Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solidaritas Ledakan Beirut, Gedung di Israel Tampilkan Cahaya Lampu Berbentuk Bendera Lebanon

Baca di App
Lihat Foto
Humanitarian Relief Foundation (IHH)/Handout via REUTERS
Anggota Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH) membantu petugas penyelamat setempat di lokasi kejadian ledakan di Beirut, Lebanon, pada 5 Agustus 2020.
Penulis: Jihad Akbar
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Gedung Balai Kota Tel Aviv, Israel, pada Rabu (5/8/2020) malam waktu setempat, menampilkan cahaya lampu berbentuk bendera Lebanon.

Warna merah, putih, dan cedar hijau tampak sangat jelas menggambarkan bendera Lebanon.

Dilansir dari Reuters, pertunjukan lampu ini merupakan bentuk dukungan untuk Lebanon atas bencana ledakan yang menghancurkan sebagian Kota Beirut.

Ini merupakan hal langka, mengingat Israel dan Lebanon masih berkonflik, bahkan sudah beberapa generasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi, Wali Kota Tel Aviv Ron Huldai menegaskan kemanusiaan adalah yang utama. 

Ia pun memerintahkan Gedung Balai Kota di Lapangan Rabin untuk diterangi dengan bendera Lebanon.

“Hati kami bersama orang-orang Lebanon setelah tragedi mengerikan ini,” tulis Huldai di Twitter.

Baca juga: Fakta Seputar Amonium Nitrat dalam Ledakan di Beirut, Lebanon

Korban ledakan bertambah

Diberitakan Kompas.com, Kamis (6/8/2020), jumlah korban tewas akibat ledakan di Lebanon pada Selasa (4/8/2020) bertambah menjadi 135 orang.

Sementara itu, jumlah korban terluka juga bertambah menjadi 5.000 orang.

Peningkatan jumlah korban ini disampaikan langsung Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan.

Baca juga: Ledakan di Lebanon di Antara Konflik Horizontal, Ekonomi, dan Pandemi

Kini, tim penyelamat terus berupaya mencari korban yang tertimbun reruntuhan gedung.

Di sisi lain, tercatat lebih dari 300.000 orang kehilangan rumah mereka, dengan keluarga terus melakukan pencarian terhadap kerabat mereka yang kemungkinan meninggal.

Pemerintah Lebanon pun mengumumkan keadaan darurat selama dua pekan di Beirut.

Presiden Lebanon Michel Aoun menyatakan ledakan itu disebabkan 2.750 ton amonium nitrat, bahan kimia yang bisa dipakai sebagai pupuk dan peledak, yang tersimpan di sebuah gudang di Pelabuhan Beirut.

Kepala Pelabuhan Beirut, Hassan Koraytem, material berdaya ledak tinggi itu disimpan di gudang selama enam tahun terakhir karena perintah pengadilan.

Dilaporkan, departemen bea cukai dan keamanan sempat meminta otoritas agar material itu diekspor atau dipindahkan, namun tak digubris.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi