Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Batu Hitam Disebut Meteor Jatuh dari Langit hingga Timpa Rumah Warga

Baca di App
Lihat Foto
facebook/Josua Hutagalung
Sebuah video yang bernarasikan batu hitam disebut meteor jatuh dari langit dan menimpa seng salah satu rumah warga viral di media sosial.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah video yang bernarasikan batu hitam disebut meteor jatuh dari langit dan menimpa seng salah satu rumah warga viral di media sosial.

Video tersebut dibagikan oleh pemilik akun Facebook Josua Hutagalung pada Sabtu (1/8/2020) sekitar pukul 17.34 WIB.

Dalam video itu tampak batu berwarna hitam masuk ke dalam tanah hingga beberapa sentimeter. Selain itu, seng atap rumah juga tampak berlubang dikatakan karena hantaman batu tersebut.

Baca juga: Viral, Unggahan Mobil Dinas Wali Kota Semarang Bisa Digunakan untuk Acara Pernikahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga berita ini diturunkan, unggahan video tersebut telah dilihat lebih dari 6.000 kali dan disukai lebih dari 80 kali.

Berikut narasi yang diucapkan perekam video tersebut:

"Halo gais, ini ada jatuh dari langit gais,
.
Menimpa seng gais, ah mungkin meteor, ini batunya,
.
Baru 30 menit yang lalu gais, sekarang kita gali dulu ya gais."

Baca juga: Viral, Video Satu Keluarga Asyik Santap Makanan di Bahu Jalan Tol Cipali

Bagaimana ceritanya?

Seperti diberitakan Antara, Senin (3/8/2020), peristiwa tersebut terkonfirmasi terjadi di Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Batu hitam jatuh mengenai rumah pengunggah video tersebut, Josua Hutagalung pada Sabtu (1/8/2020) sore.

Josua yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati di Kolang menuturkan, fenomena alam yang dialaminya adalah peristiwa langka.

"Ini adalah fenomena alam yang kami yakini membawa keberuntungan bagi keluarga kami. Pasalnya, begitu luas bumi ini, kenapalah harus ke rumah kami ini batu itu jatuh," kata Josua.

Baca juga: Bukan Tanzanite, Ini 7 Batu Termahal di Dunia

Pada Sabtu (1/8/2020), ia sedang bekerja membuat peti mati, dan tiba-tiba terdengar suara gemuruh di langit. Warga sekitar menduga bahwa itu adalah suara petir.

Berselang sekitar setengah jam terdengar benturan keras menghantam seng rumahnya yang mengakibatkan terjadinya getaran.

"Saya kaget dan langsung berlari melihat apa yang terjadi bersama istri. Setelah kami lihat ke samping rumah, atap rumah kami bocor dan berlobang bulat. Merasa penasaran, kemudian kami memeriksa lokasi sekitar samping rumah, dan kami dapati tanah sudah berlobang dengan kedalaman sekitar 15 sentimeter atau sekitar sejengkal orang dewasa," ucap dia.

Josua menambahkan, setelah peristiwa itu, warga pun ramai mendatangi kediaman Josua, termasuk Camat Kolang juga mendatangi kediamannya.

Baca juga: Heboh soal Ledakan di Beirut, Lebanon, di Manakah Persis Beirut dan Seperti Apa Kotanya?

Penjelasan Lapan

Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin menyatakan bahwa batu hitam tersebut kemungkinan adalah meteorit.

Ia mengatakan begitu karena dilihat dari bentuk dan penampilannya yang menyerupai batuan meteorit.

"Tampaknya itu meteorit yang jatuh. Bentuknya dan ada bagian yg mengelupas karena panas, menjadi ciri meteorit," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/8/2020).

Baca juga: Menengok 18 Fenomena Astronomi yang Akan Terjadi pada Agustus 2020, Apa Saja?

Dihubungi terpisah, Peneliti Lapan Andi Pangerang mengungkapkan, jenis batuan yang menimpa rumah Josua tersebut kini masih diteliti.

Oleh karena itu, pihaknya masih belum bisa memastikan apakah batu tersebut meteorit atau bukan.

"Kami belum bisa memastikan. Menunggu riset dari laboratorium geologi di Medan," papar Andi saat dihubungi pada waktu yang sama.

Baca juga: Berikut Analisis Lapan soal Banjir di Luwu Utara

Kendati begitu, apabila melihat fisik dan ciri-ciri batu hitam yang jatuh tersebut, Andi tak memungkiri bahwa batu tersebut menyerupai batu meteor.

"Sepertinya iya (batu meteor). Tetapi saya tetap menunggu hasil laboratorium dulu," ucap Andi.

Bagaimana bisa batu dari luar angkasa masuk ke Bumi?

Mengenai pertanyaan tersebut, Andi menjabarkan dengan sangat jelas mengenai penyebabnya.

Menurut pemapaparannya, Bumi dan tata surya selalu dalam keadaan yang bergerak.

"Kadang kala dalam perjalanannya mengarungi ruang angkasa, Bumi berpapasan dengan sebuah awan debu kosmik," ucap Andi.

Baca juga: Berkaca dari Gempa di Rangkasbitung dan Jepara, Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Awan debu kosmik ini, lanjutnya, bisa jadi akibat tabrakan sebuah asteroid, partikel dari sebuah komet (seperti pada hujan meteor), atau sisa-sisa pembentukan sebuah bintang atau planet.

Ia melanjutkan, awan debu ini dapat berjalan hingga jutaan kilometer hingga akhirnya bertemu dengan orbit Bumi.

"Kadang ada juga sebuah benda langit random yang datang secara tiba-tiba, masuk ke lapisan atmosfer Bumi," jelas dia.

Baca juga: Langit Merah di Jambi Dikenal dengan Hamburan Rayleigh, Ini Penjelasannya

Menurutnya, benda langit ini tidak berasal dari sebuah hujan meteor tertentu atau siklus komet tertentu yang biasanya dapat diamati dan memiliki siklus yang rutin.

Benda langit atau meteor semacam ini disebut dengan sporadic meteor. Jadi bukan Bumi yang menghampiri awan debu atau asteroid, tapi asteroidnya yang kebetulan berpapasan dengan orbit Bumi.

"Jadi secara garis besar dapat dijelaskan jika ada sebuah benda langit (asteroid, meteor, awan debu, dan lainnya) yang bergerak cukup dekat dengan orbit Bumi, maka ada kemungkinan benda langit tersebut dapat memasuki atmosfer Bumi," kata Andi.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

Andi menjelaskan, terdapat cukup banyak meteor yang mendekati atau berada dekat dengan Bumi.

Dan perlu diketahui, bahwa kadang sporadic meteor tidak dapat di deteksi dengan cepat karena kedatangannya yang tiba-tiba.

Namun, Andi melanjutkan, sebagian besar meteor yang jatuh ke Bumi akan terbakar hangus di atmosfer sebelum sampai menyentuh tanah, karena itu risiko bahayanya tidak terlalu besar.

"Jadi bisa disimpulkan penyebab meteor jatuh dikarenakan oleh mendekatnya benda langit ke orbit Bumi, atau juga karena Bumi berpapasan dengan orbit benda langit tersebut," kata dia.

"Meskipun tidak selalu dapat terdeteksi, sebagian besar meteor yang jatuh ke Bumi tidak membahayakan," terangnya.

Baca juga: Mengenal Elon Musk, Pria di Balik SpaceX...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi