Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritas China Klaim Temukan Virus Corona pada Sayap Ayam Impor dari Brazil

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi sayap ayam
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pihak berwenang di Kota Shenzhen, China bagian selatan, mengungkapkan bahwa mereka menemukan virus corona pada sayap ayam yang diimpor dari Brazil.

Temuan ini diumumkan pada Kamis (13/8/2020).

Virus corona disebut telah terdeteksi pada sampel permukaan yang diambil dari sekumpulan sayap ayam selama pemeriksaan makanan beku impor pada Rabu (12/8/2020).

Mengutip CNN, Kamis (13/8/2020), otoritas kesehatan Shenzen segera melacak dan menguji orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan produk ayam tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka juga menguji produk makanan yang disimpan di dekat bahan yang tercemar virus. Semua hasilnya dinyatakan negatif.

Pihak berwenang kini tengah melacak produk terkait dari merek serupa yang telah dijual, dan telah mendisinfeksi area penyimpanan sayap ayam yang diduga terkontaminasi Covid-19.

Penemuan di Shenzen itu terjadi sehari setelah jejak virus corona penyebab Covid-19 ada pada kemasan udang beku asal Ekuador.

Sejak Juli 2020, ada tujuh kasus di mana virus terdeteksi pada kemasan produk makanan laut impor di seluruh China.

Insiden ini memicu kekhawatiran terhadap keamanan pangan impor.

Otoritas kesehatan China telah berulang kali memberi tahu publik agar berhati-hati dalam membeli daging dan makanan laut impor.

Baca juga: Soal Vaksin Virus Corona Rusia, Berikut Fakta yang Diketahui Sejauh Ini

Tidak ada bukti penularan lewat makanan

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS menyatakan bahwa kemungkinan tertular virus melalui makanan, rendah.

WHO menjelaskan, sangat tidak mungkin seseorang dapat terinfeksi Covid-19 dari makanan atau kemasan makanan.

Menurut CDC, risiko infeksi virus dari produk makanan, kemasan makanan, atau wadah makanan dianggap sangat rendah.

Kedua organisasi tersebut menunjukkan bahwa virus corona menyebar sebagian besar dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.

Penularan dapat terjadi jika orang menyentuh permukaan atau benda termasuk makanan yang mengandung virus lalu kemudian orang tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata.

"Tidak ada bukti sampai saat ini virus yang menyebabkan penyakit pernafasan ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan. Virus corona tidak dapat berkembang biak dalam makanan; mereka membutuhkan hewan atau manusia untuk berkembang biak," demikian pernyataan WHO.

Baca juga: Bagaimana Catatan Penanganan Virus Corona di Bawah Komite Covid-19?

Seorang ahli pengobatan pernapasan di Chinese University of Hong Kong, David Hui Shu-cheong mengatakan, produk makanan impor di China yang dinyatakan mengandung Covid-19 hampir pasti telah terkontaminasi selama pengemasan.

Tetapi, dia mengatakan, virus yang ada pada makanan impor akan menular, tes asam nukleat dapat mendeteksi RNA dari virus yang mati.

Sisa-sisa virus tersebut diketahui telah menimbulkan hasil false positive pada pasien yang sudah sembuh dari virus corona.

Mengutip Reuters, Kamis (13/8/2020), Kantor Pusat Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Shenzhen, menyebutkan, masyarakat perlu mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko infeksi dari daging dan makanan laut impor.

Selain menyaring semua wadah daging dan makanan laut yang masuk ke pelabuhan utama dalam beberapa bulan terakhir, China telah menangguhkan beberapa impor daging dari berbagai negara, termasuk Brazil.

Kelompok pertama kasus Covid-19 terkait dengan pasar makanan laut Huanan di Kota Wuhan.

Studi awal menunjukkan, virus itu berasal dari produk hewani yang dijual di pasar tersebut.

Li Fengqin, Kepala Laboratorium Mikrobiologi di Pusat Pengkajian Risiko Keamanan Pangan Nasional China, mengatakan, kemungkinan makanan beku yang terkontaminasi menyebabkan infeksi baru tidak bisa dikesampingkan.

Virus bisa bertahan hingga dua tahun pada suhu minus 20 derajat Celcius.

Namun, para ilmuwan mengungkapkan, sejauh ini belum ada bukti kuat virus corona bisa menyebar melalui makanan beku.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 13 Agustus: 20,7 Juta Orang Terinfeksi | Lockdown di Selandia Baru

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Baru Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi