KOMPAS.com - Muhammad Junaid (25) merasakan ada sesuatu yang salah ketika pesawat yang ditumpanginya tersentak oleh angin kencang saat mendekati Kota Kozhikode, India bagian selatan, Jumat (7/8/2020).
Junaid merupakan penumpang Air India Express penerbangan IX 1344 dari Dubai dan duduk di baris belakang pesawat.
Setelah upaya untuk mengatasi masalah itu gagal, pesawat kemudian berputar dan mendarat di landasan pacu.
Alih-alih melambat, pesawat itu tampaknya menambah kecepatan hingga melampaui landasan pacu yang licin oleh hujan lebat.
Pesawat Boeing-737 itu pun meluncur ke dalam lereng tajam dan pecah menjadi dua bagian.
"Semua itu terjadi dalam 15 detik," kata Junaid, dikutip dari Reuters, Sabtu (8/8/2020).
Baca juga: Terlambat 5 Menit, Nyawa Pria Ini Terselamatkan dari Insiden Air India Express
Pejabat setempat mengatakan, sebanyak 18 dari 190 penumpang dan awak pesawat dilaporkan meninggal dunia.
Kecelakaan pesawat ini menjadi yang terburuk di India sejak 2010 silam.
Namun, Junaid dan beberapa penumpang lainnya yang duduk di bagian belakang pesawat hampir tanpa mengalami cedera dan berjalan menuju Bandara Internasional Calicut, dekat Kota Kozhikode.
"Hanya kepala yang sakit karena terbentur langit-langi dan bibir sedikit berdarah setelah menggigitnya. Tak ada lagi yang terjadi pada saya, alhamdulillah," tutur Junaid.
Ia bahkan masih sanggup mengendarai mobil sendirian untuk pulang ke rumahnya di Elathur yang berjarak satu jam dari bandara.
Pulang karena pandemi
Ia merupakan tulang punggung dalam keluarganya yang beranggotakan empat orang. Biasanya, ia mengirimkan setengah dari gajinya yang mencapai 1.000 dollar AS kepada keluarganya.
Akan tetapi, bisnis perusahaannya mulai mengalami kesulitan dan hanya dibayar setengah gaji sejak Mei 2020 akibat pandemi virus corona.
"Atasan saya menyuruh saya mengambil cuti dua atau tiga bulan dan kembali ketika semuanya baik-baik saja," jelas dia.
Baca juga: Korban Selamat Ceritakan Detik-detik Terakhir Air India Express Jatuh ke Jurang
Untuk pulang ke India pun tak mudah. Junaid mendaftar program penerbangan repatriasi Pemerintah India pada Mei 2020, tetapi tidak mendapat kabar selama dua bulan.
Pada 1 Agustus 2020, ia diberitahu bahwa penerbangan akan tersedia selama periode dua minggu dan harus membayar sekitar 240 dollar AS untuk penerbangan Jumat.
"Saya kembali ke India setelah hampir dua tahun, jadi saya sangat senang bertemu keluarga saya dan semua orang," jelas dia.
Kini Junaid sedang beristirahat di rumah dan menunggu hasil tes virus corona. Ia pun mengaku trauma dan ingin menjauh dari pesawat.
"Saya sangat takut. Saya tidak ingin terbang lagi," ujar Junaid.
Baca juga: Black Box Air India Express 1344 Ditemukan, Ini Hasil Investigasi Terbaru
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.