Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Media Asing Beritakan Erupsi Gunung Sinabung Hari Ini

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Tangkapan layar headline South China Morning Post tentang erupsi Gunung Sinabung hari ini, 10 Agustus 2020

KOMPAS.com - Sejumlah media asing ikut memberitakan erupsi Gunung Sinabung yang terjadi pada Senin (10/8/2020).

Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara terjadi setidaknya dua kali, yaitu pada pukul 10.16 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 5000 m di atas puncak atau 7460 m di atas permukaan laut.

Berselang sejam pukul 11.17 WIB terjadi erupsi susulan dengan tinggi kolom abu teramati 2000 m di atas puncak atau 4460 m di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi 2246 detik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Gunung Sinabung Meletus, Ini Rekomendasi PVMBG

Media Hong Kong South China Morning Post yang mengutip dari kantor berita AP menuliskan bahwa letusan tersebut memuntahkan abu panas ribuan meter ke udara.

"Sinabung adalah satu di antara lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia, yang rentan terhadap pergolakan seismik karena lokasinya di 'Cincin Api' Pasifik," tulis SCMP.

Sedangkan DW yang berbasis di Jerman mengutip dari Reuters dan menuliskan letusan Sinabung pada Senin menjadi letusan kedua sejak Sabtu.

“Situasi di sekitar Gunung Sinabung sekarang sangat gelap,” kata Gilbert Sembiring, yang sedang mengunjungi seorang teman di dekat gunung tersebut saat letusan Senin terjadi.

"Itu lebih besar dari letusan beberapa hari lalu," kata dia lagi.

Media yang dibentuk sejak 1953 itu menulis, Gunung Sinabung sudah tidak aktif selama berabad-abad hingga meletus lagi pada tahun 2010.

Sejak saat itu Gunung Sinabung aktif, terkadang meletus.

Letusan tahun 2014 menewaskan 16 orang, sementara tujuh orang tewas dalam letusan tahun 2016.

Puluhan ribu orang telah terpaksa meninggalkan rumah mereka di sekitar gunung berapi aktif selama beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Gunung Sinabung Erupsi, Ini Sejarah Letusannya dalam 5 Tahun Terakhir...

Media Inggris Express yang mengutip laporan kantor berita Xinhua menyebutkan letusan terjadi pada pukul 10.16 pagi waktu setempat.

Disebutkan erupsi Sinabung mencapai ketinggian kurang lebih 5 km di atas puncak, disertai dengan aliran piroklastik yang berkembang di salah satu sisinya.

Dampak erupsi

Sementara ABCnews menyebutkan dampak dari erupsi pasir dan abu yang jatuh menumpuk hingga 5 sentimeter di desa-desa yang sudah ditinggalkan di lereng gunung berapi, mengutip Armen Putra, seorang pejabat di pos pemantauan Sinabung di Pulau Sumatera.

Lebih jauh di Berastagi, kota tujuan wisata di provinsi Sumatera Utara, sekitar 20 kilometer dari kawah, pengendara menyalakan lampu depan di siang hari untuk melihat menembus abu.

Video dan foto di media sosial memperlihatkan orang-orang memakai masker saat berada di luar ruangan.

Tidak ada korban jiwa atau cedera akibat letusan tersebut, kata Pusat Mitigasi Bencana Vulkanologi dan Geologi Indonesia.

Penduduk desa disarankan untuk tinggal 5 kilometer dari mulut kawah dan harus waspada terhadap bahaya lahar, kata badan tersebut.

Perjalanan udara sejauh ini tidak terpengaruh oleh abu, kata Kementerian Perhubungan.

Baca juga: Sinabung Meletus, Bagaimana Status Gunungapi yang Lain?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Rizal Setyo Nugroho
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi