Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi Ekonomi, Mengenal Apa Itu IMF, dan Perannya dalam Perekonomian Global...

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
IMF
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Ancaman resesi ekonomi global akibat pandemi virus corona kini menjadi sesuatu yang dikhawatirkan oleh semua negara, terlebih bagi negara-negara yang sampai saat ini masih berjibaku untuk mengendalikan penyebaran virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi kerugian perekonomian global akibat pandemi virus corona bisa mencapai 12 triliun dollar AS atau sekitar Rp 168.000 triliun (kurs Rp 14.000).

IMF memproyeksikan 95 persen negara-negara di dunia diproyeksi mengalami kontraksi atau atau pertumbuhan ekonomi di zona negatif, termasuk Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi

Hal ini terbukti dengan laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke II tahun 2020, minus 5,32 persen.

Dengan catatan ini artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia terus turun sejak 2018 silam.

Sementara di kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi sudah tersungkur di angka 2,97 persen.

Dari 17 sektor lapangan usaha yang menopang perekonomian, hanya 7 sektor yang masih bisa tumbuh. Kontraksi terdalam terjadi pada sektor transportasi sebagai dampak pembatasan sosial.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi

IMF dan Indonesia

Proyeksi IMF terkait kerugian ekonomi global, dan juga situasi Indonesia saat ini, membangkitkan ingatan tentang krisis moneter Indonesia pada 1997-1998 silam.

Krisis yang bermula dari Thailand, akibat serangan spekulan mata uang, akhirnya merambah ke negara-negara lain di Asia Tenggara.

Indonesia sendiri menerima dampak yang cukup parah, hingga pada akhirnya harus mengajukan bantuan ke IMF.

Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Krisis Pangan Global Setelah Pandemi Corona

Mengutip Harian Kompas, 1 November 1997, IMF mengumumkan paket bantuan keuangan multilateral bernilai 23 miliar dollar AS yang menyertakan Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk membantu menstabilkan sistem keuangan Indonesia pada Jumat (31/10) sore atau Jumat malam WIB.

Dalam konferensi pers di Washington, AS, Direktur Pelaksana IMF Michell Camdessus mengatakan, para donatur bilateral terdiri atas Australia, China, Hongkong SAR, Jepang, Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat sudah menyatakan kesediaannya jika diperlukan bantuan dana tambahan.

Paket bantuan IMF saat itu terdiri dari 10 miliar dollar AS dalam bentuk fasilitas dana siaga (stand-by loan), Bank Dunia menyediakan 4,5 miliar dollar AS, dan Bank Pembangunan Asia 3,5 miliar dollar AS.

Diperkirakan ada bantuan lain, termasuk penggunaan aset penting eksternal (subtansial external asset) Indonesia, sehingga seluruhnya mencapai 23 miliar dollar AS.

 Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...

Lantas apa itu IMF?

Menilik rekam jejaknya, IMF selama ini dikenal oleh khalayak umum sebagai lembaga ekonomi global yang kerap turun tangan ketika suatu negara dilanda krisis.

Tidak hanya di Indonesia, IMF juga pernah mengucurkan bantuan untuk Thailand pada 1997 silam.

Anggapan bahwa IMF adalah semacam lembaga pemberi bantuan tidak sepenuhnya salah.

Baca juga: Mengingat Kerusuhan Mei 1998, Bagaimana Kronologinya?

Mengutip laman resmi IMF, Minggu (9/8/2020) IMF adalah salah satu badan khusus dalam sistem Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional pada tahun 1945 untuk membantu mempromosikan kesehatan perekonomian dunia.

Dengan markas besarnya berlokasi di Washington, DC, IMF diperintah oleh keanggotaannya yang terdiri dari 189 negara.

IMF adalah lembaga sentral dari sistem moneter internasional—yaitu sistem pembayaran dan nilai tukar internasional di antara mata-mata uang nasional yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan bisnis di antara negara-negara di dunia.

Baca juga: Menilik Potensi Resesi Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19...

IMF bertujuan untuk mencegah krisis dalam sistem tersebut dengan mendorong negara-negara supaya melaksanakan kebijakan ekonomi yang baik.

Seperti diindikasikan dalam namanya, IMF juga merupakan suatu dana yang dapat dimanfaatkan oleh anggota yang memerlukan pembiayaan sementara untuk menyelesaikan masalah neraca pembayaran.

Tujuan IMF

Tujuan IMF berdasarkan akta pendiriannya meliputi upaya promosi perluasan secara seimbang
perdagangan dunia, stabilitas nilai tukar, pencegahan devalusasi mata uang kompetitif, dan mengoreksi secara tertib persoalan neraca pembayaran suatu negara.

Untuk mencapai tujuan tersebut,

  • IMF melakukan pemantauan perkembangan dan kebijakan ekonomi dan keuangan dari negara-negara anggotanya dan pada tingkat global, dan memberikan nasihat dan masukan kebijakan kepada anggotanya berdasarkan pengalamannya yang lebih dari 50 tahun.
  • IMF memberikan pinjaman kepada negara anggota yang menghadapi masalah neraca pembayaran, tidak hanya untuk menyediakan pembiayaan sementara, tetapi juga untuk mendukung proses penyesuaian dan kebijakan reformasi yang bertujuan untuk mengoreksi permasalahan mendasar perekonomian.
  • IMF menyediakan bantuan teknis dan pelatihan di bidang yang menjadi keahliannya kepada pemerintah dan bank sentral dari negara anggotanya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak, dan Penyebabnya...

Sumber Dana IMF

Sumber daya (pendanaan) IMF terutama berasal dari pembayaran iuran kuota (atau modal) dari negara-negara anggota ketika mereka bergabung dengan IMF, atau melalui tinjauan berkala dari kenaikan kuota.

Negara membayar 25 persen dari pembayaran iuran kuota mereka dalam bentuk Hak Penarikan Khusus (Special Drawing Rights) atau dalam bentuk mata uang utama, seperti dollar AS atau yen Jepang.

IMF dapat meminta sisa 75 persen pembayaran kuota dalam bentuk mata uang negara
anggota sendiri, yang dapat disediakan untuk pinjaman sesuai kebutuhan.

Baca juga: Uang Logam Rp 500 Dijual hingga Rp 100 Miliar, Kolektor: Cuma Ngawur Saja

Kuota tidak hanya menentukan jumlah pembayaran iuran sebuah negara,
tetapi juga kekuasaaan hak pilihnya; jumlah pembiayaan/pinjaman yang dapat diterima
dari IMF, dan bagiannya dalam alokasi SDR.

Kuota dimaksudkan untuk mencerminkan secara luas ukuran relatif anggota dalam perekonomian dunia: semakin besar output ekonomi negara, dan juga semakin besar dan lebih bervariasi perdagangannya, maka kuotanya cenderung semakin tinggi

Berikut adalah 10 negara yang menjadi penyumbang terbesar IMF saat ini:

  1. Amerika Serikat: 17,45 persen kuota
  2. Jepang: 6,48 persen kuota
  3. China: 6,41 persen kuota
  4. Jerman: 5,60 persen kuota
  5. Perancis: 4,24 persen kuota
  6. Inggris: 4,24 persen kuota
  7. Italia: 3,17 persen kuota
  8. India: 2,76 persen kuota
  9. Rusia: 2,71 persen kuota
  10. Brasil: 2,32 persen kuota
  11. Rusia: 2,71 persen kuota

Dalam kondisi yang diperlukan, IMF juga bisa meminjam dana untuk menambah sumber daya yang tersedia dari kuotanya.

Baca juga: Kena PHK, Bisakah Mengajukan Pencairan Dana JHT ke BPJamsostek?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi