Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brazil Catatkan Angka 100.000, Ini 10 Negara dengan Kematian Tertinggi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/REUTERS/BRUNO KELLY
Foto udara bayangan salib di pemakaman Parque Taruma, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Manaus, Brazil, Senin (15/6/2020). Foto diambil dengan drone.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Brazil mencatatkan lebih dari 100.000 kematian akibat infeksi virus corona pada Sabtu (8/7/2020).

Kementerian Kesehatan melaporkan 49.970 kasus baru dan 905 kematian dalam 24 jam terakhir.

Tambahan kasus baru ini meningkatkan jumlah kasus menjadi lebih dari 3 juta dan jumlah kematian menjadi 100.477.

Dengan jumlah itu, Brazil masih menjadi negara kedua yang memiliki kasus kematian terbanyak karena wabah Covid-19.

Secara global, menurut data Worldometers, laporan kasus infeksi sejauh ini mencapai 19,8 juta dengan 729.891 kematian, dan 12,7 juta pasien dinyatakan sembuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 27 Juli: 16,39 Juta Orang Terinfeksi | Kasus di Brazil Lewati 2,4 Juta

Berikut 10 negara dengan angka kematian Covid-19 tertinggi di dunia:

Amerika Serikat
Meninggal: 165.074 kasus
Positif: 5.160.060 kasus
Sembuh: 2.638.673 kasus

Brazil
Meninggal: 100.543 kasus
Positif: 3.013.369 kasus
Sembuh: 2.094.293 kasus

Meksiko
Meninggal: 52.006 kasus
Positif: 475.902 kasus
Sembuh: 318.638 kasus

Inggris
Meninggal: 46.566 kasus
Positif: 309.763 kasus
Sembuh: - kasus

India
Meninggal: 43.498 kasus
Positif: 2.156.756 kasus
Sembuh: 1.481.825 kasus

Italia
Meninggal: 35.203 kasus
Positif: 250.103 kasus
Sembuh: 201.947 kasus

Perancis
Meninggal: 30.324 kasus
Positif: 197.921 kasus
Sembuh: 82.836 kasus

Spanyol
Meninggal: 28.503 kasus
Positif: 361.442 kasus
Sembuh: 150.376 kasus

Peru
Meninggal: 20.844 kasus
Positif: 471.012 kasus
Sembuh: 319.171 kasus

Iran
Meninggal: 18.264 kasus
Positif: 324.692 kasus
Sembuh: 282.122 kasus

Kasus di Brazil

Pada Rabu (5/8/2020), salah satu pemimpin adat paling berpengaruh yang memimpin orang-orang Upper Xingu di Brazil, Aritana Yawalapiti meninggal akibat Covid-19.

Kematian itu semakin menambah catatan kasus infeksi dan kematian di kalangan penduduk asli Brazil.

Aritana (71) dilarikan ke rumah sakit Goiania dua minggu lalu dalam perjalanan 9 jam yang berisiko. Ia meninggal di rumah sakit karena komplikasi paru-paru yang disebabkan oleh penyakit tersebut.

Sejak dikonfirmasi akhir Februari, dalam waktu tiga bulan, virus corona menewaskan 50.000 orang dan hanya butuh waktu 50 hari untuk mencapai 50.000 berikutnya.

Baca juga: Presiden Brazil Positif Covid-19, Ini Daftar 7 Pemimpin Negara yang Terinfeksi Corona

Pada bulan-bulan pertama pandemi, warga Brazil setiap malam memprotes sikap pemerintahan Jair Bolsonari yang mengucilkan bahaya Covid-19 dan melawan penguncian oleh pemerintah daerah.

"Kita harus hidup dalam keputusasaan, karena ini adalah tragedi seperti perang dunia. Tetapi Brasil berada di bawah pengaruh bius kolektif," kata Dr Jose Davi Urbaez, anggota senior dari Infectious Diseases Society, dilansir dari Reuters, Sabtu (8/8/2020).

Jose dan pakar kesehatan masyarakat lainnya telah memperingatkan bahwa Brazil masih belum memiliki rencana terkoordinasi untuk mengatasi wabah.

Pasalnya, banyak pejabat saat ini fokus pada pembukaan kembali yang memungkinkan terjadinya penyebaran virus dan memperburuk kondisi negara.

Mahkamah Agung dan Kongres Brazil, dua lembaga yang mengkritik penanganan Bolsonaro atas pandemi.

Masing-masing menyatakan tiga dan empat hari berkabung nasional setelah korban meninggal mencapai 100.000.

Presiden Bolsonaro tak berkomentar secara terbuka terkait sikap dua lembaga itu.

Baca juga: Jokowi Bandingkan Kasus Covid-19 Indonesia dengan AS dan Brazil

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi