Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Pembahasan soal Fetish, Bagaimana Gejala, dan Penanganannya?

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi fetish
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kata "fetish" kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Beberapa waktu lalu, sempat ramai terduga pelaku fetish jarik yang pertama kali dibongkar melalui media sosial Twitter.

Kini, pelaku tersebut telah ditangkap polisi di kampung halamannya, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, setelah sebelumnya dikeluarkan dari universitas tempat ia menempuh pendidikan.

Kasus fetish ini bukan pertama kalinya tersebar di media sosial. Lantas, apa sebenarnya gejala dan penyebab dari perilaku tersebut?

Apa itu fetish?

Melansir Psychology Today, fetish merupakan ketertarikan seksual pada benda atau bagian tubuh yang umumnya tidak dipandang secara seksual, ditambah dengan gangguan tertentu yang signifikan secara klinis. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara, mengutip Kompas.com, Minggu (2/8/2020), Seksolog Klinis Zoya Amirin menjelaskan bahwa fetish merupakan berbagai bentuk paraphilia.

"Salah satu paraphilia itu adalah fetish, dimana seorang individu merasa terangsang dengan bagian tubuh yang nonseksual atau benda-benda nonseksual," kata Zoya.

Baca juga: Ramai Gilang Bungkus, Apakah Fetish Berbahaya dan Bisa Dikenali?

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-5 (DSM-5), gangguan ini dicirikan dengan ketergantungan yang terus menerus pada benda mati atau bagian tubuh tertentu untuk mencapai gairah seksual.

Zoya memaparkan, bagian tubuh seksual adalah payudara dan alat kelamin.

Sementara benda-benda seksual adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan seksual, seperti pakaian dalam, lingerie, sex toys dan sebagainya.

"Dia bisa terangsang dengan pusar, ketiak, jempol kaki, betis, telapak kaki, dan masih banyak lagi fetish yang bagian tubuh nonseksual," ujarnya.

Fetish sebenarnya terjadi pada banyak individu, tetapi diagnosis hanya diberikan jika telah menyebabkan gangguan, baik dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

Adapun fetish lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan. 

Bagaimana gejala fetish?

Menurut Zoya, pemilik fetish, dapat dikategorikan dalam beberapa tingkat. Ada yang berada di level parah atau akut dan ada juga yang tidak terlalu parah.

"Yang mild itu artinya gini, dia masih tetap bisa berhubungan seksual, tapi pada saat melakukan hubungan seksual itu harus ada kain jarit, keringat, (obyek fetish-nya)," ujar dia.

Sementara, untuk yang sudah parah, orang tersebut tidak membutuhkan hubungan seksual karena hasratnya dapat terpenuhi hanya dengan melihat atau menikmati obyek-obyek nonseksual.

Baca juga: Viral Utas soal Predator Fetish Kain Jarik, Ini Tanggapan Unair

Berdasarkan kriteria diagnosis untuk fetish, sebagaimana terdapat pada DSM-5 adalah sebagai berikut:

  • Dalam waktu setidaknya 6 bulan, orang tersebut memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku yang berulang, intens, membangkitkan hasrat seksual yang melibatkan benda mati atau bagian tubuh nongenital
  • Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan tekanan yang signifikan atau mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau kehidupan pribadi
  • Obyek fetish bukanlah bagian atau benda yang dari awal dirancang untuk kebutuhan seksual

Apa penyebab munculnya fetish?

Paraphilia seperti fetish biasanya muncul selama pubertas. Namun, gejala ini dapat berkembang hingga masa remaja.

Tidak ada penyebab pasti dari munculnya fetish ini.

Akan tetapi, sejumlah ahli meyakini bahwa fetish berkembang dari pengalaman di masa kanak-kanak, dimana suatu obyek dikaitkan dengan bentuk gairah seksual yang kuat. 

Model pembelajaran perilaku menunjukkan bahwa seorang anak yang menjadi korban atau pemerhati perilaku seksual yang tidak pantas dapat menirunya atau memperkuat perilaku tersebut.

Model lainnya menunjukkan bahwa orang-orang ini kemungkinan kehilangan kontak seksual sosial normal, sehingga mencari kepuasan melalui cara yang tidak dapat diterima secara sosial.

Kemudian, dalam sejumlah kasus yang melibatkan laki-laki, beberapa ahli berpendapat bahwa fetish kemungkinan berasal dari adanya rasa ragu tentang maskulinitas, potensi, atau ketakutan seseorang akan penolakan dan penghinaan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Fetish dan Bagaimana Bisa Muncul?

Dengan melakukan praktik fetish dan memegang kendali atas benda mati, menurut teori, seseorang dapat melindungi dirinya sendiri atau mengimbangi perasaan ketidakmampuan yang tadinya muncul.

Bagaimana menangani fetish?

Fetish, dalam banyak kasus, tidak berbahaya. Menurut definisi DSM, fetish dapat "diperlakukan" sebagai sebuah kelainan apabila mengganggu kemampuan seseorang dalam menjalani fungsi atau aktivitas kehidupan sehari-hati. 

Gangguan ini biasanya bersifat fluktuatif. Oleh karena itu, perawatan yang efektif terhadap pemilik fetish biasanya merupakan jangka panjang.

Meskipun tidak ada pengobatan yang ditentukan secara pasti, pendekatan dengan berbagai bentuk terapi terbukti berhasil.

Beberapa obat dapat membantu mengurangi pemikiran kompulsif terkait fetish ini, sehingga pasien dapat lebih berkonsentrasi saat menjalani konseling.

Perlu diketahui bahwa dorongan seksual tidak selalu berhubungan dengan perilaku pemilik fetish. Selain itu, tingkat testosteron yang tinggi juga tiddak selalu menyebabkan laki-laki mengalami paraphilia.

Namun, hormon seperti medroxyrogesterone acetate dan cyyproterone membantu menurunkan tingkat testosteron dan berpotensi mengurangi dorongan seksual. 

Baca juga: Ahli Sebut Fetish Tak Bisa Sembuh tapi Bisa Dikontrol, Bagaimana Caranya?

Dalam kasus fetish, berpotensi menurunkan fantasi seksual. 

Untuk itu, pengaturan hormon ini juga biasanya digunakan bersamaan dengan pengobatan atau perawatan perilaku maupun kognitif.

Beberapa penelitian juga menyebut bahwa model perilaku kognitif juga kemungkinan efektif untuk merawat orang-orang dengan paraphilia. 

(Sumber: Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella |Editor: Sari Hardiyanto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi