Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di Lebanon akibat Amonium Nitrat, Apa Dampaknya bagi Kesehatan?

Baca di App
Lihat Foto
Karim Sokhn/Instagram/Ksokhn + Thebikekitchenbeirut/via REUTERS
Asap membubung setelah ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, p-ada 4 Agustus 2020.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com – Ledakan yang terjadi di Kota Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020) diduga kuat karena 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di salah satu gudang di kawasan pelabuhan.

Diberitakan Kompas.com, Kamis (6/8/2020), jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan Lebanon bertambah menjadi 135 orang.

Sementara, tercatat 5.000 orang lainnya terluka. Data korban tersebut terus diperbarui, karena pencarian korban masih dilakukan.

Presiden Lebanon Michel Aoun, dalam postingan media sosial Twitternya, mengatakan penyimpanan bahan kimia amonium nitrat dengan tidak aman selama enam tahun yang mengakibatkan terjadinya ledakan ini tak dapat dimaafkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia mengatakan, siapa pun yang bertanggung jawab akan ledakan tersebut harus mendapatkan hukuman yang berat.

Baca juga: Solidaritas Ledakan Beirut, Gedung di Israel Tampilkan Cahaya Lampu Berbentuk Bendera Lebanon

Lantas, apa dampak amonium nitrat bagi kesehatan?

Mengutip Newsweek, amonium nitrat merupakan bahan yang mudah meledak jika disimpan di ruang tertutup dengan tekanan suhu panas.

Ketika amonium nitrat meledak, zat-zat seperti amonia, karbon dioksida dan nitrogen oksida akan terlepas ke udara.

Dosen senior teknik kimia di Universitas Melbourne, Gabriel da Saliva, mengatakan, dari foto ledakan di Lebanon tampak nitrogen oksida terlepas ke udara. Itu terlihat dari gumpalan asap merah yang muncul.

Menurut dia, kandungan nitrogen oksida dengan kadar tinggi dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan, karena dapat menyebabkan iritasi.

"Asap di Beirut akan menimbulkan risiko kesehatan bagi penduduk sampai asap menghilang secara alami, yang dapat memakan waktu beberapa hari tergantung pada kondisi setempat dan cuaca," ujar Gabriel.

Sementara itu, menurut American Lung Association sebagaimana dikutip dari Newsweek,  efek paparan nitrogen oksida yakni dapat menimbulkan peradangan pada saluran udara paru-paru.

Baca juga: Ledakan di Lebanon dan Duka Dunia

Di antaranya adalah batuk, mengi (suara siulan bernada tinggi yang muncul saat bernapas), berkurangnya fungsi paru-paru, hingga serangan asma.

Nitrogen oksida umumnya dihasilkan saat bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, hingga solar terbakar pada suhu tinggi, yang juga kerap muncul dalam asap kendaraan bermotor.

Gas ini juga dikaitkan dengan masalah kardiovaskular, berat badan rendah pada bayi yang baru lahir dan risiko kematian dini tinggi.

Selanjutnya, amonia yang dapat muncul dari ledakan amonium nitrat, merupakan gas korosif yang bisa merusak sel-sel tubuh.

Pada kadar yang tinggi, amonia di udara dapat menyebabkan mata, hidung, tenggorokan dan saluran pernapasan seseorang terbakar.

Zat amonia juga dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan paru-paru, hingga kematian.

Dalam kadar rendah, jika terhirup, amonia juga dapat menyebabkan batuk serta iritasi pada hidung dan tenggorokan.

Sementara itu, untuk karbon dioksida yang juga berpotensi terlepas ke udara saat ledakan amonium nitrat terjadi, apabila terhirup dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala.

Efek karbon dioksida ini juga dapat membuat seseorang merasakan kesemutan, gelisah, masalah pernapasan, dan dan berkeringat.

Karbon dioksida ini juga dapat meningkatkan detak jantung, menaikkan tekanan darah, koma, mati lemas, dan kejang.

Sekilas tentang amonium nitrat

Amonium nitrat merupakan garam kristal yang tidak berbau dan tidak berwarna. Bahan kimia ini sejatinya merupakan bahan yang umum digunakan sebagai pupuk, meskipun memang bisa digunakan sebagai bahan peledak maupun antibiotik.

Zat tersebut tidak mudah terbakar ketika penanganannya dilakukan dengan benar.

Namun di sisi lain, amonium nitrat dapat menyebabkan bahan lain seperti kayu, kertas dan minyak mudah terbakar.

Melansir dari BBC, Profesor Kimia di Universitas College London Andrea Sella mengatakan, amonium nitrat sintesis dibuat dengan mereaksikan amonia dengan asam nitrat.

Bahan ini sebenarnya mudah dibuat, akan tetapi menurutnya sejak jaman dahulu telah banyak dikaitkan dengan terjadinya kecelakaan industri yang serius akibat penyimpanan yang tidak benar.

"Masalah sebenarnya adalah bahwa seiring waktu ia (amonium nitrat) akan menyerap sedikit kelembaban dan akhirnya berubah menjadi batu yang sangat besar. Ini membuatnya lebih berbahaya karena jika api mencapainya, reaksi kimianya akan jauh lebih hebat,” ujar Sella.

Baca juga: Fakta Seputar Amonium Nitrat dalam Ledakan di Beirut, Lebanon

Ia kemudian menganalisa video ledakan yang terjadi di Beirut. Dalam video itu tampak asap mengepul dari api dan awan berbentuk jamur muncul.

"Ada gelombang kejut supersonik yang bergerak di udara, dan anda dapat melihat bahwa di awan bola putih yang bergerak keluar dari pusat, meluas ke atas," kata Sella.

Ledakan amonium nitrat yang terjadi di tepi pantai Beirut menimbulkan gelombang kejut dengan jangkauan luas. Menurutnya, gelombang kejut dihasilkan dari udara terkompresi.

Gelombang itu menghancurkan jendela, bangunan serta guncangan besar di sekitarnya.

"Udara mengembang dengan cepat dan mendingin tiba-tiba dan air mengembun, yang menyebabkan awan," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi