Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Wabah Pes di Mongolia Dalam, China Isolasi Satu Desa

Baca di App
Lihat Foto
UNIVERSAL HISTORY ARCHIVE/GETTY IMAGES
Ilustrasi ketika wabah pes melanda Kota London pada 1664.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pemerintah China mengisolasi sebuah desa di wilayah otonomi Inner Mongolia atau Mongolia Dalam setelah salah satu warga meninggal dunia akibat terinfeksi bubonic plague atau wabah pes.

Inner Mongolia atau Mongolia Dalam merupakan sebuah daerah otonom setingkat provinsi di China. Ibu kotanya Hohhot.

Melansir CNN, Jumat (7/8/2020), pes adalah penyakit yang umurnya berabad-abad dan bertanggung jawab atas pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia.

Komisi Kesehatan Kota Baotou mengungkapkan, kasus kematian akibat pes tersebut dilaporkan oleh pihak berwenang setempat pada Minggu pekan lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Jamur Enoki dan Kaitannya dengan Wabah Listeria...

Pasien yang kini telah meninggal tersebut merupakan warga Desa Suji Xincun, Distrik Damao Banner.

Berdasarkan pernyataan Komisi Kesehatan, pasien tersebut meninggal karena kegagalan sistem peredaran darah. Tetapi tidak dijelaskan bagaimana pasien bisa terinfeksi.

Untuk menghindari penyebaran dari penularan wabah pes, pihak berwenang menutup desa Suji Xincun, tempat tinggal pasien yang meninggal, dan memerintahkan dIsinfeksi rumah setiap hari.

Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...

Seluruh penduduk diperiksa

Kabar baiknya, hingga sejauh ini semua penduduk desa tersebut telah diperiksa dan dinyatakan negatif terhadap wabah pes ini.

Selain itu, ada sembilan warga desa yang pernah menjalin kontak dekat dengan pasien meninggal dan 26 warga lainnya yang pernah menjalin kontak telah menjalani karantina mandiri.

Sebelumnya, pemerintah Damao Banner, distrik tempat itu berada, telah menetapkan wilayah tersebut pada level siaga 3 terkait pencegahan penularan wabah hingga akhir tahun 2020.

Baca juga: Menilik Potensi Resesi Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19...

Masih dari sumber yang sama, kasus kematian akibat wabah pes di China adalah yang pertama, namun kasus ini adalah yang kedua kalinya terkonfirmasi di China.

Kasus sebelumnya ditemukan sekitar awal Juli lalu ketika pihak berwenang mendeteksi beberapa kasus bubonic di wilayah utara China, terutama Mongolia Dalam.

Akibat dari hal itu, pemerintah China bahkan telah menutup sejumlah tempat wisata di bagian utara negara itu yang dekat dengan perbatasan Mongolia.

Baca juga: Trending, Ini 10 Lokasi Wisata di Kawasan Dataran Tinggi Dieng

Pandemi paling mematikan

Wabah pes diketahui pernah menyebabkan pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia, yakni fenomena Black Death, di mana 50 juta orang di Eropa meninggal karena terjangkit pes atau bubonic sekitar abad pertengahan.

Penyakit itu ditularkan oleh tikus yang terinfeksi melalui kutu ke manusia.

Wabah pes ini menyebabkan nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening, demam hingga menggigil dan juga batuk.

Baca juga: 3 Fakta Seputar Penggunaan Antibiotik yang Harus Anda Ketahui

Adanya antibiotik yang dapat mengobati wabah pes ini, dikatakan telah memabntu meredam penyebaran wabah, mencegah jenis penyebaran yang begitu cepat seperti yang terjadi di Eropa pada abad pertengahan.

Namun, keberadaan antibiotik tersebut tidak sepenuhnya membantu menghilangkan wabah pes.

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan wabah pes sebagai penyakit yang muncul kembali.

Baca juga: Gejala Covid-19 pada Anak Mirip Penyakit Kawasaki Muncul di AS

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo INfografik: Wabah Virus Corona Berstatus PHEIC

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi