Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Awan Raksasa Selimuti Kota Meulaboh, Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar unggahan twitter soal awan raksasa di Meulaboh Aceh
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang menyebutkan kondisi awan di atas Kota Meulaboh, Aceh Barat, viral di media sosial Twitter.

Dalam video berdurasi 29 detik tersebut, tampak gumpalan awan dengan warna hitam bercampur putih bergulung menyelimuti kota, di mana awan tersebut berukuran cukup panjang.

Akun @masawep mengunggah video tersebut pada Senin (10/8/2020) pukul 10.35 WIB.

Hingga pukul 15.40 WIB, video telah ditonton lebih dari 60.000, disukai dan di-retweet ribuan akun lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut video yang diunggah tersebut:

Penjelasan BMKG

Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, fenomena awan bergulung ini disebut sebagai awan roll atau roll cloud.

Fenomena awan bergulung merupakan suatu fenomena alamiah yang biasa terjadi.

"Roll cloud merupakan salah satu jenis awan Arcus (Arcus cloud)," kata Hary saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/8/2020) sore.

Menurut Hary, terdapat dua jenis awan Arcus, yaitu shelf clouds dan roll clouds.

Baca juga: Pesawat Ruang Angkasa ESA Tangkap Awan Misterius di Atas Gunung Berapi Mars, Apa Itu?


Hary mengungkapkan, awan Arcus merupakan awan rendah, panjang, dan tipis yang terkait dengan awan hujan disertai kilat atau petir, dan angin kencang.

"Awan tersebut terkadang terlihat di bawah awan cumulonimbus," ujar dia.

Ia menambahkan, awan ini berbentuk kolom horizontal yang dapat menggelinding atau bergulung panjang, apabila awan tersebut mengalami perbedaan arah angin di lapisan bagian atas dan bawah.

Hal ini, lanjutnya, terjadi saat suatu aliran udara dingin yang turun dari awan cumulonimbus sampai mencapai tanah.

"Udara dingin tersebut diindikasikan menyebar dengan cepat di sepanjang tanah, kemudian mendorong udara lembap dan hangat yang ada di sekitarnya ke atas," paparnya.

Saat udara ini naik, uap air mengembun membentuk pola awan Arcus.

Imbauan BMKG

Hary menambahkan, awan tersebut mempunyai ketinggian hingga sekitar 6.500 kaki atau sekitar 2.000 meter atau 2 km.

Ketika awan Arcus terbentuk dengan awan cumulonimbus dan downdraft, hal ini dikaitkan dengan hujan lebat atau hujan es, kilat atau petir, dan angin kencang.

Masyarakat sekitar diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya hujan lebat disertai kilat dan angin kencang.

"Sejauh ini kewaspadaan terhadap hujan lebat, kilat atau petir, dan angin kencang terkait dengan hal tersebut," ujar dia.

Baca juga: Bagaimana Rasanya Menyentuh Awan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi