KOMPAS.com - Rusia menjadi negara pertama yang mendeklarasikan temuan vaksin virus corona, yang siap digunakan untuk ribuan warganya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa vaksin virus corona dari Rusia ini "efisien" dan membentuk "imunitas yang stabil".
Namun, para ilmuwan di dunia mengungkapkan perhatiannya soal kurangnya data yang dipublikasikan tentang seberapa aman dan seberapa baik vaksin ini bekerja.
Sejauh ini, berikut adalah sejumlah hal yang perlu diketahui soal vaksin yang diberi nama "Sputnik V" ini:
Pengembangan vaksin
Melansir The Moscow Times, Selasa (11/8/2020), vaksin ini dikembangkan oleh Institut Penelitian Gamaleya di Moskow, yang berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF).
RDIF dan partnernya telah melakukan investasi sebanyak 4 miliar rubel atau sekitar Rp 800 miliar.
Vaksin ini diketahui telah menjalani dua fase uji coba pada Juni dan Juli. Uji coba pertama melibatkan 38 relawan sipil dan 28 relawan militer.
Baca juga: Vaksin Corona Rusia Siap Diimunisasikan, Ilmuwan Ragukan Keamanannya
Sementara, uji coba yang kedua melibatkan 100 orang.
Uji coba ketiga, yang akan melibatkan ribuan peserta akan segera dimulai. Tahap ini akan dilaksanakan di sejumlah negara termasuk Arab Saudi, Uni Arab Emirat, dan Filipina.
Namun demikian, berdasarkan tinjauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada daftar 31 Juli, vaksin ini masih berada pada Fase 1.
Cara kerja dan keamanan
Vaksin ini disebut sebagai vaksin vektor virus, yang berarti menggunakan virus lain untuk mengirimkan sebagian kecil patogen dan menstimulasi respons kekebaran.
Adapun isi vaksin adalah larutan injeksi berdasarkan adenovirus, flu biasa.
CanSino China juga tengah mengembangkan teknologi serupa dengan prototip vaksin virus corona miliknya.
Pengembang menyebut Sputnik V aman untuk digunakan. Pada hari Selasa (11/8/2020), Putin juga mengatakan bahwa vaksin ini "cukup efektif" dan "memberi imunitas yang berkelanjutan".
Akan tetapi, para ilmuwan memberi perhatian pada kecepatan pengembangan vaksin yang diduga memotong proses yang seharusnya dilakukan karena tekanan otoritas.
Ahli virus Rusia juga telah memperingatkan bahwa vaksin ini dapat berbahaya bagi mereka yang memiliki antibodi terhadap virus.
Minggu lalu, WHO pun mendesak Rusia untuk mengikuti pedoman yang telah ditetapkan dan menjalankan seluruh tahapan yang dibutuhkan untuk mengembangkan vaksin yang aman.
Baca juga: Ciptakan Vaksin Corona, Rusia juga Luncurkan Situs Resmi Vaksin Sputnik V
Waktu ketersediaan
Berdasarkan keterangan di laman Kementerian Kesehatan Rusia, vaksin akan mulai dapat tersebar ke masyarakat sipil pada 1 Januari 2021.
Deputi Perdana Menteri, Tatyana Golikova mengatakan, pihak berwenang berharap bahwa vaksinasi tenaga kesehatan dapat dimulai pada akhir Agustus atau awal September mendatang.
Meskipun pengujian belum selesai, melansir Global News, Selasa (11/8/2020), puluhan ribu relawan akan mendapatkan vaksin ini sesegera mungkin.
Kepala RDIF Dmitriyev menyebut bahwa kampanye vaksinasi massal akan dimulai di antara relawan pada Oktober, satu bulan setelah produksi industrial diperkirakan akan diluncurkan.
Menurut Dmitriyev, 20 negara telah memesan lebih dari 1 juta dosis vaksin virus corona dari Rusia ini.
Baca juga: 20 Juta Orang Terinfeksi, Ini Update 6 Kandidat Vaksin Corona di Dunia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.