Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidik Laporkan Temuan Ruang Bawah Tanah di Lokasi Ledakan Beirut, Lebanon

Baca di App
Lihat Foto
AP/Hussein Malla
Asap tampak mengepul pasca ledakan besar di pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu, 5 Agustus 2020.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Harapan kembali muncul bagi para keluarga korban ledakan besar di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) lalu.

Melansir Al Arabiya English, Senin (10/8/2020), penyidik dan petugas penyelamat menemukan sebuah tempat yang diduga sebagai "ruang darurat bawah tanah".

Menurut laporan Alex Crawford dari Sky News, petugas penyelamat tengah memeriksa puing-puing ledakan saat menemukan tempat tersebut.

Ruang bawah tanah ini disebut terlihat seperti tempat penampungan darurat bawah tanah yang mungkin telah dibangun puluhan tahun lalu.

"Mereka berdoa untuk Ghassan (salah satu pekerja di pelabuhan saat ledakan) yang mungkin selamat dengan bersembunyi di ruang darurat bawah tanah, yang dibangun puluhan tahun lalu sebagai tempat aman saat terjadi serangan bom atau bencana alam," kata Crawford dalam laporannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: [POPULER TREN] Video Manipulasi Rudal Saat Ledakan Lebanon | LTMPT soal UTBK SBMPTN

Ghassan Hasrouty merupakan satu dari puluhan pekerja yang berada di Pelabuhan Beirut saat terjadi ledakan.

Saat peristiwa terjadi, muncul api disusul ledakan besar yang diduga disebabkan oleh 2.000 ton amonium nitrat yang disimpan di sana.

Hasrouty telah bekerja di pelabuhan tersebut selama lebih dari 38 tahun sebagai kepala ruang operasi untuk sebuah perusahaan yang mengelola silo atau tempat penampungan jagung di pelabuhan.

Disangkal 

Meski demikian, pada hari Minggu (9/8/2020), tentara Lebanon menyangkal adanya "lorong mencurigakan" di Pelabuhan Beirut tersebut.

Sementara, pihak keluarga yakin bahwa Hasrouty dan 6 orang koleganya berada di suatu tempat di bawah silo itu.

Mereka berharap Hasrouty dan para koleganya masih hidup.

Keluarga Hasrouty menyebut bahwa respons penyelamatan yang dilakukan sangat lambat dan tidak terorganisir. 

Menurut mereka, kesempatan apa pun untuk menemukan anggota keluarganya hidup-hidup menjadi hilang.

Hasrouty sendiri sempat menelepon istrinya, kurang dari 1 jam sebelum terjadi ledakan pertama.

Ia juga sempat memberi kabar tengah berada di ruang operasional perusahaan, dekat silo.

Menurut anaknya yang berusia 19 tahun, Tatiana, sebelumnya, Hasrouty pernah memberitahu tentang ruang bawah tanah di bawah ruang operasional tersebut.

"Dia pernah meminta kami untuk tidak khawatir saat dia bekerja di pelabuhan, karena ruang aman ini. Mereka menggunakan ruang itu selama perang sipil dan saat pelabuhan diserang. Kami berharap di sana tempat ia bersembunyi saat ini," ujar Tatiana.

Baca juga: Update Ledakan Lebanon: Meninggalnya Istri Dubes Belanda hingga Dugaan Bom atau Rudal

Proses pencarian pasca ledakan

Namun, pihak keluarga menyebutkan, meskipun mereka memberikan lokasi tepat kepada pihak berwenang tentang tempat Hasrouty berada saat ledakan, tenaga penyelamat tidak kunjung memulai pencarian hingga 40 jam kemudian.

"Orang-orang yang hilang ini bukan hanya hitungan angka," kata anak Hasrouty, Elie sebagaimana dikutip Reuters, Senin (10/8/2020).

"Kita perlu menyoroti manajemen dari bencana ini, situasi ini, seberapa buruk pengelolaannya, agar tidak lagi mengulang bencana dan pengelolaan yang mengerikan ini," kata dia.

Pihak keluarga masih terus berharap di tengah ketidakpastian, bahwa Hasrouty dapat ditemukan dan kembali dengan selamat.

Begitu pula dengan semua warga Lebanon yang membutuhkan jawaban tentang mengapa dan bagaimana pastinya peristiwa ini dapat terjadi.

Baca juga: 3 Kisah Heroik saat Ledakan di Lebanon

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Apa itu Amonium Nitrat?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi