Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lomba "17 Agustusan" di Tengah Pandemi, Amankah?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / Wijaya Kusuma
Egy Maulana Vikri saat memindahkan karet ke salah satu karyawan Hotel UNY dengan sedotan di acara lomba HUT 72 RI
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus jamak dirayakan dengan beragam lomba di berbagai daerah.

Macam perlombaan "17 Agustusan" tersebut beraneka ragam, mulai dari makan kerupuk, balap karung hingga panjat pinang.

Lelaki, perempuan, anak-anak, tua dan muda biasanya ikut berpartisipasi. Bahkan hadiah untuk para pemenangnya pun juga disiapkan.

Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi tahun ini pandemi Covid-19 terjadi. Kegiatan masyarakat Indonesia lumpuh sejak Maret 2020 karena adanya pembatasan.

Imbauan untuk tidak mengadakan lomba "17 Agustusan" pun muncul ke permukaan, Kota Bekasi, Kota Tangerang dan Solo merupakan beberapa di antaranya.

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengeluarkan surat edaran terkait larangan berkerumun untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca juga: Menilik Potensi Resesi Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19...

Imbauan larangan

Surat bernomor 003.1/1793/HUMAS-PROTOKOL/2020 tersebut memuat sejumlah poin salah satunya yakni masyarakat diminta untuk meniadakan acara kegiatan yang sifatnya mengundang kerumunan, termasuk lomba-lomba 17 Agustus yang biasa dibuat oleh masyarakat untuk menyemarakkan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Melansir Kompas.com, Rabu (5/8/2020), Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi juga mengimbau warganya untuk meniadakan kegiatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia yang sifatnya mengundang kerumunan. Begitu juga dengan lomba-lomba 17 Agustus.

Sementara Pemprov DKI Jakarta masih mengkaji jenis lomba yang diperbolehkan dan dilarang diadakan.

"Tentu kami akan kaji jenis lomba apa saja yang boleh dilakukan, mungkin nanti sebelum pelaksanaan 17-an mungkin ada kebijakan yang kami keluarkan," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin, dilansir Kompas.com, Sabtu (8/8/2020).

Baca juga: Bertema Indonesia Maju, Logo Peringatan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI Resmi Diluncurkan

Lantas mungkinkah perlombaan 17 Agustusan tetap bisa berjalan selama pandemi?

Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menjelaskan prinsip menjaga jarak dan menghindari adanya kumpulan massa atau keramaian dalam masa pandemi yang masih belum terkendali ini tetap harus dijaga.

"Termasuk saat peringatan 17 Agustus. Apalagi umumnya masyarakat belum terbiasa dan disiplin menerapkan protokol kesehatan," katanya pada Kompas.com, Minggu (9/8/2020).

Sehingga tidak perlu dipaksakan ada keramaian atau perlombaan karena menurutnya kondisi belum memungkinkan.

"Peringatan 17 Agustus tahun ini kita bisa menjadi pahlawan untuk masyarakat dengan tetap di rumah saja sehingga melindungi kelompok rawan di masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Bertambah 2.473 Kasus dalam Sehari, Berikut 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi

Cara baru

Dicky menjelaskan, peringatan HUT RI bisa diramaikan dengan cara-cara online seperti generasi muda yang memperkenalkan sejarah perjuangan veteran lewat media online. Bisa juga mengadakan lomba lain tapi online.

"Penekanan saya dihindari keramaian dan please stay at home," tuturnya.

Dihubungi terpisah, pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Bayu Satria Wiratama mengatakan ada lomba yang tetap bisa dilakukan.

"Menurut saya untuk jenis lombanya ada beberapa yang aman seperti balap karung dan lomba kelereng, tinggal dikasih jarak aman antar peserta," katanya pada Kompas.com, Minggu (9/8/2020).

Baca juga: Pendakian Gunung Lawu Dibuka, Simak Protokol Kesehatannya Sebelum Mendaki

Akan tetapi menurutnya, sebelum memilih jenis lombanya, perlu dipastikan dulu kondisi di wilayahnya seperti apa. Apakah kondisi di wilayahnya sudah aman atau belum.

Tak hanya itu, karena lomba biasanya disaksikan banyak penonton, maka perlu ditata juga penontonnya.

"Jangan sampai lombanya aman tapi yang menonton tidak diatur atau dikendalikan," kata Bayu.

Pihaknya menekankan untuk tidak perlu mengadakan perayaan dan perlombaan "17 Agustusan" apabila memang tidak bisa mengendalikan dari semua aspek, baik perlombaan hingga penonton yang tertib.

Baca juga: Ledakan Lebanon dan Ancaman Meledaknya Kasus Covid-19 Pascabencana...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tingkat Risiko Kegiatan pada Masa Pandemi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi