Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru Temukan Penularan Covid-19 Orang Tanpa Gejala Sama dengan Orang Bergejala

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah studi baru dari Korea Selatan pada Kamis (6/8/2020) menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi virus corona membawa tingkat patogen yang sama pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru, baik mereka yang memiliki gejala atau tidak.

Korea Selatan telah memulai pengujian massal dan pelacakan kontak, termasuk terhadap mereka yang dites positif tetapi tidak memiliki gejala.

Makalah yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine ini menunjukkan bukti biologis penting untuk mendukung gagasan bahwa penderita asimptomatik atau tidak bergejala dapat menyebarkan Covid-19.

Melansir Newsweek.com, 7 Agustus 2020, sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Seungjae Lee di Fakultas Kedokteran Universitas Soonchunh, menganalisis penyeka yang diambil pada 6-26 Maret 2020 dari 303 orang yang diisolasi di sebuah pusat di Cheonan.

Kelompok tersebut terdiri dari mereka yang berusia antara 22 tahun hingga 36 tahun, di mana dua pertiganya merupakan wanita.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampel dari saluran pernapasan bagian atas (di dalam hidung) dan saluran pernapasan bagian bawah (dalam bentuk ludah) diambil.

Baca juga: Filipina Alami Resesi di Tengah Lockdown Kedua Virus Corona

Sementara itu, Channel News Asia, memberitakan, semua sampel diambil secara berkala setelah hari kedelapan isolasi.

Kemudian, sampel mengembalikan nilai materi genetik virus yang sebanding dari saluran udara atas dan bawah.

Uji sampel

Pada hari ke 10, 17, 18 dan 19, dokter menguji sampel dari saluran pernapasan bagian atas atau bawah pasien sesuai kebijakan mereka.

Dari total pasien, 193 orang merupakan pasien bergejala ketika mereka diisolasi. Sementara, 110 lainnya tidak menunjukkan gejala.

Gejala yang paling umum termasuk batuk, hidung tersumbat, dan mengeluarkan lebih banyak ludah dari biasanya.

Dari 110 pasien tanpa gejala, 21 orang atau kurang dari seperlima, mengalami gejala saat mereka diisolasi. Rata-rata, dibutuhkan waktu 15 hari bagi pasien yang tidak menunjukkan gejala untuk melakukannya.

Dengan membandingkan tingkat materi genetik virus dalam sampel, tim menemukan viral load serupa baik dari pasien bergejala atau tanpa gejala.

Namun, dalam jurnal yang sama, para peneliti menyebutkan, mereka tidak dapat menentukan apakah hal ini berarti orang-orang tersebut dapat menyebarkan virus semudah mereka yang memiliki gejala.

Baca juga: Benarkah Ganjil Genap Bisa Memicu Kasus Corona? Ini Kata Epidemiolog

Selain itu, peneliti menemukan materi genetik dari virus pada seseorang tidak berarti mereka dapat menularkannya.

Namun, menurut para peneliti, perlu lebih banyak penelitian untuk mengeksplorasi hal ini.

Viral load tinggi yang ditemukan meningkatkan kemungkinan risiko penularan.

Menurut tim, penelitian tersebut menyiratkan bahwa hanya menguji orang yang memiliki gejala dapat mengakibatkan pasien yang terinfeksi tidak dilaporkan secara substansial.

Studi tersebut dibatasi karena sejumlah alasan, termasuk bahwa para peserta umumnya masih muda dan sehat, sehingga hasilnya mungkin tidak berhubungan dengan populasi lainnya.

"Semua individu diisolasi dan penularannya tidak diuji sehingga tidak mungkin untuk mengetahui apakah, secara umum asimtomatik akan menularkan lebih sedikit virus ke orang lain, misalnya karena mereka tidak batuk atau lainnya," kata Ian Jones, profesor virologi di Universitas Reading Inggris yang tidak mengerjakan makalah tersebut.

"Namun, penelitian ini berfungsi untuk memperkuat titik bahwa kontrol Covid-19 di masyarakat memerlukan pengujian luas secara berkala dan bahwa siapa pun yang positif harus mengisolasi diri apakah gejala atau tidak," lanjut dia.

Baca juga: Uji Vaksin Corona Fase 1 Novavax Tunjukkan Hasil Baik, hingga Harapan Vaksin Tersedia pada 2021

Penelitian penting

Daniel Davis, profesor imunologi di Universitas Manchester, Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menggambarkan penelitian tersebut sebagai sesuatu yang penting dan menarik.

Davis, penulis The Beautiful Cure, sebuah buku tentang sistem kekebalan manusia, mengatakan, temuan bahwa pasien tanpa gejala dan bergejala memiliki tingkat virus yang sama, konsisten dengan gagasan bahwa orang yang tidak menunjukkan gejala mungkin masih dapat menyebarkan virus.

Penemuan ini sendiri membantu memberikan gambaran tentang bagian mana dari orang yang terinfeksi yang benar-benar asimptomatik.

Sementara melansir Daily Mail, viral load orang yang tidak memiliki gejala sama tingginya dengan orang yang terinfeksi corona virus bergejala seperti batuk dan demam.  

Tim dari Rumah Sakit Seoul Universitas Soonchunhyang di Korea Selatan menyebutkan, temuan lebih lanjut menunjukkan pentingnya meningkatkan pengujian dan pelacakan kontak sehingga orang tanpa gejala dapat dengan cepat mengisolasi dan mengurangi risiko penularan.

Para peneliti kemudian melihat nilai ambang batas (Ct) selama pengujian, yang mengacu pada deteksi virus dan viral load seseorang.

Nilai Ct di antara pasien asimptomatik sangat mirip dengan yang terlihat pada pasien dengan gejala.

Tim juga melihat tes konversi negatif yang dilakukan dengan mengumpulkan spesimen dari saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah dan didefinisikan sebagai negatif ketika keduanya kembali negatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa viral load pasien yang bergejala cenderung menurun sedikit lebih lambat dari waktu ke waktu jika dibandingkan dengan pasien tanpa gejala.

Baca juga: Facebook Hapus Unggahan Trump karena Dianggap Misinformasi soal Virus Corona

Pada hari ke-14 isolasi, 33,7 persen pasien tanpa gejala menerima tes virus corona negatif dibandingkan dengan 29,6 persen pasien bergejala.

Pada hari ke-21, 75,2 persen pasien tanpa gejala menerima hasil tes negatif dibandingkan dengan 69,9 persen pasien dengan gejala.

Nilai median dari diagnosis ke konversi negatif pertama adalah 17 hari untuk pasien asimptomatik dan 19,5 hari untuk pasien simptomatik.

Selain itu, tim tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam jumlah viral load antara mereka yang bergejala dan tanpa gejala.

"Banyak orang dengan infeksi SARS-CoV-2 tetapi tidak bergejala untuk waktu yang lama dan viral load serupa dengan pasien bergejala," ujar penulis.

Oleh karena itu, terlepas dari bergejala atau tidak, penting melalui isolasi bagi mereka yang terinfeksi virus corona. 

"Karena penularan oleh pasien asimptomatik dengan SARS-CoV-2 mungkin merupakan faktor kunci dalam penyebaran komunitas, pengawasan berbasis populasi dan isolasi pasien asimtomatik mungkin diperlukan," demikian kata peneliti.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 7 Agustus: 19,2 Juta Kasus | Trump Sebut Vaksin Mungkin Tersedia Sebelum Pilpres 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi