Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jurnalis
Bergabung sejak: 11 Apr 2017

Jurnalis

Eksklusif, Teka-teki Jejak Glamour Jaksa Pinangki

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Terpidana kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra tiba di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (30/7/2020). Djoko Tjandra ditangkap di Malaysia.
Editor: Heru Margianto


BABAK baru kasus Djoko Tjandra. Sebelumnya, tiga jenderal polisi di copot. Satu di antaranya ditetapkan sebagai tersangka kasus pidana dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara.

Bola panas kini mengarah ke Korps Adhyaksa. Sempat beredar di media sosial video yang memperlihatkan Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan menerima pengacara Djoko Tjandra, Anita Kolopaking.

Belakangan, pengungkapan perkara pertemuan ini dihentikan karena dianggap tidak memiliki bukti permulaan yang cukup. Anita diketahui datang bersama dengan seorang mantan pejabat Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, senior Kajari.

Kajari mengaku, dalam pertemuan itu ia tidak tahu kalau Anita yang datang bersama seniornya adalah pengacara Djoko Tjandra.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di dalam pertemuan tersebut Kajari Jakarta Selatan menerima tamu yaitu seniornya (mantan Kasi Intel Kejari Jaksel, Zaenuddin). Dia tidak tahu bahwa seniornya ini membawa kawan yang bernama Anita Kolopaking," kata Hari saat konferensi pers yang digelar secara virtual pada Rabu (29/7/2020).

Teka-teki Jaksa Pinangki

Usai ramai-ramai soal video Kepala Kejaksaan Negeri, muncul lagi video berikutnya yang memperlihatkan seorang jaksa, yaitu Pinangki Malasari bertemu dengan Djoko Tjandra. Pertemuan itu terjadi sebelum Jaksa Agung ST Burhanuddin “curhat” di depan DPR soal betapa sakitnya ia dipermainkan Djoko Tjandra.

Ada apa?

Berbekal pertanyaan yang mengganjal ini, saya melakukan penelusuran terkait dengan siapa Jaksa Pinangki? Apa yang dilakukannya bertemu dengan Djoko Tjandra pada November 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia? Apa isi pembicaraannya? Mengapa ia bisa bertemu dengan buronan kakap yang notabene tengah diburu oleh lembaganya?

Pertanyaan-pertanyaan ini relevan untuk dijawab. Pertanyaan paling akhir sesungguhnya sangat sederhana dan seharusnya bisa segera terjawab ada apa di baliknya?

Bagaimana mungkin seorang jaksa dengan jabatan hanya eselon 4 bisa bertemu dengan buronan kakap yang dicari oleh institusi tempatnya bekerja sebagai penegak hukum sekaligus eksekutor terpidana yaitu Kejaksaan Agung?

Saya bergegas menghubungi sumber-sumber saya.

 

Operasi plastik di Amerika Serikat

Dari sejumlah sumber, saya mendapatkan foto eksklusif Jaksa Pinangki Sirna Malasari yang tengah pelesiran bersama dengan ibu dan adiknya. Ia tampak berada di dalam kabis kelas atas pesawat.

Foto kedua yang saya dapat memperlihatkan Pinangki dalam proses implan wajah di New York, Amerika Serikat.

Hasil penelusuran saya, implan wajah itu ditangani oleh dr Andrew Jacono. Foto-foto yang saya dapat akan diperlihatkan di Program AIMAN yang tayang di Kompas TV pukul 20.00 Senin (10/08/2020).

Dr Andrew Jacono membuka praktik di New York Center for Plastic Surgery yang beralamat di Park Avenue, New York City, Amerika Serikat. Dalam laman klinik itu disebutkan bahwa dr Jacono memiliki banyak prestasi. Spesialisasinya adalah operasi hidung.

Mau tahu biaya satu kali operasi plastik di klinik itu? Rentang biayanya mendekati angka setengah miliar rupiah. Woow!

Tentu saja muncul pertanyaan di benak saya: bagaimana seorang jaksa eselon 4 memiliki uang sebanyak itu?

Keyakinan Menkopolhukam Mahfud MD

Adalah tugas penyidik untuk mengungkap soal ini. Kejaksaan Agung di bawah Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) tengah menyelidiki kasus Jaksa Pinangki.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD yakin bahwa Jampidsus telah mencium adanya dugaan suap atau gratifikasi terkait Jaksa Pinangki.

"Jaksa pasti mengenali Djoko Tjandra. Pasti ada permainan," kata Menkopolhukam Mahfud MD saat diwawancara di Program Satu Meja KompasTV menanggapi pertanyaa host Budiman Tanuredjo soal Jaksa Pinangki, Rabu (5/8/2020).

 

Mahfud secara lugas mengatakan, patut diperiksa dugaan aliran dana ke Pinangki. Penampilannya yang glamour mengundang kecurigaan.

"Bagaimana seorang Jaksa (dengan jabatan) Eselon 4, janda pula, dan selalu keluar negeri dengan penampilannya yang glamor, itu indisipliner. Tapi di balik penampilannya itu, sekarang ini sedang dilacak permainan korupsinya sedang dilacak. Ada dana-dana yang masuk ke situ atau tidak. Jadi, tidak mungkin hanya indisipliner," kata Mahfud.

"Oleh karena itu sekarang sedang diperiksa oleh Kejaksaan. Kalau nanti ada tindak pidana umum, misalnya pemalsuan surat jalan, atau yang lainnya, itu nanti yang periksa Polisi, tidak boleh oleh Kejaksaan," tegas Mahfud.

Pertanyaan lanjutan, akankah pemeriksaan Jaksa Pinangki akan membuka kotak pandora, nama-nama besar lainnya?

Logikanya begini, mungkinkah seorang jaksa yang posisinya jauh dari posisi utama bisa bertemu dengan buronan kelas kakap? Adakah pejabat lain yang lebih tinggi ikut “bermain”?

Kita tunggu hasil pemeriksaan. Apa yang disampaikan Menkopolhukam Mahfud MD layak menjadi pegangan bagi para penegak hukum di negeri ini agar tak lagi bermain-main dengan suap dan gratifikasi alias korupsi.

Bongkar!

Saya Aiman Witjaksono...
Salam!

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi