Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS/MATTHEW CHILDS
Para pengunjung saling dorong saat memasuki Nike Town yang dibuka lagi usai lockdown, Senin (15/6/2020). Toko ini berlokasi di Oxford Street, London, Inggris.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Perekonomian Inggris mengalami penyusutan 20,4 persen dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini.

Hal ini mendorong negara itu jatuh ke dalam jurang resesi teknis pertamanya, sejak 2009 silam.

Kanselir Rishi Sunak mengatakan, pemerintah kini sedang bergulat dengan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan penuh ketidakpastian.

Sementara kanselir bayangan Anneliese Dodds menyalahkan Perdana Menteri Boris Johnson atas skala penurunan ekonomi ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Saat Ratusan Orang Meninggal karena Salah Informasi Covid-19...

Adakah tanda-tanda akan membaik?

Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan, ekonomi telah bangkit kembali pada Juni 2020 karena penguncian mulai dilonggarkan.

Pada skala bulan ke bulan, ekonomi tumbuh sebesar 8,7 persen pada Juni 2020, setelah pertumbuhan 1,8 persen pada Mei 2020.

Namun, wakil ahli statistik nasional untuk statistik ekonomi Jonathan Athow mengatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) Juni masih berada di bawah level Februari 2020.

"Meskipun demikian, produk domestik bruto (PDB) pada bulan Juni masih berada di urutan keenam di bawah levelnya pada bulan Februari, sebelum virus menyerang," kata dia.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi

Sektor yang paling menderita

ONS menyebutkan, jatuhnya output didorong oleh penutupan toko-toko, hotel, restoran, sekolah, dan bengkel mobil.

Sektor jasa yang menggerakkan empat perlima ekonomi mengalami penurunan kuartalan terbesar dalam catatan.

Penutupan pabrik juga mengakibatkan produksi mobil paling lambat sejak 1954.

Sementara penurunan ekonomi terkonsentrasi pada April 2020, saat negara itu berada dalam puncak penguncian.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak, dan Penyebabnya...

Apa yang dilakukan pemerintah?

Angka pekerja resmi yang dirilis pada Selasa (11/8/2020) menunjukkan adanya penurunan 220.000 orang antara April dan Juni.

Kendati demikian, Sunak tak ragu untuk mengakhiri skema subsidi pekerjaan yang akan berakhir setelah Oktober 2020.

"Saya pikir kebanyakan orang akan setuju bahwa itu bukan sesuatu yang berkelanjutan tanpa batas," papar Sunak.

Menurutnya, pemerintah tak boleh berpura-pura bahwa semua orang bisa dan akan kembali ke pekerjaan yang mereka miliki.

Ia juga akan memberikan dukungannya dalam menciptakan lapangan kerja di daerah baru.

Baca juga: Berikut 6 Lowongan Kerja yang Dibuka untuk Lulusan SMA/SMK

Bagaimana sektor bisnis merespons?

Pendiri perusahaan pakaian JoJo Maman Bebe, Laura Tenison mengatakan, kinerja perdagangan tokonya menunjukkan variasi yang sangat besar.

"Di beberapa tempat, seperti York, Windsor, Reading, Norwich, pusat London, benar-benar mengerikan, sangat mengerikan," kata dia.

"Maksud saya, kadang-kadang kami tidak mendapatkan uang sama sekali. Tapi di beberapa toko kecil, sebenarnya lebih baik dari yang kami perkirakan," sambung dia.

Menurut dia, resesi kali ini merupakan yang ketiga kalinya sejak bisnis itu berdiri pada 1993.

Tenison mengaku harus menutup beberapa area bisnisnya karena virus corona, seperti di Amerika Serikat.

Baca juga: Resesi Ekonomi, Mengenal Apa Itu IMF, dan Perannya dalam Perekonomian Global...

Kondisi Inggris di antara negara lain

Menurut perkiraan awal, penyusutan ekonomi yang dialami Inggris termasuk salah satu yang terbesar di antara negara-negara maju.

Meski tak seburuk Spanyol (22,7 persen), tapi penurunan itu sekitar dua kali ipat ukuran kontraksi di Jerman dan AS.

Kanselir mengatakan, kinerja ekonomi Inggris lebih buruk daripada rekan-rekan Uni Eropa-nya karena difokuskan pada layanan, perhotelan, dan belanja konsumen.

Baca juga: Saat Eropa Tengah Berjuang Hadapi Badai Pandemi Corona...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Menengal Apa itu Resesi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi