsung diikuti dengan penyusunan SOP (Standard Operational Procedure) pengelolaan laboratorium.

Bersama tim kecil mereka telah selesai menyusun seluruh SOP laboratorium biomolekuler. Upaya ini dilakukan dalam kapasitas mereka sebagai relawan.

Kerja gratis selama 4 bulan terakhir ini merupakan komitmen mereka bahwa berhadapan dengan revolusi pandemi, solidaritas warga adalah kunci untuk keluar dari krisis.

Berdasarkan perhitungan angka riil hasil survei seluruh distributor utama alat-alat laboratorium, setidaknya satu laboratorium biomolekuler membutuhkan dana sebesar Rp 4,4 miliar.

Jumlah ini sudah termasuk biaya operasional yang membiayai para operator laboratorium.

“Ini dana riil, tidak perlu ditenderkan agar biaya tidak semakin membengkak jumlahnya,” kata Elcid menambahkan.

Karena menurutnya, jika dana memang tidak ada atau terbatas maka urusan cari dana dari pihak ketiga harus diminimalisir atau tidak perlu dibisniskan.

Pulkam

Selain Fima Inabuy PhD, satu lagi ahli biomolekuler asal NTT juga memutuskan pulang kampung demi membantu warga NTT yaitu Alfredo Kono PhD, doktor biomolekuler asal NTT.

“Edo Kono ini sejak masih berstatus mahasiswa ITB sudah menjadi anggota Forum Academia NTT, dan kami senang ia pulkam mengabdi untuk warga, setidaknya untuk 6 bulan,” kata Jonatan Lassa, moderator Forum Academia NTT yang saat ini menjadi staf pengajar di Charles Darwin University.

“Hadirnya laboratorium di NTT tidak hanya akan membantu orang NTT saja, sebaliknya di era biosecurity ini daerah-daerah yang padat penduduk seperti di Pulau Jawa akan mendapatkan dukungan cepat jika ada semakin banyak laboratorium di daerah yang kurang padat penduduknya, dengan cara ini Indonesia bisa saling bantu, dan gotong royong bisa jalan dan tes massal bisa dilakukan,” kata Elcid Li.

Gotong-royong

Dukungan masyarakat adalah kunci dari gerak bersama untuk keluar dari pandemi.
Sejauh ini gerak Forum Academia NTT mendapatkan dukungan dari masyarakat luas baik dari NTT maupun di luar NTT.

Ketika Lomi Dida Kini, bendahara Forum Academia NTT mengeluarkan surat bahwa untuk pelatihan laboran selama seminggu, dana kas tinggal Rp 500.000, dalam tempo 24 jam, uang sebanyak Rp 54 juta berhasil dikumpulkan.

Menurutnya karena secara ekonomi NTT sendiri juga tidak bisa dibilang kaya, modal manusia menjadi kekuatan utama. Swadaya memotong rantai penyebaran dilakukan dengan tertib dari kampung ke kampung dan komunitas ke komunitas.

Swadaya

Forum Academica NTT selain aktif mendukung pembangunan laboratorium kesehatan masyarakat hasil kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan Universitas Nusa Cendana, juga mendorong hadirnya laboratorium biomolekuler pendukung milik rakyat yang akan dikelola FAN.

Upaya ini mendapatkan tanggapan dari Etika (Etnis Tionghoa Kupang), yang sejak satu bulan lalu giat mengkampanyekan pentingnya pool test. Etika mendorong agar komunitas pengusaha terlibat dalam upaya pengumpulan dana untuk mendukung perjuangan FAN.

Untuk menghimpun dana pada 16 Agustus nanti akan diadakan konser amal “HarmoniVasi Dari Timur” dengan sub thema “Bersama dalam Harmoni, Mendukung Riset dan Inovasi Biomolekuler di NTT”

Suri teladan

Apa yang dilakukan oleh para cendekiawan dan ilmuwan muda yang tergabung di FAN sangat mengagumkan sekaligus mengharukan sanubari.

Anak-anak muda milineal membuktikan diri mereka tidak menunggu apa yang diberikan oleh negara namun justru proaktif mempersembahkan darma-baktinya kepada negara, bangsa dan rakyat Indonesia.

Bahkan yang berada di mancanegara pulang kampung demi menolong sesama warga di kampung halaman.

Apa yang dilakukan oleh anak-anak muda NTT bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat NTT layak diangkat menjadi suri teladan bagi seluruh daerah di persada Nusantara dalam bergotong-royong mendukung riset dan inovasi biomolekuler demi melawan angkara murka Covid-19. Merdeka!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi